Tirai Pertama

6.6K 494 51
                                    

"Apa kabar?"Adalah dua kata yang mewakili berjuta kerinduan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kabar?"
Adalah dua kata yang mewakili berjuta kerinduan. Hanya biasanya, banyak yang cuma bisa mengetik, tanpa berani mengirimkannya pada seseorang.
---Singto---
















***Di Balik Tirai Pengantin***
















Cahaya pagi langsung menembus sempurna awan sehingga begitu hangat ketika menapaki bumi. Krist berjalan-jalan di sekitar rumahnya dengan kamera di tangan. Kamera yang ia beli dengan hasil menabung dari pekerjaannya di toko bunga. Pria itu kemudian mengarahkan kameranya ke depan wajah dan menekan tombol hingga kameranya berbunyi klik. Keindahan pantai Phuket terangkum dalam gambar yang ia ambil. Sesekali angin pantai mengibas-ngibas pelan rambut hitam kelamnya.

Birunya air laut sungguh memanjakan mata, kapal-kapal kecil memenuhi bibir pantai dan sebagian sudah membentangkan layar. Menerjang ombak dengan bantuan angin untuk meraup rezeki. Setiap sudut pantai tak luput dari bidikan kamera Krist.

Klik!

Krist sekali lagi melakukan bidikannya. Kali ini yang menjadi objek adalah pasangan muda yang duduk santai sambil menikmati cahaya pagi.

Pantai Phuket memang sedang sepi karena bukan masa libur sekolah. Ya, walaupun belum dikatakan sepi benar karena nyatanya masih banyak pengunjung yang datang. Namun jika dibandingkan dengan masa libur atau perayaan khusus, maka ini tidaklah mencapai setengahnya.

Krist menarik napas panjang, membiarkan udara asin itu menyapa hidungnya. Perahu layar berwarna putih dengan corak garis biru perlahan membentangkan layarnya dan meluncur di atas air. Dan Krist mengangkat kameranya sekali lagi untuk menangkap moment itu.

“Apa yang sebenarnya kamu lakukan?”

Krist berputar, mencari asal suara itu dan menatap mata setajam elang dengan rahang mengetat kuat. Ekspresi yang ditunjukan orang itu sangat luar biasa kesal, itu yang bisa Krist tangkap. Eh, salah. Pria itu bukan kesal. Melainkan murka.

“Maaf?” Krist berucap lirih sambil menunjuk dirinya. memastikan jika ia adalah orang yang dimaksud si pria itu.

“Mengapa kalian tidak bisa meninggalkanku sendiri saja? Aku juga butuh privasi yang tidak ingin jadi konsumsi publik!” Pria dengan kulit sedikit gelap tapi luar biasa tampan itu bergetar marah dan Krist refleks mundur secara naluriah. Ia mengerutkan dahi dan mulai ikut-ikutan terpancing amarah oleh pria itu.

Ini orang maunya apa, sih? Datang tiba-tiba dan langsung marah-marah tidak jelas!

“Aku tidak menganggumu,” jawab Krist dengan nada dibawah satu oktaf tingginya dengan pria itu. Ia kembali mundur satu langkah. Daripada mencari masalah, Krist memilih berbalik dan menjauhi pria itu. Namun sayangnya, dia malah mengikuti dan Krist semakin panik.

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang