59.

1.2K 141 6
                                    

Beberapa bulan kemudian.

"Iqbaal" Panggil Megan menghampiri Iqbaal.

Megan pergi ke tempat dimana Iqbaal berada yaitu studio yang biasanya mereka berkumpul untuk latihan. Iqbaal meletakkan gitarnya dan mendekati Megan.

"Kenapa? Lo kenapa bisa tahu tempat ini?" Ujar Iqbaal.

"Gue tahu lo masih sibuk tapi untuk sekarang, lo harus ke rumah sakit. (Namakamu) udah--"

"Tunggu!" Potong Iqbaal cepat lalu mengambil jaketnya.

Iqbaal berpamitan pada teman-temannya dan langsung menarik tangan Megan agar segera pergi. Iqbaal mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang cukup membuat jantung Megan berdenyut.

"Eh! Jangan ngebut dong, gue tahu lo mau disamping (Namakamu) pas lahiran tapi jangan gini juga bisa-bisa gue--"

"Rumah sakit mana? Cepet bilang!" Potong Iqbaal yang tak mengindahkan ucapan Megan.

Megan menghela napas pelan lalu memberitahu jalan dimana (Namakamu) berada. Tak lama mereka sampai di Rumah Sakit yang Megan beritahu, Iqbaal keluar dengan tergesa-gesa masuk ke dalam berbeda dengan Megan yang menatap Iqbaal heran.

"Kenapa lo?" Tanya Megan mendapati Iqbaal yang tiba-tiba berhenti.

"Gue nggak tahu dimana ruangannya" Jawab Iqbaal cengengesan.

Megan menggeleng pelan lalu berjalan mendahului Iqbaal sebagai penunjuk arah. Hingga sampai diruangan, Iqbaal melihat (Namakamu) yang tertidur lelap.

"Lo bilang mau--"

"Gue belum selesai ngomong tadi, tapi lo udah potong omongan gue" Balas Megan menatap sinis.

"Sorry kalau gitu, jadi ini sebenarnya kenapa?"

Megan menghela napas pelan sembari menatap (Namakamu) yang terbaring disana dengan perutnya yang sudah besar atau sedikit lagi akan melahirkan.

"Tadi pas dirumah (Namakamu) udah ngerasa sakit dan lebih banyak nggak bicara, ditambah suhu badannya berubah, karna gue takut kenapa-kenapa makanya gue langsung bawa kesini. Dokter bilang dia harus dirawat dulu disini, karna (Namakamu) bakal melahirkan tapi gue masih belum tahu kapan, dokter cuma bilang dia harus istirahat yang cukup" Jelas Megan menoleh kearah Iqbaal.

Iqbaal tersenyum lega ia menghampiri (Namakamu) menarik kursi yang ada disamping bed pasien dan duduk disana, ia menatap (Namakamu) yang masih tertidur menahan rasa sakit. Megan tersenyum tipis dan mendekati mereka.

"Jagain (Namakamu), jangan tinggalin dia. Sesibuk apapun urusan lo tapi tetap aja lo harus ada disamping (Namakamu) karna dia butuh lo sebagai penyemangat" Ucap Megan.

"Makasih lo udah bawa dia kesini, gue juga ngerasa bersalah karna akhir-akhir ini sibuk dengan kerjaan gue dibanding istri gue sendiri."

"Yaudah, gue pulang dulu. Jaga (Namakamu) baik-baik"

Iqbaal mengangguk pelan membiarkan Megan melangkah pergi meninggalkan ruangan. Kini Iqbaal beralih menatap (Namakamu), tangan lembutnya mengenggam tangan istrinya ini. Rasanya begitu berdebar, ia tidak sabar melihat malaikat kecil yang akan hadir sebentar lagi dan menjadi pelengkap keluarga kecilnya.
Bukan hanya dirinya yang akan senang, (Namakamu) sebagai wanita yang melahirkan calon anaknya ini pasti lebih bahagia.

Iqbaal.e

e

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LUCKY FANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang