"Kak tau gak?!" Tanya gue sedikit heboh begitu Kak Junmyeon udah duduk dan meletakan minuman pesanan dia dan gue.
"Apa?" Lalu menyuruput es kopi miliknya.
"Aku bilang kan sebelumnya ke Kak Junmyeon kalau Doyoung mesen 200 rangkaian bunga untuk acara yang dia gelar?"
"Hmm. Terusnya?" Sambil menaruh gelas yang berisikan es kopi di atas meja. Lalu dia duduk menyandar pada sandaran kursi dan menatap gue- ingin lebih tau apa yang terjadi.
"Terus aku anterin kan bunganya ke tempat acara dia. Terus waktu udah selesai mindahin bunganya dari mobil box ke tempat yang mereka sediain untuk nampung bunganya, Doyoung nyamperin aku. Terus dia ajak aku makan malem. Tapi..."
"Tapi?"
"Tapi cuma berdua. Kayak biasanya kita makan sama Sejong, Taeyong, dan yang lain juga kan. Gak cuma berdua. Aku sempet tanya ke dia "maksudnya sama Sejong, Taeyong, dan yang lain-lain juga kan?" Terus dia cuma jawab "nggak Sunhee. Kita berdua. Kalau gue ngajak yang lain, gue bilang di grup. Gak langsung kayak sekarang." Kayak tiba-tiba banget. Awalnya aku gak curiga akhirnya yaudah aku terima ajakan makan siang dia." Kata gue sambil memimikan suara Doyoung.
"Wah akhirnya dia ajak makan siang kamu juga ya."
"Heee? Maksudnya?"
"Nggak." Sambil tersenyum tipis.
"Lanjutin.""Eh iya, pokoknya kemarin akhirnya aku makan siang sama dia. Terus dia anterin aku lagi ke Fleurish karena sebelumnya dia juga jemput aku disini. Pas aku mau turun dari mobil... tau gak?"
"Apa?" Ekspresinya juga kepo banget sama apa yang ingin gue sampaikan. Dahinya mengkerut, matanya tatapannya penuh antusias, badannya juga udah condong ke depan saking gak sabarnya mendengar kata-kata gue selanjutnya.
Gue melihat jam tangan yang gue kenakan, "eh udah jam segini. Aku pulang ya kak. Udah malem. Aku lanjut besok." Sambil pura-pura berdiri.
"SUNHEE." Suaranya kenceng banget sampe satu kafe ngeliat ke arah Kak Junmyeon dan gue. Mungkin dikiranya gue ngapain gitu.
"Malem dari Hongkong. Jam 8 aja belum. Duduk cepetan terus lanjutin. Pamali ngegantung kalau lagi cerita." Perintahnya.Gue cuma ketawa ngeliat dia. Suka banget gue ngejailin Kak Junmyeon. Akhirnya gue kembali duduk dan mencari posisi yang enak untuk duduk.
"Nah terusnya... Doyoung nanya "lo mau gak jadi pacar gue?" Ya aku kaget ya! Kaget banget, gak nyangka dia bakal nanya gitu." Kata gue sambil memimikan bagaimana Doyoung bertanya ke gue kemarin.
Disisi lain Kak Junmyeon ketawa lumayan kencang sambil menepuk kedua tangannya. Terus kalau lagi ketawa gini ekspresinya keliatannya kayak lagi nangis, bukan ketawa karena ada hal yang bikin dia ketawa.
"Kak jangan nangis dong." Kata gue. Gue tau Kak Junmyeon lagi gak nangis cuma ya gue jailin aja.
"Nggak nangis! Ekspresi aku emang gini ya Sunhee." Lalu ketawanya yang tadinya terdengar sangat nyaring di telinga gue lama-lama pudar. Suara tawanya kini semakin pelan tapi dia masih ketawa.
"Eh tapi aku gak nyangka loh Doyoung bakal nembak kamu." Lanjutnya."Iya makanya aku juga gak nyangka. Soalnya aku cuma anggep dia temen baik doang kan..."
"Terus akhirnya kamu tolak dong?"
Gue mengangguk dengan cepat sebelum mengambil gelas yang berisikan strawberry alaska pesanan gue.
"Kasian Doyoung di friend zone-in sama kamu. Dia udah suka sama kamu dari lama tau gak?"
"Nggak tau."
"Kamunya yang kurang peka."
Gue sadar akan hal itu. Gue aja pernah di ceramahin sama temen-temen gue soalnya gue kurang peka dalam menanggapi perasaan orang lain. Kata temen gue sebenernya pernah ada beberapa orang yang mencoba berusaha untuk mendekati gue, tapi gak gue tanggapi. Mereka act so care and all, tapi gue kira ya mereka cuma peduli ke semua orang. Taunya nggak. Taunya mereka peduli gitu ke gue soalnya mereka berusaha mendekati gue, tapi sayangnya gue kurang peka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. Kim | Jung Jaehyun
Fanfiction[COMPLETED] Book two of Dr. Jung "Every negative thought, thing and action can be turned into a learning experience. Like instead of thinking "why am I like this" or "why is this happening to me" I'll ask myself "what can I learn from this," and it'...