Membuka mata gue, pemandangan di depan gue adalah TV yang masih menayangkan serial TV Netflix original Stranger Things 3, nggak tau udah episode ke berapa, gue ketiduran soalnya. Pundak kanan gue... juga berat. Waktu gue menoleh, Jaehyun juga tidur, dengan tubuhnya yang di balut dengan selimut yang gue kasih tadi sebelum kita mulai nonton.
Handphone yang ada di dekat kaki gue, dapat gue raih dengan mudahnya. Waktu sekarang telah menunjukan pukul 2 lewat 37 menit di pagi hari. Kenapa gue kebangun jam segini? Katanya, kalau kebangun di jam segini, ada yang ngajak main. AAAAAA gak, gak. Jangan takut Sunhee, lo disini berdua sama Jaehyun-nggak lagi sendirian. Jangan takut.
Gue mem-pause TV yang masih menayangkan Stranger Things 3, gue gak tau gue ketiduran di episode berapa. Seinget gue, scene yang terakhir gue tonton itu waktu El, Mike, Dustin, Lucas, Will, dan Max tengah berkumpul. Habis itu gue gak inget apalagi.
Dengan pelan gue bangkit dari sofa dan berusaha untuk mengganti pundak gue dengan bantal biar Jaehyun gak kebangun. Tapi dia sensitif banget, gue baru gerak dikit aja, dia semacam tau kalau gue mau berdiri. Tangannya langsung melingkar di pinggang gue, padahal gue udah kebelet banget mau ke toilet. Kalau udah kayak gini, mau gak mau harus gue bangunin.
"Jaehyun..." suara gue pelan banget, takutnya kaget kalau gue ngebangun Jaehyun dengan suara yang keras.
"Jaehyuuun."
"Hmm?" Jawabnya dengan mata masih tertutup rapat.
"Bangun dulu dong, aku mau ke toilet. Kebelet."
"Hmmm nggak mau." Fix ngelindur. "Jangan kemana-mana." Katanya lagi.
"Jaehyun, aku kebelet banget." Kali ini gue menepuk-nepuk pundaknya pelan. "Bangun dong."
Nggak ada jawaban.
"Jaehyun, lepas bentar tangan kamu, aku kebelet. Kalau aku ngompol gimana? Kamu mau nyuci sofanya?"
"Hhhh." Jaehyun menarik tangannya lalu membalikan tubuhnya, kini gue berhadapan dengan punggungnya yang bidang. Ih gemes marah kayak anak kecil.
Setelah kembali dari toilet, gue mendapatkan Jaehyun yang posisi tidurnya udah berubah-gak kayak tadi waktu gue pergi ke toilet. Kalau tadi kakinya masih berada di lantai, kini kakinya naik ke atas sofa dan Jaehyun tidur dengan telentang. Kasian dia kalau mau tidur di sofa, padahal ada kamar kosong yang gue siapkan kalau ada tamu datang dan menginap-tentu aja tamunya bukan laki-laki ya. Paling yang dateng nginep laki-laki itu cuma Kak Heechul, Kak Junmyeon, sama Jungwoo. Selain itu gak pernah ada lagi laki-laki yang datang dan menginap. Langsung di coret gue dari kartu keluarga, yang nyoret bukan mama atau papa, tapi Kak Junmyeon.
"Jaehyun, mau pindah ke kamar nggak?" Gue membangunkannya lagi pelan.
Tapi yang ditanya nggak kunjung jawab.
"Jaehyuuuun." Sambil menggoyangkan tubuhnya perlahan.
"Apa?" Suaranya serak, matanya masih tertutup, dan gak sedikitpun tubuhnya gak ditutupi selimut.
"Mau pindah ke kamar gak?"
"Kamar siapa?"
"Kamar aku-ya kamar tamu lah, sayang." Gue tau betul kalau Jaehyun lagi tidur, dan biasanya orang yang ngejawab pertanyaan waktu mereka masih tidur kayak Jaehyun gini, gak akan ingat apa yang terjadi saat mereka terbangun nanti. Makanya, gue panggil sayang ke Jaehyun. Iseng aja padahal. Tapi telinganya kayaknya peka banget. Setelah mendengar gue manggil sayang, matanya langsung terbuka. Nggak langsung sekaligus terbuka, tapi perlahan.
"Hehe, oke sayang." Itu katanya. Tangannya melingkar di leher gue dan menariknya untuk mendekat ke arahnya. Iya sih gue sama Jaehyun udah resmi pacaran, tapi gue masih deg-degan banget sekarang, belum biasa kalau Jaehyun meluk dan menarik gue mendekati tubuhnya. "Bentar ya, aku ngantuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. Kim | Jung Jaehyun
Fanfiction[COMPLETED] Book two of Dr. Jung "Every negative thought, thing and action can be turned into a learning experience. Like instead of thinking "why am I like this" or "why is this happening to me" I'll ask myself "what can I learn from this," and it'...