18. Terciduk

1.8K 185 8
                                    

Iqbaal tersenyum kearah kru film dan mengucapkan trimakasih sekaligus berpamitan untuk pulang karena hari ini ia sudah selesai menjalankan tugasnya sebagai seorang aktor. Sampai dimobil Iqbaal segera menyalakan mesin mobil dan akan pergi menjemput (Namakamu) tentunya, mereka sudah membuat janji untuk jalan-jalan lagi.

Iqbaal merespon seorang yang mengetuk jendela mobil, ia langsung menekan tombol agar kaca mobil tersebut terbuka.

"Numpang boleh dong?"

"Tapi gue mau ke rumah pacar gue, udah bikin janji sama dia" Balas Iqbaal menatap Mawar.

"Lo lupa, habis ini semua pemain bakal adain makan malam sama-sama" Lanjut mawar.

"Masa? Kok gue lupa yah?"

"Yaiyalah, kemarin-kan udah dibahas. Masa lupa, bukain cepetan. Gue barengan sama lo, ada yang lain juga bakal nebeng"

Iqbaal menurut membiarkan Mawar masuk kedalam mobil, duduk disampingnya. Tak lama beberapa teman/pemain juga ikut masuk dalam mobil Iqbaal.

"Ini beneran ? Gue jadi kurang yakin sama lo pada" Iqbaal menatap yang lain yang sudah duduk dibelakang.

"Udah jalan, keburu telat"

"Kenapa nggak pake mobil masing-masing aja sih?" Lanjut Iqbaal.

"Sengaja" ucap Mawar diakhiri kekehan.

Iqbaal kembali ke posisi semula lalu mengendarai mobilnya. Selama diperjalanan ia hanya diam sesekali juga melihat jam tangannya.

"Baal diem aja daritadi" Mawar menoleh.

"Gue masih bingung aja sih"

"Lo nggak yakin sama kita ? Kemarin lo pulangnya terlalu cepet sih, jadi kemarin itu kita semua para pemain sepakat mau makan malam. Gue mau kabarin lo tentang ini cuman lo-nya nggak ada, katanya lo udah pulang yaudah nggak jadi. Bahkan gue udah kasih tahu di WhatsApp" Mawar menjelaskan.

Iqbaal hanya ber-oh ria, dirinya merasa tidak enak pada (Namakamu) yang mungkin sudah bersiap-siap untuk pergi bersamanya.
Tak lama mereka sampai di restoran dan semua pemain juga ada disana termasuk Iqbaal, ia ingin menelfon (Namakamu) tapi Mawar menghalanginya dengan obrolan biasa.

"Btw nih! Lo ketemu (Namakamu) dimana ? Dia cantik juga" Ucap Mawar tersenyum tipis.

"Ketemu di kampus" Singkar Iqbaal.

"Oh iya gue lupa lo kuliah di Australia-kan?"

"Iya, jadi gue ketemu (Namakamu) disana"

***
(Namakamu) melangkah kearah teras rumahnya bahkan sampai digerbang rumahnya untuk menanti kedatangan Iqbaal, sesekali ia melihat ponselnya berharap pacarnya akan memberi kabar. Ini sudah lebih dari dua puluh menit lamanya tapi Iqbaal tak kunjung datang untuk menjemputnya bahkan jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam.

"kalau dia sibuk, kenapa harus ajak jalan?" Gumam (Namakamu) merasa kecewa.

(Namakamu) menghela napas berat lalu kembali masuk kedalam rumahnya, ia kecewa sekarang. Jujur saja dirinya sangat benci dengan namanya janji karena ia tahu sebuah janji bisa saja jadi sebuah kekecewaan dan kebohongan belaka.

"Iqbaal-nya belum dateng juga ?" Ibu (Namakamu) bersuara saat anaknya ini sudah masuk kembali.

(Namakamu) mengabaikan ibunya ia tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar. Ponselnya berdering panggilan itu dari Iqbaal, (Namakamu) membiarkannya tetap berdering, ia memilih untuk tidur daripada menjawab panggilan itu.

***
"Nggakpapa nih lo temenin gue cari kado?" Mawar melirik Iqbaal yang berdiri dibelakangnya.

"Nggakpapa"

Mawar kembali melanjutkan aktivitasnya mencari sesuatu yang pas untuk hadiah ulangtahun sepupunya, dirinya bisa saja membeli hadiah sendirian tapi jika mengajak teman akan lebih seru karena ia bisa mengajukan pendapat yang mana lebih bagus dan mana yang tidak.

"Btw, hubungan lo sama (Namakamu) baik-baik aja-kan? takutnya nanti dia salah paham lagi karena nanti bakal tahu lo jalan bareng gue"

"Sampai sekarang dia nggak kasih kabar, gue juga bingung sendiri kenapa tiba-tiba kayak gini"

"Mungkin dia ngerti kalau lo sibuk sama film baru jadi untuk sementara, mungkin dia kasih peluang supaya lo tetap fokus" Mawar melirik Iqbaal yang tampak gelisah, ia menghentikan aktivitasnya mencari hadiah lalu berhadapan dengan laki-laki itu.

"Santai dulu disana, kayaknya lo haus" Lanjut Mawar lalu melangkah mendahului Iqbaal.

Sampai ditempat makan yang terbilang usaha kecil-kecilan, Mawar langsung memesan memesan minuman. Kini Iqbaal sudah duduk berhadapan dengan Mawar, teman atau lawan main di film barunya.

"Kenapa? lo kayak gelisah gitu" Mawar menyilangkan kedua tangannya diatas meja menunggu Iqbaal berbicara.

"Gue cuma khawatir aja sama (Namakamu), gue nggak tahu kabarnya gimana. Semalam gue telfon dia tapi nggak dijawab sama sekali"

Mawar menghela napas pelan. "Tadi pagi lo telfon juga nggak?"

"Iya, tapi nggak dijawab"

"Mungkin dia sakit, mungkin yah! tapi gue juga nggak tahu sih. Atau mungkin dia marah sama lo soal jalan-jalan itu padahal disisi lain semua pemain adain makan malam"

"Mungkin, makanya gue telfon dia buat kasih tahu kenapa gue nggak dateng. Lo ada benernya juga, dia pasti marah sama gue"

Saat sudah selesai, Mawar dan juga iqbaal berjalan beriringan untuk keluar dari area mall karena Mawar sudah menemukan hadiah yang cocok untuk sepupunya.

"Iqbaal!!!"

Langkah Mawar ataupun Iqbaal berhenti saat seorang meneriaki nama Iqbaal begitu kencang, keduanya berbalik mencari sumber suara tersebut. Dua-duanya begitu shock melihat beberapa fans Iqbaal yang berlari kecil menghampiri sang idola, Mawar menoleh kearah Iqbaal lalu beralih pada fans yang sedikit lagi akan datang menghampiri mereka.

"Layanin yah" Ujar Mawar yang hendak pergi.

Namun, niat Mawar untuk kabur sudah sudah terlambat. fans Iqbaal yang berjumlah tujuh orang itu sudah sampai dan menciptakan suasana yang tidak terlalu ramah saking senangnya bertemu.

"Baale foto bareng boleh kan? aku mau foto!"

"Kak Mawar aku ngefans juga sama kak Mawar, aku mau foto!!"

"Iyaiya nanti yah, sekarang tenang dulu jangan histeris gini" Ujar Mawar berniat untuk menenangkan suasana.

"Maaf karna buat suasana nggak nyaman"

"Nggakpapa, tadi kita berdua cuma kaget aja" Mawar menoleh lagi pada Iqbaal.

"Sekarang boleh foto-kan?"

Iqbaal mengangguk tersenyum ia melayani fansnya lebih dulu sebelum pergi dengan urusannya. Mawar juga ikut melayani fans Iqbaal itu ia juga ikut berfoto ria dengan mereka, setelah selesai dengan pertemuan kecil bersama fans, mereka berdua kembali melangkah pergi.

"Pantesan di telfon nggak dijawab, padahal lagi sama yang lain"

Suara itu berhasil membuat Iqbaal bahkan Mawar berbalik badan sehingga berhadapan dengan (Namakamu).

"(Namakamu)...." Iqbaal merasa syok dengan kedatangan (Namakamu) yang sudah menatapnya tajam.

***
Hai semuanyaaa
Jangan lupa vote dan komen yahhh
Sengaja aja di gantungin 😚
Biar seruuuuuu

Gue nggak banyak bacot lagi dahh
Yang penting gue seneng kalian ngevote sama komen itu aja.
Mulai ada konflik nih! Seru baee :v
(Diedit)
Thx💕

LUCKY FANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang