58. Arguments

7.3K 1.1K 192
                                    

Hi semuanya! Aku mau mengingatkan, kalau apapun yang aku tulis disini, kayak sifat dari karakter yang aku tulis disini itu hanya hidup di fiksi ya! Gak beneran hehehe. Aku membuat karakternya kayak gitu karena untuk kebutuhan jalan ceritanya.

Semua member NCT baik-baik dan lucu-lucu aku gemes. TOLONG, be a smart reader yaaa!

Dan! Tolong play multimedianya hehehe <3

Selamat membaca! ^^

🌸🌸🌸🌸🌸

"Gue bukan Jaehyun."

Nafas gue seakan-akan berhenti. Angin yang tadinya berhembus kencang udah gak bisa gue rasakan lagi-jantung gue yang sebelumnya berdegup dengan normal menjadi lebih kencang. Kaki gue yang berdiri tegak juga jadi lemas mendengar suara Doyoung. Suara musik yang berasal dari dalam ruangan bisa gue rasakan perlahan memudar.

Gue gak ingin Doyoung tau kalau gue mendadak lemas karena mendengar suaranya. Dengan penuh percaya diri, gue membalas ucapannya.

"Ngapain lo disini?"

"Gue mau ketemu lo?"

Gue tertawa sinis mendengar ucapannya Doyoung. Ngapain dia tiba-tiba menghampiri gue yang lagi berdiri sendirian di balkon hotel terus bersikap kayak nggak ada apa-apa? Permainan apa sebenernya yang lagi Doyoung mainkan?

"Quit lying, Doyoung." Gue belum menatapnya. Tatapan gue lurus ke depan, masih memandang cantiknya Kota Berlin di malam hari, suasananya berbeda dengan malam hari ketika di Seoul.

"Gue gak bohong. Gue emang mau ketemu lo?"

"Terus kenapa di dalem lo pura-pura gak kenal sama gue?" Tanya gue langsung to the point. Gue gak punya waktu untuk basa-basi sama manusia yang satu ini.

"Oh did I?" Nyebelin. Balasannya Doyoung berhasil membuat emosi gue perlahan mulai memuncak.

"Don't test me, Doyoung."

"I'm not, apparently."

"Terus maksud lo apa? Kenapa sikap lo beda banget? Kenapa lo memperlakukan gue bukan kayak temen lo? Gue ngerasanya lo memperlakukan gue lebih kayak ke orang asing tau gak? Lo tau gimana rasanya waktu lo bersikap dingin dan seolah-olah gak kenal sama gue? Sedih. Gue nggak tau kata apa yang bisa mendefinisikan perasaan gue tadi Doyoung. Lo juga menjauh dari gue semenjak lo pindah ke Praha. Kalau lo ngiranya gue gak sadar, gue sadar betul. Gue berusaha ngerti kalau lo sibuk, ternyata gue salah." Gue mengatakannya dengan cepat, gue hampir gak menarik nafas sama sekali karena saking cepatnya gue ngomong.

"Sunhee... Sunhee..." hanya nama gue yang dia sebut.

"Apa?"

"Are you that clueless? Lo emang sebegitunya gak nyadar? Atau lo pura-pura gak sadar?"

"Bilang langsung to the point aja, gue gak punya waktu buat basa basi."

Doyoung tersenyum pahit, "maaf ya."

"Gue gak butuh lo minta maaf. Gue butuhnya penjelasan lo, Doyoung. Kenapa lo bersikap kayak gitu ke gue?"

Doyoung gak menjawabnya. Dia masih berdiri di sebelah gue, hanya aja mulutnya bungkam. Seakan-akan dia gak mampu untuk berucap. Mungkin Doyoung lagi merangkai kalimat yang ingin-atau perlu di sampaikan ke gue.

"You sucked, Doyoung." Air mata gue akhirnya menetes. Semakin lama air mata yang keluar dari mata gue semakin bertambah deras. "Kalau emang gue ada salah sama lo, bilang. Bukannya menjauh. Kalau lo menjauh tanpa dengan alasan yang jelas, gimana gue tau titik kesalahan gue?"

Ms. Kim | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang