"Ya ampun! Kalian habis dari mana aja?" Tanya Ten begitu melihat gue, Jaehyun, Miyoung, dan Doyoung datang kembali ke meja. "Lo habis ngapain Jae? Eh Sunhee?! Lo kenapa nangis?"
"Haha iya nih mendadak sakit." Gue gak sepenuhnya berbohong ke Ten. Karena hati gue baru disakiti oleh sahabat gue sendiri, Doyoung.
Begitu sampai di meja Doyoung dan Miyoung langsung duduk di kursinya masing-masing. Doyoung keliatan banget kalau dia lagi kesal. Ekspresi mukanya gak bisa menyembunyikan betapa kesalnya dia sekarang.
"Doy, habis ada apaan di toilet? Lo habis berantem sama siapa? Muka lo tuh kusut banget minta di setrika." Ten tadinya berniat untuk bercanda. Tapi candaannya itu dianggap serius oleh Doyoung, dan akhirnya Ten mendapatkan satu semprotan dari Doyoung.
"Berisik." That's rude.
"Santai dong. Gue santai nih." Setelah itu gak ada lagi tanggapan dari Doyoung. Miyoung yang katanya adalah pacarnya Doyoung juga gak berusaha untuk menenangkan dia. Lagi marahan mungkin?
Gak lama kemudian setelah gue dan Jaehyun kembali ke meja, Leo datang.
"Jaehyun! Doyoung!" Yang dipanggil langsung melihat ke sumber suara. Doyoung yang tadinya mukanya kusut banget langsung mendadak ramah melihat Leo. "I know that you two are good friends! So I put you two in the same table. It is okay, right?" Tambahnya dengan ramah.
"Well yeah, but apparently, my girlfriend, Sunhee-she didn't feel well. And we think we are going back home early than the others. Is that okay?" Jaehyun dengan cepat langsung mengatakan ke Leo, berniat untuk pulang duluan.
"Oh my! Yes yes it is ok! If you need a driver and go to the hospital, I can provide you one!"
"It is okay, Leo. I called the doctor already to come to our hotel room."
"Is that so?"
"Yes."
"Alright, please take rest, Sunhee. And thank you to both of you for coming tonight."
"Yeah it's okay. But I'm really sorry that I had to go home early."
"It's fine! It's okay. We could catch up later when Sunhee feels better than now. If you need something in Germany, don't hesitate to call me. I'll try my best to help you two."
"Thank you for understanding, Leo. Have a great night."
"Thank you Jaehyun, Sunhee."
Dengan begitu, gue dan Jaehyun langsung pamit ke Leo, juga ke orang-orang yang duduk satu meja dengan gue dan Jaehyun-termasuk Doyoung. Tapi dia sama sekali gak menanggapi pamitan gue dan Jaehyun. Oke, terserah dia sekarang.
🍑🍑🍑
Jaehyun emang tau kalau gue adalah tipe-tipe orang yang suka dengan bangunan menjulang tinggi dan tinggal di lantai yang tinggi. Buktinya, waktu dia memesan hotel di Berlin, dia memesan kamar di lantai yang paling tinggi. Setelah itu, pemandangan yang di suguhkannya pun gak main-main, pemandangannya cantik banget. Sayangnya, malam ini suasana hati gue lagi gak secerah keadaan Kota Berlin di malam hari ini.
Nggak tau Doyoung kerasukan apa sampe dia berubah 180° menjadi orang yang gue gak kenali sama sekali. Cara berbicaranya sekarang itu nyebelin banget.
Saat ini gue hanya duduk di atas karpet bulu di hotel. Hotel yang Jaehyun pesan itu president suite, jadi ada beberapa kamar di dalamnya. Gue sama dia tidurnya kepisah kok, gak barengan.
"Hot chocolate for you." Sambil menyodorkan gelas berisikan cokelat panas yang gue suka.
"Makasih." Kata gue sambil mengambil gelas yang Jaehyun sodorkan barusan. Sebelum Jaehyun ikut bergabung untuk duduk di lantai bersama gue, dia menyelimuti tubuh gue dulu dengan selimut kecil yang tersedia di sofa ruang tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ms. Kim | Jung Jaehyun
Fanfic[COMPLETED] Book two of Dr. Jung "Every negative thought, thing and action can be turned into a learning experience. Like instead of thinking "why am I like this" or "why is this happening to me" I'll ask myself "what can I learn from this," and it'...