Tirai Kelima

3.3K 313 52
                                    

Jika bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan yang menyenangkan, maka aku harus menerima

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika bertemu denganmu adalah ketidaksengajaan yang menyenangkan, maka aku harus menerima. Jika suatu hari, perpisahan kita akan terasa menyakitkan.
---Singto---







*****Di Balik Tirai Pengantin*****







Krist duduk diam saat penata rias memoleskan make up ke wajahnya. Dirinya menatap datar pada pantulan cermin di depannya. Rambut yang biasanya acak-acakan karena Krist paling malas menyisir itu, entah bagaimana caranya ditata lurus hingga menyamping ke kiri. Sedikit ditinggikan pada bagian atasnya, membuat rambut Krist tampak hitam mengkilap dan berkarakter. Awalnya penata rias menyarankan agar Krist memasang pierching di kedua daun telinganya, dan tentu saja ide gila itu ditolak mentah-mentah oleh Krist. Dia tidak mau menyakiti dirinya sendiri hanya demi pernikahan sinting yang sama sekali tidak ia inginkan.

Kemeja putih dengan blazer warna merah muda itu benar-benar membalut tubuhnya dengan sangat sempurna. Ada corak biru dongker pada ujung kedua lengan baju yang panjangnya sampai siku. Bunga mawar putih tersemat di dada kirinya. Jangan lupakan juga ikat pinggang berbentuk rantai berwarna emas yang tersembul malu-malu. Untuk bagian bawahnya, Krist memakai celana chino warna krem.

Hari ini adalah hari pernikahannya. Sejujurnya, Krist selalu membayangkan berada di posisi ini sejak lima tahun yang lalu. Sejak ia baru saja merintis usaha toko bunganya. Krist selalu iri ketika melihat teman-temannya yang sudah menikah dan memiliki keluarga kecil bersama istri atau suaminya. Ingin seperti itu juga, menikah dan memiliki seorang anak bersama istri tercintanya.

Namun jelas, harapan itu akan selamanya menjadi harapan. Terlebih, sekarang ia malah terjebak dengan ironi yang mengharuskannya menikah dengan sesama pria. Demi Tuhan, tidak ada lagi skenario yang lebih gila dari ini?

Lagi-lagi Krist membuang napas panjang. Ingin rasanya ia menangis, tapi juga tidak ingin membuat Mae dan Pho nya berada dalam rasa bersalah yang mendalam lagi.

"Apa kamu bahagia dengan pernikahan ini?"

Krist membalikkan badannya menghadap pintu kamar. Tampak Knott yang merupakan kakak Krist berdiri sambil menyenderkan bahunya ke sisi pintu dan memandang Krist dengan tatapan yang sulit diartikannya.

"Aku bahagia, P'." Jawab Krist sambil tersenyum kaku.

"Jangan bohong, Kit. Aku tahu kamu terpaksa menerima pernikahan ini. Lagipula, kamu itu normal. Aku tahu, itu. Pho dan Mae dapat ide gila darimana menikahkanmu dengan orang yang tidak kamu kenal, dan ia adalah pria sama sepertimu?!"

Krist berdecak pelan. Ia tahu akan sangat sulit menjelaskan kepada Knott tentang perjanjian yang ia buat demi untuk membebaskan Pho dari hutang Singto. Berbicara pada Knott sama saja dengan bunuh diri. Pria itu bisa-bisa mengamuk atau lebih parahnya membunuh Singto dan menyebabkannya masuk penjara.

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang