53

6.4K 306 14
                                    

Tak lagi sendiri

❣❣❣

Rendy

Gue baru aja dateng ke dalam ke rumah, tadi setelah Keyra pergi gue ke mini market.  Mobil bokap udah ada digarasi. Artinya mereka baru aja pulang dan entah kenapa perasaan gue nggak nyaman. Gue rasa bakal terjadi sesuatu.

Gue baru tutup pintu setelah masuk ke dalam rumah. Tiba tiba aja sebuah piala dilempar ke kaki gue, gue natap lurus. Di depan gue ada bokap yang lagi natap gue tajam.

" Apa apan itu Ren?" Tanya bokap tajam. Gue nunduk natap piala yang udah hancur. Piala bertuliskan ' juara 3 olimpiade fisika' gue tau dia bakal tau dan hal ini bakal lebih buruk.

" Kamu menyembunyikan dari aku, ayah kamu sendiri?" Tanya bokap nggak percaya " Kamu kalah dalam bidang yang sudah kamu kuasai. Bukankah itu memalukan? Apa saja yang kamu lakukan selama ini?"

Gue nunduk " Maaf, aku sudah berusaha pa. Saat itu aku sakit, konsentrasiku langsung berantakan." Jawab gue pelan. " Sakit kamu bilang?! Alasan sampah!!" Bokap mulai bentak.

" Tapi pa, itu kenyataanya." Gue berusaha meyakinkan bokap, walaupun gue tau itu nggak ngaruh.

Plak

Gue tau kok tangan bokap ringan, bahkan terlalu ringan. " Selalu saja alasan, apa didikan ku tidak mempan atau justru kurang?" Gue cuman diem " Buat dirimu berguna dengan membanggakan keluarga ini." Bokap narik nafas panjang. " Sekarang jawab ada yang salah?" Gue cuman geleng

Plak

Dua kali. " Kenapa tidak menjawab? Kalo tidak seharusnya kamu tidak pernah diposisi sekarang kan?" Tanya bokap lagi  " Hah? Apa ada yang salah? Coba jelaskan." Minta bokap, gue lagi lagi cuman bisa diem. " Kok kamu diem? JAWAB!!!"

Plak

Tiga kali " Jelaskan dimana salahnya? Kamu menyembunyikan ini dari ku. Ini adalah lomba tahun lalu, kamu sudah menyembunyikannya lama. Kalo saja aku tidak datang ke kamar mu, aku tidak akan tau ini iya kan?" Tanya bokap dengan suara bergetar menahan marah. " Maaf aku salah." Gue coba buka suara.

" Apa hanya itu yang bisa kamu katakan? Aku sudah berusaha keras supaya kamu berpreatasi dalam keluarga, mendidik mu bukanlah hal yang mudah dan sekarang kamu berbuat kesalahan." Bokap pengusap wajah gusar " Tapi aku nggak minta papa melakukan hal yang sulit." Gue juga manusia biasa yang kapan saja bisa kehabisan kesabaran.

Papa natap gue tajam " Apa katamu?" Tangan gue mengepal, gue coba mengumpulkan keberanian yang cukup. " Papa sadar nggak? Papa udah mendidikku untuk sempurna sampai papa lupa aku juga manusia seperti biasa, aku punya kekurangan pa."

" Kekurangan? Jangan bercanda? Bukanya kekuranganmu sudah tertutup rapat sejak dulu?." Gue geleng pelan " Kekuranganku takkan pernah tertutup sampai kapanpun pa. Jadi tolong ngerti."

Plak

Empat kali " Sudah cukup aku mengerti ke kuranganmu ya? Sekarang mari kita tutupi kekuranganmu itu dan kita lihat saja apa masih ada atau tidak?"

Empat kali tangan bokap mendarat dipipi gue. Pipi gue panas dan gue jamin sekarang merah, ujung bibir gue juga pastinya berdarah. Tapi jangan kira ini sudah selesai, nggak ini bahkan belum dimulai.

Ice prince vs bad girls ( Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang