Tirai Kedelapan Puluh Delapan

1.6K 149 225
                                    

Jika dekat hanya akan menyakiti, maka lebih baik seperti ini:Berjarak namun saling mendoakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika dekat hanya akan menyakiti, maka lebih baik seperti ini:
Berjarak namun saling mendoakan.
Hingga kita siap-siap untuk memilih,
Akan memulai kembali atau usai dengan baik-baik.
---Krist---


























***Di Balik Tirai Pengantin***


























Off berdecak kesal saat lagi-lagi Singto menenggak alkohol. Dia sangat tahu apa yang menjadi beban sahabatnya itu. “Kalau kamu memang belum bisa melepaskan dia, seharusnya jangan kamu lepaskan.”

Mendengar itu, Singto mendengus malas. Kepalanya sudah terasa sangat berat, begitupun dengan Oaujun yang ikut menenggak alkohol di sampingnya. “Kamu tidak akan tahu bagaimana rasanya waktu melihat orang yang kamu cintai tengah kesakitan tepat di depan matamu sendiri.”

“Kamu pikir cuma kamu saja yang paling menderita di dunia ini? Sing, kamu juga tidak akan tahu bagaimana kehilangan anak yang sangat kamu harapkan malah harus pergi begitu saja menghadap Tuhan, tepat ketika dia sudah lahir.” Oaujun menyahuti perkataan Singto.

“Jangan....”

“Bisakah kalan berhenti bersikap sok dramatis begini?” Off mencibir. Dia sudah sangat lelah karena untuk kali kesekian, kedua sahabatnya itu mabuk setelah masing-masing menuruti permintaan dari pasangannya untuk bercerai sekitar satu minggu yang lalu.

Singto justru terkekeh diikuti Oaujun saat mendengar cibiran dari Off. “Off, tolong hubungin Krist, dong. Please.”

Off bergidik ngeri saat mendengar permintaan sahabatnya itu yang menurutnya tidak masuk akal. “Nggak mau. Kenapa juga aku harus menghubungi Krist? Kamu kan bisa menghubunginya sendiri.”

Senyum tipis berbalut ekspresi sedih yang begitu kentara langsung terukir di wajah Singto. Ingatannya lalu kembali ke beberapa hari yang lalu saat mencoba untuk menghubungi Krist.

“Bee...” panggil Singto ketika Krist mengangkat panggilannya. Ada botol alkohol yang isinya tinggal setengah tergenggam di tangan kirinya. “Tidakkah kamu merasa, bahwa aku mencintaimu?” tanyanya dengan nada frustasi. “Aku tidak percaya setelah apa yang kita lalui satu tahun lebih ini, kamu tidak merasakan bahwa aku begitu mencintaimu, Bee?”

Tidak ada sahutan apapun dari Krist. Singto tidak tahu apa yang kini tengah dirasakan oleh pasangannya itu, ralat mantan pasangan lebih tepatnya. Walaupun sidang perceraian akan dilaksanakan dua minggu lagi, tetap saja saat ini keduanya sudah tidak lagi berstatus sebagai pasangan yang sah. Singto sudah melayangkan surat cerai, dan pastinya Krist pun akan langsung menandatanganinya. Seperti apa yang pria itu inginkan, sedari delapan bulan yang lalu.

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang