56. Be Alright

7.7K 1.1K 59
                                    

Walaupun Jaehyun bilang ke gue untuk ikut membantunya dalam urusan pekerjaannya-termasuk yang memilah mana proposal yang menurut gue menarik dan mana yang nggak, gue bersikeras untuk gak mengikuti apa kata dia. Karena kalau gitu jadinya, berarti nasib perusahaan-perusahaan ini ada di tangan gue.

Gue sama sekali gak punya hak untuk memutuskan mana proposal yang menurut gue menarik sebenernya. Emang gue gak punya hak, makanya gue tolak saran Jaehyun.

Setelah Jaehyun menandatangani proposal kerjasama dengan Quartine Computing, Jaehyun mengajak gue untuk makan siang. Kebetulan, ini udah jam makan siang, dan perut gue udah laper banget.

"Kamu mau makan apa?" Tanyanya ke gue saat kita berjalan ke arah lift pribadinya.

"Nggak tau."

"Sunhee ih, kamu mah banyak nggak taunya." Jaehyun nggak marah, gue juga sadar kalau dari tadi setiap Jaehyun nanya, gue selalu jawab nggak tau-rata-rata gue menjawabnya nggak tau.

Udah paling gak suka gue sama diri gue sendiri kalau gue ditanya, terus jawabnya nggak tau. Karena itu, gue selalu menyempatkan diri untuk membaca biar gue mendapatkan ilmu baru dan untuk melawan ketidaktahuan itu. Biar kalau ditanya gue bisa menjawabnya. So reading is really important for me, apalagi sekarang tingkat kejahatan manusia semakin beragam, kayak misalnya di bodoh-bodohin lah, di kasih tau informasi yang gak akurat, dan sebagainya. Untuk menghindari itu, gue banyak membaca. Biar kalau ada yang berusaha untuk menipu dan membodoh-bodohi gue, gue tau.

Kalau gue emang nggak tau, gue jawabnya gimana? Gue bakal jawab sebisa gue yang paling logis. Tapi nggak sok tau juga. Pokoknya gue menggunakan otak gue dengan kapasitas penuh, gue push otak gue untuk berpikir. Dan kalau udah menjawab tapi emang informasi yang gue miliki emang pada dasarnya masih kurang, gue akan mengatakan "saya kurang tau, hanya segitu informasi yang saya tau." Kayak gitu. Gue nggak mau sok tau juga jadi orang, karena... karena buat gue orang yang sok tau itu ngeselin banget-jadi gue juga berusaha untuk gak menjadi orang yang gue gak sukai.

"Kalau makan di kafetaria kantor kamu? Gimana?"

"Kamu yakin mau makan disana?" Pertanyaannya barusan kayak nggak percaya gue mau makan di kafetaria kantornya.

"Mau. Aku mau liat kafetaria The Jung Corporation itu kayak gimana."

"Tapi kayak ikan disana tuh?"

"Kayak ikan?" Alis gue mengangkat. Gak ngerti dengan ucapannya Jaehyun.

"Banyak orang maksudnya, kayak ikan pindang di pantai."

"Ikan pindang dong! Kita juga kalau masuk sana jadi ikan pindang."

"Nah makanya, aku nggak mau jadi ikan pindang. Kamu mau emangnya? Banyak banget loh orang disana."

"Aku sih nggak apa-apa."

Kalau tadi gue udah melihat sebagian besar lobi perusahaan dan ruangannya Jaehyun, kali ini gue ingin melihat bagaimana keadaan kafetaria di The Jung Corporation.

"Yaudah, kita makan siang disana."

Keadaan di kafetaria lagi penuh banget! Ya iyalah, jam makan siang. Bener aja apa kaga Jaehyun tadi waktu di lift. Banyak banget pegawainya Jaehyun yang berada disini, begitu melihat sosok Jaehyun, para pegawain ini langsung berdiri dari duduknya dan menunduk lalu memberi sambutan kepada bosnya.

Kalau keadaannya lagi kayak gini, yaitu orang-orang gak langsung melihat ke arah Jaehyun-dan kemungkinan gue, gue gak akan takut. Yang bikin takut dan trigger anxiety gue itu salah satunya tatapan dari banyak orang. Gue takut untuk ditatap orang banyak.

Ms. Kim | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang