Tirai Kelima Puluh Satu

1.5K 146 51
                                    

Karena sejatinya tidak ada yang sia-sia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena sejatinya tidak ada yang sia-sia. Bahkan kesalahan pun memberikan satu pengalaman yang berharga
---Singto---
























***Di Balik Tirai Pengantin***





















Singto masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai. Helaan napasnya terdengar sangat miris saat lagi-lagi mendapati kamar dalam keadaan kosong. Yah, sudah genap satu minggu sejak Krist meninggalkan rumah. Tidak hanya itu, semua akses komunikasi pria itu benar-benar ditutup. Sehingga membuat Singto kesulitan untuk mencari keberadaannya. Telepon tidak diangkat, chat dan pesan tidak dibalas, bahkan Krist sudah mengancam teman-temannya untuk menutup mulut jika Singto bertanya kepada mereka. Hendak meminta bantuan kepada orang tua Krist, Singto semakin meragu. Hubungan mereka saat ini masih renggang. Mama Krist mungkin akan bersikap baik kepadanya, hanya saja yang jadi sumber masalah justru dari kepala keluarga Sangpotirat. Hingga pertemuan keluarga tempo hari sampai detik ini juga, Papa Krist masih mengabaikannnya.

Sejujurnya, Singto khawatir. Sungguh. Ia tidak masalah jika Krist memarahi atau mengabaikan dirinya. Asalkan Singto bisa melihat keadaan pria itu. Hingga membuatnya yakin dan pasti jika keadaaan orang yang dicintainya tengah baik-baik saja atau tidak.

Baru saja Singto melepaskan jas kerjanya, deringan ponsel terdengar. Singto bergegas meraih ponselnya tersebut seraya berharap jika Krist lah yang menelepon. Sayang sekali, nama yang tampil pada layar ponsel justru membuatnya semakin merasa frustasi.

Aom.

Singto menghela napas lelah. Ponselnya kemudian kembali ia lemparkan secara asal-asalan ke atas nakas di sebelah tempat tidur. Membiarkan panggilan itu berbunyi lalu berhenti dengan sendirinya. Terhitung sudah lima kali ponselnya berdering, dan tak ada satupun yang Singto hiraukan. Mungkin dirinya terkesan sebagai pria jahat yang tidak bertanggung jawab. Tapi Singto memilih untuk tidak peduli. Karena yang menjadi prioritas utamanya adalah menemukan keberadaan orang yang ia cintai. Merengkuh kembali pasangan hidupnya itu tanpa melepaskan untuk kali kesekian.

Dengan langkah berat, Singto masuk ke kamar mandi. Waktu sudah menunjukkan jam sepuluh malam dan dia belum mandi, bahkan sedari tadi siang belum ada satu pun makanan yang menyentuh lambungnya.

Selesai mandi dan berganti pakaian, Singto berjalan ke dapur untuk mencari makanan apa saja yang bisa mengisi perutnya. Matanya kemudian melebar sempurna tatkala melihat sosok yang sangat dirindukannya sedang menyiapkan sesuatu.

Bee?”

Gerakan Krist terhenti saat mendengar namanya dipanggil. Tanpa ia berbalik pun sudah bisa ditebak siapa yang kini berdiri di belakangnya. Hanya ada dua orang penghuni di rumah ini. Bertambah dua orang lagi dari pagi sampai sore hari sebenarnya. Dan sekarang malam hari, siapa lagi kalau bukan Singto yang memanggilnya, apalagi dengan nama panggilan tidak biasa itu?

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang