Tirai Ketujuh Puluh Lima

1.3K 166 175
                                    

Keinginanku sederhana:Menikmati sisa hidup denganmu berdua,Hingga maut memisahkan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keinginanku sederhana:
Menikmati sisa hidup denganmu berdua,
Hingga maut memisahkan kita.
---Singto---























***Di Balik Tirai Pengantin***























Sebuah keputusan dilandasi tanda tanya besar bagi Oaujun untuk membalik arah perjalanan dan memilih menyusul Fiat ke rumah sakit tempatnya bekerja. Pria itu tadi menangis dengan suara yang tertahan. Dan sialnya, Oaujun yang ingin segera sampai masih harus disibukkan dengan macet di jalanan. Hatinya benar-benar gusar sekarang ini, perihal apa yang terjadi pada pasangan hidupnya itu.

Kenapa baru saja Oaujun ingin membahagiakan Fiat, memberikannya kejutan tapi malah terancam gagal? Seakan semesta masih enggan untuk mendukungnya dalam membangun mahligai yang sesungguhnya bersama pria itu. Terkadang, memang untuk mencapai sesuatu itu perlu perjuangan yang sangat berat.

Oaujun fokus pada jalanan, mengendarai mobilnya sedikit demi sedikit karena jalanan yang dipenuhi oleh deretan kendaraan. Rasa khawatir itu semakin mendera hatinya, membelenggu deretan emosi yang terpacu pada satu tujuannya. Oaujun kembali melirik jam di tangannya. Jarum pendek menunjuk pada angka sebelas, sedangkan jarum panjangnya berada di angka satu. Sudah setengah jam dirinya terjebak macet di tempat yang sama.

Matanya lalu melirik ke buket bunga yang teronggok di sampingnya. Bibir Oaujun melengkung ke bawah dengan pandangan sedih, “Jangan layu dulu! Kubakar nanti kalau kamu sampai layu sebelum bertemu dengan pasanganku!” ancamnya, seolah menganggap jika buket bunga itu bisa mendengar perkataannya barusan.

Sesampainya di rumah sakit, Oaujun segera menyusuri deretan ruangan di sepanjang lorong. Matanya sibuk menyisir setiap ruangan yang ada, untuk mencari keberadaan Fiat. Ia lalu bernapas lega ketika menemukan pria itu duduk menelungkup di kursi tunggu sebuah ruangan persis di ujung lorong.

Mata Oaujun kembali menyipit, bukan karena aneh melihat Fiat di sana, melainkan beberapa orang yang ia kenal ada di samping pria itu. Mulai dari Papa dan kakak Krist, hingga Off juga ada di sana.

Fiat mengangkat wajahnya saat merasakan ada seseorang yang berdiri di hadapannya, ekspresinya yang semula sedih langsung berganti dengan senyuman lega saat melihat sosok Oaujun yang memandangnya dengan raut wajah khawatir.

“Fiat...”

Fiat menyahut panggilan itu dengan dehaman pelan. Ia masih diam dan membiarkan Oaujun duduk di sebelahnya. Off berdiri tak jauh dari mereka. Tangannya sibuk menekan deretan nomor di layar ponsel lalu menempelkan ponsel tersebut ke telinganya, sementara Knott berjalan mondar-mandir di depan pintu ruangan operasi lengkap dengan ekspresi cemas yang menghiasi wajahnya.

Are you okay?”

Fiat mengangguk pelan, ia lantas tersenyum tipis walau matanya masih menyisakan air mata. “Aku yakin P’ Krist akan baik-baik saja. Dia adalah pria paling tegar dan tangguh yang pernah aku kenal. Aku yakin, nanti setelah dia sadar, pria itu akan kembali merengek untuk segera keluar dari rumah sakit. Dia kan tidak pernah tahan dengan bau obat.”

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang