Tirai Kedua Puluh Sembilan

2K 215 39
                                    

Sesungguhnya, ada luka di balik kata"Aku baik-baik saja"---Singto---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesungguhnya, ada luka di balik kata
"Aku baik-baik saja"
---Singto---





















***Di Balik Tirai Pengantin***





















My Baby Hubby: Aku nggak pulang hari ini, Bee.

Satu chat singkat itu membuat Krist menghela napas kecewa. Singto berubah. Dia sangat yakin. Setelah makan siang paling hening tiga hari yang lalu, Singto seakan menghindar. Bahkan, sudah dua hari pria itu tidak pulang ke apartemen dan hanya memberikan kabar lewat pesan singkat seperti tadi.

Dia ingin meminta maaf secara langsung. Menjelaskan semuanya dengan jujur, tapi Singto seakan tidak memberikannya kesempatan sama sekali. Itu membuatnya selalu menangis setiap malam. Menyesal kenapa semuanya jadi serunyam ini. ketakutannya akan kehilangan seseorang, kembali terjadi. Dan sekarang, apa yang harus dilakukannya?

Inilah yang menjadi alasan Krist kenapa enggan membangun suatu hubungan yang lebih serius. Ia takut hatinya akan menorehkan luka akibat ketergantungannya pada orang tersebut. Dan disaat Krist sudah benar-benar memantapkan hati, perlakuan mereka cenderung sama. Habis manis sepah dibuang. Ketika sudah mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka perlakuannya pasti akan berbeda.

Ibaratnya seperti membeli barang baru. Pertama kali dibeli akan dijaga sepenuh hati. Setiap inci pasti akan diteliti, bahkan tidak membiarkan orang lain untuk menyentuhnya sama sekali. Namun lama kelamaan barang tersebut akan kehilangan nilainya. Ia tidak akan seberharga ketika pertama kali dilirik. Goresan yang ada dianggap sebagai hal biasa, bahkan sudah tidak aneh lagi ketika dioper sana-sini untuk dipinjamkan kepada orang lain.

Ya, realitanya memang seperti itu.

Air mata Krist kembali jatuh. Ditekannya kuat-kuat dada kirinya karena rasa sesak yang menyekapnya. Sesak karena rasa bersalah. Sesak karena merindukan seseorang yang sudah mulai ia percayai untuk menitipkan perasaannya. Rindu suaranya. Rindu sikap alay nya. Rindu pelukannya. Krist merindukan semua hal yang menyangkut diri seoang Singto Pracaya Ruangroj. Sekarang dia sadar di mana posisi pria itu di dalam hatinya, dan inilah yang menjadi ketakutannya sedari awal menerima tawaran Singto usai mereka berjalan-jalan di Dream Wordl Garden kala itu.

Kamu di mana, P’ Sing? Tolong maafin aku.




*****DBTP*****





Sekitar jam tiga pagi Singto masuk ke kamar diam-diam, sepelan mungkin agar tidak membangunkan pria yang sedang terlelap itu. Dua hari ini, dia memang mengatakan kepada Krist kalau dia tidak akan pulang ke rumah. Namun, bagaimana bisa dirinya benar-benar tidak pulang saat hatinya selalu merindukan istrinya? Disaat tubuhnya sangat lelah dan membutuhkan pengisi baterai agar aktivitasnya dapat berjalan seperti sedia kala?

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang