Erza

3.1K 167 8
                                    

Sekarang udah giliran gue aja tapi gue nggak tau mesti cerita soal apa. Mungkin soal dia kali ya, cewek yang kadang buat gue jengkel.

" ABEL!!!!." Teriak gue kesel, dia langsung noleh. " Apa sih?" Tanyanya dengan wajah kaget. " Mana buku gue? Lo kemarinkan pinjem katanya mau balikkin." Tanya gue sambil jalan ke mejanya. " Oh iya lupa." Jawabnya santai. " Lo itu, ah. Sekarangkan pelajarannya, lo mau gue dihukum." Kata gue kesel.

" Alah, dihukum doang kali. Nggak sampek dikeluarin dari sekolah." Jawabnya sembarangan, belum selesai gue ngomelin nih orang. Guru udah masuk aja, dan gue semakin tegang. Pasti gue dihukum, kurang asem tuh anak. Tau gitu nggak gue kasih pinjem, awas aja.

" Ayo langsung kita mulai pelajarannya, oh iya ada yang nggak bawa buku?" Mampus gue. " Ada bu, Erza." Lah iblis, tuh cewek ngapain laporan? " Gara gara lo tau." Kata gue geram. " Kok bisa kamu salahkan Abel?"

" Buku saya dibawa dia bu, nggak dikembalikan sama dia." Jelas gue. " Ya sudah kalian berdua hormat ke benderan sampek jam kedua ya." Jelas guru gue, nggak papalah. Yang penting tuh cewek dihukum juga.

" Kok saya juga?" Protes Abel. " Alah, nggak usah protes. Dihukum doang, nggak dikeluarin dari sekolah juga." Jawab gue sambil jalan santai keluar kelas.

Ditengah lapangan kita berdua hormat, panas? Jangan tanya, berasa kebakar badan gue. " Ih kok panas sih, ini mataharinya caper nih. Awannya kemana sih? Tutupin napa. Ya ampun kulit gue makin hitem aja." Ya elah berisik banget dah.

" Lo bisa diem nggak, nggak lo doang yang panas." Jawab gue. Tiba tiba dia pindah posisi, yang awalnya di kanan gue pindah kesebelah kiri gue agak belakang dikit. " Lah kan enak." Katanya sambil senyum, dia malah neduh dibayangan gue. Gue sengaja geser.

Bugh

Kaki gue ditendang dong dari belakang. " Sakit tolol, kasar banget jadi cewek." Protes gue. " Mangkanya diem." Jawabnya sambil melotot. Kita lama lama jadi pusat perhatian, bukan kita tapi gue. Ini pertama kalinya gue dihukum kayak kini. " Loh Kak Erza tumben dihukum?" Tanya adek kelas yang kebetulan lewat.

" Ada lah gara gara iblis." Jawab gue sambil ngelirik Abel. Dia langsung pergi, beberapa yang lewat ada yang nyapa gue. Ngasih semangat, tanpa sadar kayaknya gue lumayan populer nih.

" Lo kok bayak yang nyapa sih?" Tanya Abel. " Soalnya gue termasuk cogan." Jawab gue sambil tersemyum lebar. " Gaya lo, sok sok an jadi cogan." Cibir Abel. " Tanya aja." Gue noleh kesana kesini cari seseorang, nggak lama ada adek kelas lewat. " Eh lo!" Panggil gue.

Dia sama temennya nyamperin gue. " Gue ganteng nggak." Mereka berdua ngangguk sambil malu malu. " Oh ya udah thanks ya." Mereka langsung aja pergi, gue senyum ke Abel. " Apaan sih? Biasa aja tuh. Mereka aja yang rabun ngira lo ganteng."

" Kalo mereka rabun, lo apa katarak?" Ejek gue sambil ketawa. Abel langsung mukulin gue " Eh apaan sih? Cuman gitu doang aja kesel." Jawab gue. " Ya iyalah kesel, lo coba aja dikatain kesel apa nggak?" Tanya Abel kesel. " Nggak, soalnya gue nggak pernah dikatain." Jawab gue telak. " Lo kok nyebelin sih."

" Lo ngeselin." Kata gue nggak mau kalah. " Inget ya kata kata, lo itu sama sekali nggak ganteng. Lo itu jelek banget, dimata gue lo itu jelek." Kata Abel dengan keselnya, gue meringis. " Ya bagus deh. Gue juga ogah lo katain gue ganteng. Ngga level." Jawab gue sambil pergi, hukuman gue udah selesai. " AWAS LO YA, GUE NGGAK BAKAL SUKA SAMA LO!!!!" Tuh orang teriak nggak jelas.

Jam istirahat gue ke lapangan basket sama Ersya. Berdua doang main basket, dari pada nggak ngapa ngapain. Pas Ersya mau dribel bola malah lepas dari tanganya, bolanya malah ke arah seseorang. Abel

" Eh Abel, tolong dong bolanya." Minta Ersya. " Suruh tuh cowok jelek minta maaf dulu." Teriak Abel, Ersya ngeliatin gue. " Ogah amat, emang lo cantik." Jawab gue nggak kalah sewot. " Kurang ajar lo." Teriak Abel kesel. Dia lari ke arah gue, gue langsung lari ke belakang Ersya.

Ice prince vs bad girls ( Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang