29

8.2K 334 2
                                    

Lo nggak sendirian

Nada

Pagi ini gue berangkat sendiri nggak bareng Della, gue sengaja berangkat naik angkot. Gue turun dari angkot masuk ke halaman sekolah.

Gue dengan santainya, jujur aja nih ya sebenernya ini udah jam masuk. Biarin gue bolos sendiri aja, gue yang seharusnya lurus belok ke kanan.

Tapi gue nggak jadi, gara gara gue papasan sama dia.

❣❣❣

Sean

Gue yang lagi keliling liat dia, nggak tau kemana yang pastinya bukan kearah kelas. Dia langsung gelagapan begitu liat gue, gue langsung samperin.

" Lo mau kemana?" Tanya gue, Nada cuman nyengir. Gue liat dia nggak pake dasi.

" Dasi lo mana?"

Nada garuk garuk kepalanya " Dasi gue ilang Se."

Gue narik nafas panjang, ini udah kesekian kalinya dia nggak pake atribut lengkap. Nggak kapok kapok ya dihukum terus.

" Ikut gue." Nada ngangguk pasrah

Gue nyuruh dia nyapu halaman belakang sekolah yang nggak gede gede amat, awalnya dia nolak tapi akhirnya tetep mau juga.

Udah sekitar tiga puluh menit dia nyapu dan hampir seluruh halaman jadi bersih. Nggak lama dia bener bener selesai, dia langsung neduh duduk dibawah pohon disebelah gue.

" Boleh minum nggak?" Tanyanya dengan nafas yang masih ngos ngosan. Gue cuman ngangguk.

Dia ngambil botol air didalam tasnya dan menegukknya sampai setengah.

" Tadi mau bolos?" Tanya gue.

" Tadinya sih gitu, tapi keburu ketauan sama lo nggak jadi deh." Jawabnya tanpa sungkan.

" Sampai kapan lo kayak gini?" Pertanyaan yang sejak dulu pingin gue tanyakan keluar sekarang. Gue pingin tau apa jawaban dia.

" Sampai bosen lah." Jawabnya dengan senyuman. Respon yang meleset dari dugaan gue.

" Kapan lo bosen?" Tanya gue.

Dia ngangkat bahu " Nggak tau, tapi dengan begini gue tau satu hal. Ngelakuin hal baik itu perlu usaha, contoh kecilnya aja pake dasi. Kita harus masang dasi sebagus dan serapi mungkin, kalo gagal ya ulang. Dapet pelarajaran dari kesalahan yang disengaja lucu ya?"

Gue nggak tau kalo dia bakal berpikir sejauh itu, hanya nggak pake dasi aja dia dapet pelajaran yang entah bagaimana muncul dalam otaknya.

" Sean." Panggilnya. " Lo ngecium sesuatu nggak?" tanyanya, gue geleng.

" Ini coba cium, ini bau asep rokok tau." Jawabnya " Kita cari yuk." Belum sempet gue jawab apa apa, dia keburu ngambil tasnya dan narik tangan gue.

Entah kemana dia mau bawa gue, yang pasti dia bawa gue semakin ke belakang.

" Sean liat." Gue noleh ke arah yang dua tunjuk.

Ice prince vs bad girls ( Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang