Tirai Kedelapan Puluh Satu

1.3K 136 157
                                    

Bukankah mawar ada keindahan pada kelopaknya,Walaupun durinya menafsirkan luka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukankah mawar ada keindahan pada kelopaknya,
Walaupun durinya menafsirkan luka.
---Singto---

























***Di Balik Tirai Pengantin***























Sudah satu setengah jam Oaujun menunggu di dekat parkiran rumah sakit. Dia menelepon Fiat berulang kali namun berakhir tidak diangkat oleh pria itu. Setelahnya, Oaujun kemudian keluar dari mobil. Rumah sakit sudah mulai sepi mengingat waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Ada perasaan tidak enak pada hati Oaujun, andai saja tadi pertemuan untuk membahas projek filmnya itu tidak memakan waktu yang cukup lama, kemungkinan dia tidak berakhir dengan menunggu seperti ini.

Matanya lalu membulat dan kakinya berhenti setibanya ia kembali ke parkiran, saat di depan mobilnya berdiri seorang pria yang sangat ia kenal. Topi yang digunakan pria itu lantas dibuka, tangannya yang semula terlipat sudah diturunkan saat melihat sosok Oaujun.

Oaujun membuang muka, dia tidak ingin berhadapan denga sosok di depannya ini. Urusan mereka sudah selesai di masa lalu. Dia memilih menghindari sebuah perdebatan tidak berarti yang kemungkinan akan segera terjadi.

“Kamu mencari Fiat?”

Langkah Oaujun seketika berhenti, wajahnya mengeras tiba-tiba. Dilihatnya sekarang pria itu sedang tersenyum miring, seolah dugannya barusan adalah benar.

“Benar kan, dugaanku?”

Oaujun segera maju, dia menatap tajam lawan bicaranya. “Sudahlah, Ohm. Kamu tidak usah ikut campur lagi, masalah kita sudah selesai.” ucapnya sembari berusaha menarik Ohm agar menjauh dari mobilnya. Tangannya lantas terulur pada handle pintu mobil untuk segera membukanya.

“Secepat itu kamu move on? Jun, bukankah Namsom....”

Ucapan Ohm berhenti saat Oaujun memilih masuk dan membanting pintu mobil dengan keras. Pria itu sedang dalam mood yang buruk karena tidak kunjung bertemu dengan Fiat, dan bukan saat yang tepat juga untuk membicarakan masa lalunya seperti seorang teman lama yang hendak melakukan reuni tahunan. Dia tidak ingin berurusan dengan orang-orang yang telah mengkhianati dan tidak menghargainya.

Oaujun mengklakson kencang tapi Ohm masih tidak juga pergi dari tempatnya. Lantas pria itu dengan terpaksa menyingkir saat Oaujun dengan nekat menginjak pedal gas untuk melajukan mobilnya.

Tidak sekalipun Oaujun menengok ke belakang, dia menulikan indra pendengarannya dari panggilan Ohm. Pria itu ingin melupakan masa lalunya, termasuk semua tentang Namsom. Kini di hatinya hanya Fiatlah sosok yang akan membawanya untuk melangkah ke kehidupan yang lebih baik.

Setibanya Oaujun di halaman rumah, pria itu masih belum ada niat untuk turun dari mobil. Dia masih mencoba untuk mengontrol hatinya agar tidak tersulut emosi atas pertemuannya tadi dengan Ohm. Sebuah pertemuan yang pertama kalinya setelah sekian lama. Bahkan, Oaujun sudah melupakan persahabatan yang terjalin di antara mereka di masa lalu. Pemintaan maaf Ohm sudah tidak ada gunanya dan hanya menjadi sia-sia sekarang.

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang