Tirai Keenam Puluh

1.4K 156 78
                                    

Ada perasaan yang sebenarnya enggan berjiwa, namun semua hanya mengikuti kehendak yang kuasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada perasaan yang sebenarnya enggan berjiwa, namun semua hanya mengikuti kehendak yang kuasa.
---Krist---






















***Di Balik Tirai Pengantin***




















Pada dasarnya, hal utama yang menjadi pondasi dalam berumah tangga adalah kejujuran. Hal ini berarti mengindikasikan bahwa dalam hubungan rumah tangga, berbohong untuk alasan apapun tidak dibenarkan. Inilah yang menjadi nilai dasar dalam membangun sebuah hubungan. Lebih lanjut, kejujuran itu tibak bisa tawar-menawar, pasangan yang sudah berumah tangga diwajibkan untuk jujur satu sama lain. Hal ini penting sebab bisa saja, sebuah kebohongan dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berujung pada menyakiti hati pasangan.

Orang yang sudah menikah perlu namanya komunikasi, kemesraan, kecocokan, dan lain sebagainya. Hanya saja semua itu tidak akan ada gunanya, jika pasangan tidak bisa jujur satu sama lain. Misalnya saja, pasangan yang kelihatannya sangat cocok, memiliki hobi yang sama, sifatnya pun demikian, saling melengkapi, hingga kemudian ternyata mereka tidak bisa saling jujur. Lantas, apa gunanya itu semua? Kecocokan yang tadinya dibanggakan di awal hanya akan menjadi kecocokan semu, dan suatu hubungan tersebut bisa meledak kapan saja.

Banyak pasangan yang diawal menikah, satu sampai dua tahun, setelah melewati masa bulan madu, justru jadi sering cekcok. Padahal, saat bepacaran kelihatannya cocok-cocok saja. Ini bukan karena adanya campur tangan dari pihak manapun, tapi disebabkan saat mereka berpacaran, mereka tidak jujur terutama soal keburukannya. Secara umum, istilah yang sering digunakan adalah ‘topeng’. Kebanyakan orang akan menyembunyikan keasilannya dibalik topeng yang begitu indah dipandang mata. Alasan yang semula diartikan sebagai tidak ingin mrnyakiti pasangannya jika mengetahui, akhirnya menjadi bumerang tersendiri di kemudian hari. Ini sama saja tanpa ada bedanya.

“P’ Sing...”

Singto tersentak sekali lagi, kepalanya mendongak menatap Krist yang terlihat begitu minim ekspresi. Entah apa yang dipikirkan pria itu, tapi Singto harap itu bukanlah hal yang menjadi kegelisahannya sejak Krist melontarkan pertanyaan lima menit yang lalu.

Bee, itu...” lidah Singto menjadi sulit untuk digerakkan. Ia bingung ingin memulai semuanya dari mana. Ingin jujur, tapi akankah pria itu akan percaya?

Sebenarnya, pagi tadi tepat ketika Fiat keluar setelah memberinya sarapan, ponselnya tiba-tiba berdering. Krist awalnya tidak terlalu memperdulikan, namun suara chat yang masuk ke dalam ponselnya sangat mengganggu rutinitas paginya. Dengan gerakan malas, Krist mengecek siapa orang yang mengirim pesan. Matanya langsung terbelalak kaget saat melihat gambar yang memperlihatkan Singto sedang menggendong anak kecil sembari menikmati sarapan yang disediakan oleh perempuan tak jauh dari tempat mereka duduk. Total ada sekitar lima gambar. Bagaimana Singto yang tampak bahagia dan tersenyum ketika menyuapi anak kecil tersebut. Karena itulah, Krist segera menelepon. Untuk sekedar memastikan apakah pria itu akan jujur atau kembali membohonginya. Dan jawaban yang ia dapat pun, justru semakin melukai hatinya yang jelas-jelas sudah terkoyak.

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang