Tirai Kedua Puluh Enam

1.8K 208 30
                                    

Semesta itu lucu, ya? Memaksa melupa, tapi bayang selalu ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semesta itu lucu, ya?
Memaksa melupa, tapi bayang selalu ada.
Yang tak baik katanya harus cepat dikubur.
Setelahnya, justru kamu ziarahi.
Mungkin benar.
Dia adalah orang jahat, yang selalu kamu doakan dalam kebaikan.
---Krist---












*****Di Balik Tirai Pengantin*****












Singto tersenyum lebar saat kakinya sudah melangkah masuk ke toko bunga tempat Krist bekerja. Tidak dipedulikannya setiap pasang mata yang memandangnya dengan kagum. Bahkan langkahnya sempat terhenti karena beberapa pembeli meminta berfoto dengannya.

Sesampainya di bagian kasir, pria tampan itu beradu tatap dengan Khaofang dan Oak.

“Mau ketemu P’ Krist ya, P’ Singto?”

Perhatian Singto langsung tertuju pada seorang perempuan yang seingatnya datang ke pernikahannya dan Krist. Perempuan yang merupakan sahabat Krist sekaligus pemegang saham terbesar ketiga di toko.

“Iya, nih. Kit nya ada di dalam, kan?”

Oak dan Khaofang saling beradu tatap dengan ekspresi terkejut saat Singto memanggil Krist dengan panggilan Kit. Karena seingat mereka, pria itu akan sangat marah jika orang lain memanggil namanya dengan panggilan itu. Alasannya cukup simpel, Krist mengatakan nama itu mirip seperti anak-anak, padahal dirinya jelas-jelas sudah dewasa.

Dewasa apanya yang sering merajuk tidak jelas, bahkan suka ngambek jika kehendaknya tidak terpenuhi?

Khaofang berpaling menatap Singto kembali, lalu berdeham sebentar. “Ada sih, P’. Tapi kayaknya lagi ada tamu, deh.”

Kini justru Oak dan Newwiee yang baru saja bergabung saling beradu pandang. Ini sebenarnya hari apaan, sih? Hari beradu pandang kah? Ingat, di hadapan kalian ini berdiri pengusaha muda yang mudah sekali terpancing emosi. Serta posesif yang diluar batas. Jadi, berhati-hatilah dalam bersikap. Diterkam, baru tahu rasa kalian.

Khaofang yang ditatap dengan pandangan bertanya dari Singto serta tatapan tajam dari Newwie dan Oak itu meringis kecil, merasa bersalah. Krist pernah mengatakan jika pria dihadapannnya ini seperti halnya gunung aktif yang siap meletus. Hal sepele saja bisa menjadi besar jika sampai menyenggol emosi seorang pebisnis kebanggaab keluarga Ruangroj ini. Dan sekarang? Dirinya justru menjerumuskan diri mengaktifkan mode Singto yang sepertinya sebentar lagi akan meledak. Mengingat tadi mereka sempat mendengar teriakan Krist di ruangannya.

Namun, mau bagaimana lagi? Ini seperti halnya memakan buah simalakama. Serba salah. Jangan sampai ah, makan itu buah. Seriusan. Hutang masih banyak jika diharuskan untuk menyumbang orang yang meninggal dunia. Mending uangnya ditabung, kan. Lumayan, buat beli ponsel baru.

Woy, fokus. Malah curhat!

Khaofang menggeram saat Oak menyenggol lengan kanannya yang tersembunyi di balik meja kasir. Bukankah lebih baik mereka jujur ketimbang merahasiakannya? Toh, Singto pasti juga akan masuk ke ruangannya Krist, kan? Lagipula beberapa hari ini dia sedikit penasaran dengan hubungan Krist dan pria tinggi nan tampan yang beberapa hari ini sering mengunjungi toko mereka. Krist beruntung sekali sih, dikelilingi pria-pria keren. Khaofang kan kepengen juga kecipratan jatah.

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang