"Sunhee, pesenan 200 rangkaian bunga gue udah jadi kan?"
"Omg Doy! Lupa gue!" Dengan ekspresi kaget yang membuat lawan bicara gue ikut kaget.
"Seriusan?!"
"Udah lah." Gue tertawa melihat ekspresinya Doyoung yang udah panik begitu mendengar ucapan gue.
Yang membeli 200 rangkaian bunga itu temen gue dari jaman SMA, Kim Doyoung. Dia salah satu pengusaha yang terkenal banget di Seoul. Alasan mengapa dia sampai memesan 200 rangkaian bunga adalah karena, dia menyelenggarakan charity gala dimana dia mengundang sebanyak 400+ orang untuk datang. Nah, 200 diantaranya- kayaknya kurang dari 200, itu perempuan. Nanti setiap perempuan akan dikasih bunga sebelum mereka masuk ke ruangan untuk charity gala diadakan.
"Sumpah deh, lo kenapa sih jadi orang suka bikin kaget terus? Kalau gue jantungan lo mau tanggung jawab?"
"Maaf, nama tengah gue suka-bikin-kaget-orang jadi harap dimaklum."
"Yayaya." Sambil memutar bola matanya dengan malas.
"Jadi berapa nih semua?""Gue masukin ke tagihan perusahaan lo aja nanti."
"Ini bukan atas nama perusahaan, atas nama gue sendiri."
"Widih, jadi lo yang inisiatif untuk ngasih?" Gue melipat kedua tangan didepan dada gue.
"Iya dong." Dia tertawa kecil.
"Jadi berapa semuanya?" Tanyanya lagi dengan pertanyaan yang sama."Gue kasih diskon deh soalnya lo beli banyak banget."
"Eh sumpah? Gak diskon juga gak apa-apa. Jangan mentang-mentang kita temenan terus lo jadi ngasih diskon. Nanti lo kalau bangkrut gue yang disalahin?"
"Nah itu, kalau gue bangkrut kan bisa dateng ke kantor lo minta ganti rugi."
"Gila gila jahat banget ya ke gue." Sambil menggelengkan kepalanya. Disaat yang bersamaan Doyoung mengeluarkan dompet dari saku celananya dan mengeluarkan kartu kredit miliknya.
"Haha, yaudah gak gue diskon kalau gitu."
"Nah, gitu dong. Kan sebagai bentuk gue mendukung usaha lo juga. Jangan kasih diskon-diskon lah."
"Heh sombong bener lo. Orang mah pengen dapet diskon, lo nolak." Sambil ngomong gue menghitung berapa total jumlah 200 rangkaian bunga mawar yang Doyoung beli untuk keperluannya.
"Hehe, anggapnya gue ngedukung usaha lo dong. Eh jadi berapa? Gue udah harus ke tempat acara nih."
"Bentar." Masih menghitung.
"Totalnya jadi 3,600,000 won. Satu rangkaian bunga gue hargain 18,000 won.""Oke, nih." Lalu menyodorkan kartu miliknya ke gue. Dengan cepat gue langsung memasukan kartunya Doyoung ke dalam mesin EDC lalu memasukan nominalnya.
"Mau pake pin apa tanda tangan?" Tanya gue.
"Tanda tangan aja, gue hampir lupa pin gue berapa. Kebiasaan tanda tangan."
"Wah," gue menatap dia, "jangan-jangan ini kartunya bukan punya lo ya?" Walaupun itu kedengarannya gak mungkin, tapi otak gue tetap menanyakan pertanyaan konyol itu.
"Iya bukan punya gue. Gue nemu di jalan tadi."
"Enak ya, sekalinya nemu langsung black card."
"Tanda tangan di kotak Doy.""Kotak? Kotak apa? Kotak surat? Kotak cinta?"
"Kotak yang ada depan lo. Punya mata kan?" Ucap gue sambil melihat ke arah kotak khusus untuk tanda tangan bagi orang-orang yang berbelanja menggunakan kartu dan jika mereka ingin menggunakan tanda tangan dibandingkan pin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. Kim | Jung Jaehyun
Fanfiction[COMPLETED] Book two of Dr. Jung "Every negative thought, thing and action can be turned into a learning experience. Like instead of thinking "why am I like this" or "why is this happening to me" I'll ask myself "what can I learn from this," and it'...