Tirai Ketujuh Puluh Satu

1.2K 133 163
                                    

Rindu itu curang,Selalu aku yang merasakannya sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rindu itu curang,
Selalu aku yang merasakannya sendirian.
---Singto---

























***Di Balik Tirai Pengantin***


























Untuk pertama kalinya, Oaujun bertindak nekat. Entah pesona apa yang berhasil dipancarkan oleh Fiat kepadanya, hingga dirinya sampai rela memata-matai pria itu layaknya penguntit yang takut kehilangan pasangannya. Bahkan sampai menunggu Fiat selesai acara di cafe seberang tepat di seberang rumah sakit tempat pria itu bekerja.

Oaujun melirik jam di tangan kanannya, sudah pukul sepuluh malam. Sudah tiga jam lamanya ia duduk menunggu Fiat di cafe seberang, hanya demi memastikan jika pria itu dalam keadaan yang baik-baik saja dan pulang dengan selamat. Sebuah usaha yang tidak perlu sebenarnya, karena dia bisa saja meminta bantuan Chimon yang notabenenya saat ini sedang bersama dengan Fiat. Ia lalu berdecak pelan pada dirinya sendiri karena tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lakukan.

Pria itu bahkan sampai memakai topi lengkap dengan syal warna senada untuk menyamarkan diri. Di mejanya sudah terhitung lima gelas kopi yang sudah tandas diminumnya. Ini tidak baik. Kopi yang diminum berlebihan dapat menyebabkan Rhabdomyolysis, yaitu suatu kondisi yang sangat serius dimana serat otot mengalami kerusakan memasuki aliran darah, sehingga dapat menyebabkan gagal ginjal atau masalah lainnya. Tapi Oaujun tidak peduli, dia hanya ingin menghabiskan rasa jenuhnya menunggu Fiat dengan minum kopi kesukaannya diselingi dengan game di ponselnya.

Ketika melihat Fiat sudah menyelesaikan rapatnya, Oaujun berniat untuk menjemput. Akan tetapi, langkahnya mesti terhenti saat melihat Fiat pulang bersama dengan teman-temannya. Itu bukan menjadi suatu masalah ketika matanya justru tertuju pada seorang pria di balik kursi kemudi. Dan kini, kedua teman Fiat seakan hilang dari matanya, tergantikan dengan sebuah premis bahwa Fiat diantar sama teman prianya dengan tatapan yang sama setiap kali Oaujun memergoki pria itu.

Sepertinya, setelah ini dirinya harus benar-benar memastikan siapa pria itu sebenarnya.

From: Si Mungil Kesayangan
P’Jun, kamu dimana?

Keterkejutan Oaujun semakin bertambah saat Fiat mengiriminya pesan. Bibirnya mengulum senyum saat Fiat ternyata menanyakan keberadaannya. Dari semua sikap amarah yang ditunjukkan pria itu akhir-akhir ini ditambah dengan kejadian menyebalkan tadi, ternyata Fiat masih peduli kepadanya.

Tapi sepertinya ada yang aneh, kenapa tiba-tiba Fiat menanyakan keberadaannya? Bukankah pria itu masih marah kepadanya? Atau jangan-jangan, Fiat tahu jika Oaujun berada di cafe seberang menunggu dirinya pulang dari bekerja?

To: Si Mungil Kesayangan
Di rumah.

Setelah mengirimkan pesan balik kepada Fiat, Oaujun bergegas ke meja kasir dan membayar minumannya. Dengan langkah terburu-buru seperti orang yang tengah dikejar hutang, pria itu memasuki mobilnya. Ia harus sampai di rumah sebelum Fiat. Untungnya, Oaujun tahu jalan tercepat sampai ke rumahnya.

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang