37

7.3K 283 5
                                    

Terbuka perlahan

❣❣❣

Nada

Istirahat kedua gue pisah dari Keyra sama Della, gue mau ke mobil Della dulu ngambil powerbangk. Selesai ngambil gue jalan ke kantin.

Tapi ada sesuatu yang bikin gue nggak jadi ke kantin. Gue lewat taman belakang sekolah yang rada sepi biar cepet, tapi gue lihat dia. Sean

Duduk sendiri di taman, terus nunduk. Bahkan orang orang yang lewat didepan dia cuman ngeliatin aneh. Nggak ada yang berani nyamperin apa lagi tanya, ada yang salah ya? Dia kayak bukan Sean yang gue kenal.

Gue coba nyamperin dia " Sean." Gue nunduk liat mukanya. Kacau, kata pertama yang keluar buat menilai keadaanya waktu itu.

Sean dongak, ada tatapan kaget di matanya.

" Sean lo kenapa?" Tanya gue khawatir.

Gue kaget liat kondisinya sekarang, mungkin penampilanya sekarang bisa dibilang biasa aja. Seragam tetap rapi,rambut juga, tapi saat gue natap dia. Kesedihan, amarah, dan putus asa.

Gue nggak tau kenapa gue bisa mikir kesana, tapi itu yang muncul di otak gue saat gue ngeliat matanya. Nggak ada lagi tatapan yang mempesona, nggak ada lagi tatapan jernih, yang ada hanya tatapan luka.

❣❣❣

Sean

" Turuti semuanya jangan melawan."

Pesan ancaman itu yang gue dapet, untuk kesekian kalinya. Pesan dari orang yang ada sangkut pautnya dalam hidup gue. Gue beranikan diri buat balas pesanya.

Me
"Tolong berhentin ganggu hidup saya."

Kata yang seharusnya nggak pantas gue ketik untuk orang yang usianya jauh diatas gue, tapi gue orang biasa yang punya batas kesabaran.

" Turutin semuanya, maka akan beres."

Balasan gue terima

Me
" Maaf saya tetap tidak bisa melakukanya, itu masih milik ibu tiri saya. Saya tidak berani menyentuhnya."

" Soal itu gampang, kita temui pengacara, lalu perusahaan akan jadi milik kamu."

Me
" Tidak segampang itu, lagi pula saya benar benar tidak berani."

" Cukup membantahnya, turuti saja. Apa susahnya? "

Me
" Maaf, sekali tidak ya tidak. Dan jangan pernah lagi mengganggu hidup saya."

" Tidak semudah itu. Jika ini mau mu maka terimalah resikonya."

Gue nggak bales lagi pesanya, kata kata gue habis. Gue harus bilang apa? Susah banget dibilangin, dan selalu pake ancaman. Sekarang gue harus apa?

Gue udah janji buat ngelakuin yang terbaik, tapi selalu aja ada halangan. Kenapa sih harus pergi secepet itu? Gue nggak bisa ngelakuin semuanya sendiri.

Ice prince vs bad girls ( Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang