Tirai Ketujuh Puluh Tiga

1.3K 145 303
                                    

Ada banyak waktu yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak waktu yang sama.
Tapi bertemu denganmu,
Adalah hal yang selalu aku inginkan.
---Singto---

























***Di Balik Tirai Pengantin***






















Dua kali sudah tanpa kompromi, Oaujun memeluk Fiat. Jujur saja, aksinya tadi malam tidak pernah dia rencanakan sedikitpun. Kenapa dirinya seolah menikmati dan hatinya malah terasa sangat nyaman saat dia melakukan hal tersebut?

Entah atas dorongan darimana, Oaujun menarik Fiat hingga merengkuhnya dengan sangat erat. Bahkan beberapa kali dia mencium puncak kepala pria itu dengan sayang. Rasanya, Oaujun tidak punya muka untuk bertemu dengan Fiat saat ini. Pasti, pria itu akan bertanya-tanya mengapa dia bertindak demikian. Atau mungkin saja, justru Fiat akan menghindarinya lagi karena seenaknya membawanya untuk ia dekap.

Ah, semoga pilihan terakhir itu tidak menjadi kenyataan.

Oaujun bernapas gusar, memikirkan hal itu malah membuatnya jadi salah tingkah. Seperti anak remaja yang baru saja merasakan akan namanya jatuh cinta. Rasanya Oaujun ingin mendekat, tapi malu untuk bertindak. Sia-sia saja pengalaman beraktingnya selama ini. Karena nyatanya, justru Oaujun bingung hendak bertindak bagaimana.

“Kamu mau kemana, Fiat?” tanya Oaujun saat melihat tampilan Fiat yang sudah sangat rapi, seolah bersiap untuk pergi. Ia berusaha untuk menahan napas seketika saat matanya menangkap semu merah di pipi pria itu yang sempat dia lihat, sebelum akhirnya Fiat menunduk.

Pikiran Oajun hanya memunculkan satu premis yang membuat hatinya mendadak menjadi tidak enak. Mungkinkah Fiat akan menghindarinya lagi? Apa mungkin marahnya semakin menjadi-jadi kepadanya karena tindakannya tadi malam? Pria itu bahkan tidur dengan memunggunginya dan memberikan jarak berupa tumpukan guling dan berbagai boneka di ruang tengah.

“Aku antar...”

Belum sempat Oaujun selesai menawarkan ingin mengantar, Fiat sudah lebih dahulu menyela ucapannya. “Tidak usah, aku bisa pergi sendiri.”

Oaujun bisa melihat wajah Fiat yang menghindari kontak mata dengannya. Jangan-jangan spekulasinya benar. Apa dirinya terlalu agresif untuk melangkah maju mendekati Fiat? Pria itu lalu mengusap tengkuknya, “Kamu mau pergi kemana, sih?” tanyanya lagi dengan nada yang tak kalah lembut dari sebelumnya.

Yang satunya hanya menunduk, sementara yang satu lagi menatap dengan pandangan salah tingkah. Mereka persis seperti pasangan yang baru saja hendak pedekate layaknya sinetron remaja yang sering diperankan oleh Oaujun di layar televisi. Sepertinya di sini hanya dirinya saja yang merasakan kegugupan yang tiada terkira, sedangkan Fiat malah terlihat seperti tidak tanggap sama sekali dengan sikapnya.

Di Balik Tirai Pengantin [Singto X Krist] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang