Tirai Kedua Puluh Lima

2.1K 215 29
                                    

Pada akhirnya, kita hanya satu yang kembali menjadi dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pada akhirnya, kita hanya satu yang kembali menjadi dua. Di mana aku terus saja setia, sedangkan kamu pergi meninggalkan luka.
---Singto---









*****Di Balik Tirai Pengantin*****








Krist berdecak kesal untuk kali kesekian saat melihat sebuket mawar putih yang merupakan bunga kesukaannya tergeletak secara cantik di meja kerjanya. Dia tahu pasti siapa yang memberikan bunga itu.

God Ittipat Thanit

Setelah dia bersusah payah meminta kepada Ice dan Khaofang untuk menggantinya dalam project dengan Namtarn si mantan kekasihnya, kini ia malah dipusingkan dengan sikap God yang sangat jauh berbeda dengan biasanya. Bahkan, selama seminggu ini pria itu secara terang-terangan mendekatinya untuk tujuan yang sangat Krist benci.

Mana mungkin Krist berpaling dari Singto dan beralih hati kepada pria itu?!

Jangan gila!

Krist segera membersihkan buket bunga itu, lalu membuangnya ke tempat sampah. Daripada sibuk memikirkan tingkah gila God, mending Krist pergi ke kebun bunga belakang toko. Setidaknya, ia bisa menyibukkan diri dengan merangkai bunga untuk berbagai pesanan yang mereka terima.

Sekitar jam setengah dua belas, Krist masuk ke dalam ruangannya dan mulai mengistirahatkan tubuh di kursi ruangannya. Setelah berkutat seharian dengan tanah dan bunga, tubuhnya jadi lelah seperti tanpa tenaga.

“Kamu kelihatan capek banget, Kit. Mau aku pijit?”

Krist langsung menegakkan tubuhnya saat mendengar suara itu. “Ngapain kamu di sini? Siapa yang menyuruhmu masuk ke ruanganku?” tanyanya tajam. Hanya bertingkah seperti inilah yang memampukannya membentengi diri.

God tersenyum manis sambil melangkahkan kakinya. “Aku mau ngajak kamu makan siang. Habis, dari tadi aku telepon kamu, kamu nggak akat.”

Jelas saja lah tidak diangkat. Kamu pikir aku segila itu apa mengangkat telepon dari kamu setelah kejadian keji yang kamu lakukan? Masih untung aku tidak melaporkanmu ke polisi!

“Pergilah!” Krist memerintah dengan dingin. “Bukannya aku sudah bilang, jangan temui aku sampai aku benar-benar bisa memaafkan kamu!”

“Ya, aku cuma mau ajak kamu makan siang doang, Kit. Aku janji nggak bakal macam-macam, kok. Kali ini kamu bisa percaya sama aku.”

Krist mendesis. Entah kenapa sekarang ia jadi semakin benci dengan pria yang ada di hadapannya ini. Dulu ia masih menganggap Godtq sebagai sahabat meskipun ia tahu bahwa pria itu mencintainya. Namun kini, Krist benar-benar tidak bisa mentolerir sikap God padanya. Setiap kali ia mengingat kejadian malam itu, hatinya selalu menorehkan rasa sakit dan perasaan bersalah pada Singto.

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang