12. Good Friend

10.1K 1.4K 33
                                    

"Namgil, ayo kita pergi dari sini." Jihye mengambil tas miliknya lalu menarik tangannya Namgil. Tenang mereka udah bayar kok, karena di kafe gue harus bayar dulu baru pesenannya dibuatkan.

Jaehyun disisi lain terlihat sangat frustasi. Setelah Jihye keluar dari kafe gue, Jaehyun mengambil tempat duduk yang diduduki Jihye tadi. Dia terus memegangi rambutnya dan dia acak-acak.

"Chenle, Chenle, nih pegang dulu kertasnya. Gue mau kesana." Memberikan Chenle kertas dari fansite-nya lalu menunjuk ke arah Jaehyun yang sekarang lagi duduk sendirian di ujung ruangan.

"Mau ngusir mba? Biar Chenle aja. Ini kan udah jam 10 lebih juga. Pelanggan udah mulai pada pulang juga."

Untungnya sewaktu drama berlangsung tadi, udah gak banyak pelanggan. Paling hanya 3 meja yang terisi. Itu juga cuma ada yang berdua dan sendirian.

"Nggak ngusir, gue kenal dia. Udah gue kesana dulu, nih lo pegang dulu kertasnya ya." Lalu menaruhnya diatas meja kaca yang dibawahnya adalah kue-kue.

Gue berjalan ke ujung ruangan untuk menghampiri Jaehyun. Tapi ragu mau nyapa dia, kan dia habis marahan sama pacarnya. Apa sekarang udah jadi mantan? Oke mba mantan.

Semakin gue mendekat, gue bisa mendengar jelas kalau Jaehyun lagi menangis. Suara isak tangisannya kecil. Matanya tertuju pada pemandangan di luar kafe. Apa gue coba panggil namanya aja dulu ya? Niatnya tadi gue mau nemenin Jaehyun, tapi takut dia gak mau. Karena kan gak semua orang ingin ditemani saat mereka menangis. Ada yang ingin ditinggalkan sendirian.

Nah, Jaehyun maunya ditemenin apa ditinggalin? Gue bukan peramal, jadi mau gak mau, gue harus coba tanya.

"Jaehyun?" Gue memanggilnya dengan lembut. Suara gue berhasil membuat dia menoleh ke gue.

Begitu melihat gue, dia memberikan senyuman kecil. Masih sempetnya senyum ya, setelah mengetahui kalau pacarnya selama ini hamil anak dari cowok lain? Tapi disaat yang bersamaan, air matanya juga masih mengalir di matanya yang menyimpan banyak rasa sakit.

"Gue boleh duduk gak?" Tanya gue lagi.

"Boleh." Sambil mengangguk pelan lalu mengusap air mata yang ada di pipinya.

Akhirnya gue duduk di tempat cowok yang bersama Jihye tadi. Pandangannya Jaehyun kembali ke luar kafe. Dia gak mengucapkan apa-apa lagi setelah mengizinkan gue untuk duduk di hadapannya sekarang.

Gue yang melihat Jaehyun hanya diem, juga ikutan diem. Mata gue juga tertuju ke pemandangan di luar kafe. Ada banyak orang diluar sana, cukup asik dan refreshing untuk dilihat.

"Lo kenapa ada disini?" Tanya Jaehyun yang akhirnya memecah keheningan antara kita berdua.

"Gue kesini tadi soalnya ada yang mau kolaborasi sama Peony's Cafe."

"Oh iya, gue lupa kalau lo punya Peony's Cafe."

Kemudian hening lagi.

"Lo mau kopi atau apa gitu gak?" Tawar gue. Siapa tau dia haus kan habis marah-marah tadi.

"Nggak usah, makasih." Lalu tersenyum pahit.

Kita berdua kembali dalam keadaan hening lagi dan lagi. Oke gue bisa mengerti kalau Jaehyun lagi ingin diem dan gak ingin ngobrol. Mungkin dia ajak gue ngobrol tadi soalnya gak enak membiarkan gue hanya duduk dan gak mengatakan sepatah kata pun.

Di keheningan ini pula, Jaehyun kembali menangis. Suara tangisnya lebih kencang dibandingkan sebelumnya. Pelanggan udah pada pulang juga, karena ini udah jam 10 lewat. Sisa gue, Jaehyun, dan staf gue yang masih beres-beres Peony's Cafe disini.

Ms. Kim | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang