70. D.

7.7K 1K 94
                                    

Saat Jaehyun menutup pintu apartemen gue, tangis gue pecah dan mengisi ruangan di apartemen gue. Tubuh gue langsung jatuh ke lantai dan badan gue lemes banget. Setelah pertengkaran antara gue dengan Doyoung, gue belum ketemu lagi sama dia sampai akhirnya dia muncul di depan pintu apartemen gue secara tiba-tiba.

"Sunhee." Jaehyun meletakan kantung belanjaannya di lantai lalu ikut bergabung untuk duduk di lantai dengan gue. Tangannya meraih pundak gue lalu menarik gue ke dalam dekapannya. "Kamu mau aku disini apa kamu mau sendirian?" Tanyanya dengan tangannya yang mengusap punggung gue dengan lembut.

"Stay with me."

Jaehyun mengerti betul dengan ucapan gue. Dia terus berada di samping gue sambil memeluk gue dengan erat. Kepala gue sesekali dia kecup.

"It's ok to cry, let it out." Kata-kata yang keluar dari mulutnya selalu berhasil untuk membuat gue tenang. Buktinya sekarang setelah diam duduk di lantai dan memeluk Jaehyun karena tubuh gue shocked berat, tangis gue perlahan mulai memudar dan akhirnya tangis gue berhenti.

"Jaehyun." Gue memanggil namanya.

"Hm?"

"Kenapa ngeliat Doyoung rasanya sakit banget ya?"

"That's because you feel something deep down in your heart."

"Aku nggak mau ngeliat muka dia lagi."

"Then you shouldn't."

"Tapi aku mau berdamai sama yang udah-udah..."

Jaehyun gak langsung membalas ucapan gue. Dia masih terus mengelus punggung gue sambil memikirkan kata-kata yang nantinya akan dia lontarkan ke gue. "Jangan paksa kamu untuk maafin Doyoung, Sunhee. Aku bilang kayak gini ke kamu bukannya aku gak mau kamu sama Doyoung damai, tapi aku gak mau ngeliat kamu nantinya kesiksa sama tindakan kamu sendiri. Inget apa yang aku bilang tadi? Kalau kamu gak yakin untuk maafin orang tapi kamu malah memaafkannya—yang ada nanti kamu jadi bingung sendiri. Terus ada perasaan yang membuat kamu seolah-olah tersesat dan gak mengerti dengan apa yang udah kamu perbuat. So it's better to take your time. Pikirin baik-baik, tanya diri kamu pilihan terbaik apa yang bagus untuk keduanya."

Kata-kata Jaehyun gue ulang berulang kali dalam pikiran gue. Apa opsi terbaik untuk gue dan kedepannya nanti? Apa yang Jaehyun bilang ke gue itu bener. Kalau gue gak siap untuk memaafkan orang tapi malah memaafkannya, yang ada gue bingung sendiri. Seharusnya, kalau gue emang udah siap untuk memaafkan Doyoung, gue gak akan menyuruhnya untuk pergi. Seharusnya, kalau gue emang usah siap untuk memaafkan Doyoung, gue bisa menghadapi dia. Seharusnya, kalau gue udah emang siap untuk memaafkan Doyoung, dada gue gak akan merasa sakit saat melihat wajahnya. Tapi tadi, gue malah gak ingin melihat dia. Itu tandanya gue belum siap untuk memaafkan tindakan yang udah dia perbuat ke gue.

"Take your time, my darling." Kata Jaehyun lagi lalu mengecup kepala gue untuk waktu yang lama. "Ada yang mau kamu lakuin sekarang? Nonton? Baca buku? Gambar? Atau?"

"Mau nonton Abbys di Netflix."

"Sure thing. That's a good idea though." Jaehyun mulai melepas pelukannya dengan gue dan dia mulai berdiri perlahan. Kedua tangannya menarik tangan gue untuk membantu gue bangkit dari duduk. "Kamu mau ganti baju dulu? Aku tau kamu gak bisa nonton kalau masih pake baju pergi." Dengan cepat gue mengangguk dan berjalan ke kamar untuk mengganti pakaian menjadi pakaian tidur. Lengap dengan kaos kaki fluffy yang lembutnya mengalahkan benang sutra, nggak juga sih. Tapi ini kaos kakinya lembut banget. Make up yang ada di wajah gue juga gue hapus dulu, setelah itu cuci muka, lalu menggunakan skincare.

Saat gue kembali ke ruang tengah, Jaehyun udah menyiapkan makanan, minuman, selimut, dan TV juga udah menunjukan preview Abbys, drama Korea yang dibintangi oleh Park Boyoung dan Ahn Hyeoseop. Gue dan Jaehyun baru nonton sampai episode 3. Malam ini kita akan melanjutkannya entah sampai episode keberapa, sampai sengantuknya kita aja.

Ms. Kim | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang