"Iya aamiin pak, makasih ya pak!" Ujar Jaehyun yang udah turun dari taksi dan kemudian menutup pintu taksinya. Gue disisi lain hanya diem, diem karena bingung.
"Lo kok malah bilang makasih?" Gue menatap Jaehyun dengan heran. Kenapa dia malah bilang makasih?
"Kasian bapaknya kalau kita koreksi. Nanti yang ada bapaknya jadi malu karena udah salah ngira kita pacaran."
Bener juga sih, gue juga suka malu kalau salah terus di koreksinya didepan banyak orang. Maksudnya gue gak malu kalau gue salah, yang bikin malu kalau tau gue salah depan banyak orang, terus di koreksi di depan banyak orang itu juga. Kalau mau kan ngasih taunya secara pribadi gitu, gak usah depan umum biar semua orang tau.
"Tapi nanti kalau gak dikasih tau, kita yang salah dong?"
"Sunhee, kita gak akan ketemu bapaknya lagi dalam waktu deket. Jadi biarin aja, nanti minggu depan bapaknya juga lupa sama kita. Gak apa-apa, gak usah diambil pusing."
Gak gak, gue gak bisa menerima argumennya. Tapi gue capek dan males untuk beradu argumen dengan Jaehyun. Jadi kali ini gue biarkan dia aja.
"Kamu mau kemana?" Tanya.
Kamu? Di ngomong ke gue?
"Sunhee, kamu mau kemana?"
"Kamu?"
Dia menatap gue tanpa ekspresi untuk sesaat sampai akhirnya dia menyadari ada yang salah saat dia berbicara tadi.
"Gue bilang apa tadi?" Tanyanya, kayak orang bingung.
"Kamu?"
"Yaampun, maaf ya." Dia menggaruk dahinya sambil mengucapkan permintaan maafnya.
"Santai kali."
"Lo mau kemana?" Kali ini dia gak menggunakan 'kamu.'
"Balik ke apartemen. Gue mau istirahat." Kata gue. Gue gak bohong waktu gue bilang, gue mau istirahat. Gue ngerasa capek hari ini, padahal aktivitas yang gue lakukan juga gak banyak. Tapi gak tau kenapa gue merasa lelah, ingin istirahat.
"Lo pasti capek ya karena masak tadi, maaf ya." Ada sedikit rasa bersalah di ekspresi wajahnya.
"Ih yaampun, gak usah minta maaf. Kalau gue gak mau ngelakuinnya, gue gak akan dateng ke apartemen lo. Jadi santai aja lah." Suara gue terdengar sangat ramah, emang biasanya gue ramah, hanya aja, ini sedikit lebih ramah dibandingkan gue yang biasanya.
"Mau gue beliin apa? Makanan? Minuman? Atau mau apa?" Tawarnya, berharap gue menerima tawarannya.
"Gue masih kenyang seriusan deh, gak usah."
"Yah, jangan gitu dong."
Sebenernya agak gak enak gue waktu nolak, siapa sih yang suka ditolak? Gak ada kan? Jadi akhirnya gue terima tawarannya. Gue minta beliin yang murah-murah aja, gue masih tau diri.
"Mau permen Haribo aja yang peach."
Dia tersenyum mendengar ucapan gue, "lo segitu sukanya sama persik ya?" Tanyanya.
Gue menjawabnya dengan anggukan cepat. "Suka banget. Gue kalau tiap hari disuruh makan buah persik gak apa-apa. Enak banget soalnya."
Daritadi gue sama Jaehyun duduk di lobi, karena keliatannya Jaehyun masih mau ngobrol sama gue. Ya gak apa-apa, hitung-hitung biar dia gak keinget sama Jihye. Daripada dia sedih lagi kan ya? Jadi mending ngobrol aja sama gue.
"Nanti sore lo kemana?" Tanyanya.
"Ke Peony's Cafe."
"Yang di Myeongdong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. Kim | Jung Jaehyun
Fanfiction[COMPLETED] Book two of Dr. Jung "Every negative thought, thing and action can be turned into a learning experience. Like instead of thinking "why am I like this" or "why is this happening to me" I'll ask myself "what can I learn from this," and it'...