Tirai Ketiga Puluh Tujuh

1.8K 181 66
                                    

Pada doa yang tak sempat tersurat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada doa yang tak sempat tersurat. Serta harap yang belum tercatat. Izinkan aku mencintaimu dengan sangat. Berharap Tuhan mengabulkan keinginan yang kuat. Agar kita dipertemukan dalam satu akad.
---Singto---
















***Di Balik Tirai Pengantin















Krist tengah sibuk merapikan barang-barang yang ada di dalam lemari kamar. Hari ini jadwal dia libur bekerja. Jadi, sedari pagi dirinya merasa bosan mau melakukan apa. Daripada tidak ada kerjaan sama sekali, lebih baik dirinya bersih-bersih saja. Hitung-hitung sekalian olahraga karena dari tiga hari yang lalu, Krist merasa kalau berat tubuhnya mengalami kenaikan yang signifikan. Ini tidak baik. Ia tidak mau gemuk, tapi yang jadi masalahnya adalah pria itu tidak mau olahraga. Lari pagi saja dilakukannya jika sedang terlambat pergi ke toko. Bahkan di hari libur, pria itu malah asyik duduk santai sembari memakan cemilan yang pastinya bisa bikin gemuk.

“Kamu itu nggak gemuk, Bee. Tapi semok. Montok. Seriusan. Dengan muka manis kayak gitu, badan kamu yang sekarang sudah jadi bentuk standar dalam mencari pasangan yang ideal.” Jawab Singto ketika Krist iseng-iseng berhadiah bertanya kepada pria itu perihal kekhawatirannya akan berat badan.

“Apalagi....” Singto kembali mengeluarkan pendapatnya. Kali ini pria itu semakin mendekat ke arah Krist dan memajukan bibirnya tepat di telinga kanan pria itu. “Bagian bokong kamu, Bee. Seksi parah. Kamu nggak tahu apa banyak orang di luaran sana yang suka merhatiin bokong kamu yang montok ini? Makanya aku sering nyuruh kamu buat pake kemeja atau jaket gitu yang dililitkan ke pinggang kamu, supaya aset berharga milik Singto Prachaya Ruangroj ini terjaga dari noda-noda liar di luaran sana.”

“Dasar mesum!”

Oke, kembali lagi ke pagi yang cerah ini. Krist membuka satu demi satu barang-barang yang ada dalam lemari yang ukurannya memenuhi ruangan tersebut. Kamarnya dan Singto memang memiliki sebuah ruangan khusus untuk menyimpan pakaian dan aksesoris fashion lainnya. Semuanya dibagi dua dalam ruangan tersebut. Di sebelah kanan adalah barang-barang Krist, dan di sebelah kiri adalah barang milik Singto. Ya, walaupun tak jarang Singto sering membuka lemarinya dan mengambil celana dalamnya. Pria itu berdalih jika dia salah buka lemari, lengkap dengan cengiran yang Krist tahu jika itu dusta. Makanya sekarang Krist sengaja memasang kunci khusus di lemari miliknya agar Singto tidak kembali berulah yang tidak-tidak.

Saat membuka lemari Singto yang berisikan dasi dan jam tangan pria itu. Krist menemukan ransel besar berwarna hijau toska yang sedikit kumal di sudut sebelah kiri lemari. Krist yang memang suka kebersihan, sedikit geli melihat ada barang yang membuat matanya iritasi. Pria itu langsung mengambil tas tersebut lalu memisahkannya dengan barang-barang yang lain.
Usai merapikan semua lemari, Krist kembali ke dalam kamarnya dan mendapati Singto yang duduk santai di kursi menghadap jendela. Kaos tanpa lengan yang pria itu pakai tampak luar biasa basah, menandakan jika pria itu baru saja selesai berolahraga. Memang sudah jadi rutinitas Singto untuk berolahraga di pagi hari sebelum pria itu berangkat bekerja.

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang