Tirai Ketiga Puluh Sembilan

1.6K 159 65
                                    

Aku memang tidak pandai dalam berenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memang tidak pandai dalam berenang. Pun mengapung di atas air diri ini masih belum tahu caranya. Tapi dirimu tetaplah menjadi laut terindah dari yang pernah ada. Tempat dimana aku rela untuk tenggelam di dalamnya.
---Singto---





















***Di Balik Tirai Pengantin***


















Wakru sudah menunjukkan jam 10 malam lebih 20 menit. Krist memakirkan mobil miliknya masuk ke dalam garasi. Kemarin lusa, bibi Aom mendadak minta cuti karena ada sepupunya yang mengalami kecelakaan. Untuk itulah Krist dengan tergesa-gesa masuk ke dalam rumah. Alasannya cuma satu, takut si Singa kebanggaan keluarga Ruangroj itu mengamuk karena kelaparan.

“P’ Sing, I’m home...” teriak Krist setelah membuka pintu utama. Dan benar dugaannya, Singto sedang duduk-duduk manja di ruang tengah sembari menonton televisi. Kalau dari suaranya sih, sepertinya acara olahraga.

“Hai, Bee...” Singto menjawab dengan senyum merekah di wajahnya. “Welcome home...” sambung pria itu lalu mengambil bantal di sebelahnya yang merupakan kode untuk menyuruh Krist duduk di sana.

“P’ Sing, maaf ya aku baru pulang jam segini. Ini juga udah diusahain pulang cepet, kok.”

Singto sebenarnya tidak marah, hanya sedikit khawatir walau sebenarnya Krist sudah memberi tahu jika dia akan pulang sedikit lebih lama dari biasanya. “Iya, nggak apa-apa sayang. Aku ngerti, kok.” Singto ikut membantu membereskan peralatan Krist, lalu menarik tangan pria itu sehingga sekarang Krist berada dalam pelukannya.

“Eh, gimana tadi job make up nya?”

Krist sekarang mempunyai hobi baru, yaitu suka dengan peralatan make up dan mempelajari cara penggunaannya. Objek percobaannya siapa lagi kalau bukan Singto. Pria itu harus pasrah saat wajahnya didandani dengan berbagai benda yang tidak pernah ia lihat selama ini. Walau hasilnya cukup memuaskan, tetap saja Singto merasa ilfeel setiap kali Krist dengan senyum mengerikan tapi susah untuk ditolak itu menjajalkan semua alat-alat make up ke wajahnya.

Dasar bucin tingkat dewa....

“Sukses. Malah tadi antusiasnya itu tinggi banget. Ya, namanya juga pengenalan produk kecantikan. Apalagi merek yang ini kan emang terkenal banget kualitas dan punya banyak penggemar setia juga.” Krist menjelaskan dengan menyenderkan kepalanya ke dada Singto sementara kedua tangannya dipijat oleh pria itu. Rasa perhatian yang mungkin sederhana, tapi efeknya luar biasa. Semua rasa lelahnya seharian ini bisa dengan cepat terurai tanpa ada sisa sama sekali.

“Apalagi yang make up-in nya itu nyonya Ruangroj yang punya talenta luar biasa.”

Krist mendengus, mulai lagi deh tingkah alay si Singa mesum satu ini. Memang nyatanya dia tidak bisa dipuji barang sebentar. Baru saja dibilang sebagai suami idaman yang romantis, langsung berubah haluan menjadi suami menjijikan dengan segala tingkah absurdnya.

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang