Gue nggak tau mau rekomendasi lagu apa yg cocok pas baca bagian ini, terserah kalian deh mau denger lagu apaan. Intinya bagian ini sedikit sedih:')
****
Difa terus menangis dipelukan ibu tiri (Namakamu), wanita ini sudah tahu Difa menangis karna merindukan ibunya. Sayangnya (Namakamu) tidak ada dirumah karena masih dirumah sakit, ayah (Namakamu) juga sudah mengetahui kondisi anaknya yang terluka."Sayang, sayang" Ucap ibu tiri (Namakamu) yang terus berusaha menenangkan Difa.
Tidak mungkin bayi semungil Difa dibawa ke rumah sakit. Difa masih terlalu kecil untuk dibawa kesana, walaupun Difa ada disana tetap saja (Namakamu) tak bisa menggendongnya mengingat kondisi lengannya yang masih sakit.
***
(Namakamu) menatap Iqbaal yang masih tertidur, ia takut, takut jika Iqbaal membencinya, takut jika Iqbaal tidak ingin melihatnya lagi bahkan takut akan berpisah dengannya.Ibu Iqbaal datang menghampiri (Namakamu), menyentuh lembut pundak (Namakamu) seolah ingin menenangkannya.
"Jangan khawatir, Iqbaal cuma butuh istirahat." Ujar Ibunda.
"Aku takut bunda." Balas (Namakamu) dengan airmata yang sudah membendung dikelopak matanya.
"Sayang, ini bukan salah kamu, sepenuhnya bukan salah kamu. Bunda akan berusaha supaya Iqbaal dengar penjelasan kamu, untuk sekarang lebih baik biarkan Iqbaal istirahat. Kamu juga jangan khawatir, berita tentang Iqbaal tidak akan disebar kemanapun, ini demi kamu, supaya kamu tidak jadi tersangka dalam kejadian ini. Bunda akan selalu ada disamping kamu, jangan merasa sendiri yah sayang" Tutur ibunda lagi tersenyum tipis.
(Namakamu) berusaha tersenyum walaupun sebenarnya ia juga takut.
Iqbaal tersadar, ia berusaha menormalkan pandangannya. Iqbaal melihat langit-langit kamar yang asing, pandangannya beralih pada (Namakamu) yang duduk mengenggam tangannya. (Namakamu) bahkan belum mengetahui Iqbaal yang sudah sadar.
"Pergi"
(Namakamu) langsung menoleh Iqbaal dimana laki-laki itu menatapnya.
"Akhirnya kamu bangun juga. Tunggu, aku panggil dokter" Tutur (Namakamu) yang kini bangkit berdiri meninggalkan Iqbaal untuk memanggil dokter.
Tak lama dokter tiba bersama beberapa perawat lain, dokter segera memeriksa kondisi Iqbaal saat ini. Sedangkan (Namakamu) menatap Iqbaal yang sedang diperiksa, ibunda Iqbaal juga turut hadir disana.
"Syukurlah, keadaannya mulai membaik. Luka tusukan itu untuk sementara dalam proses pemulihan, walaupun Iqbaal sudah terlihat hampir sembuh tapi dia harus tetap istirahat mengingat luka yang masih belum benar pulih" Jelas Dokter menatap ibu Iqbaal.
"Terimakasih dok" Balas ibunda tersenyum.
Ibu Iqbaal segera menghampiri anaknya, tersenyum lega kearah Iqbaal.
"Syukurlah kamu baik-baik aja sayang. Bunda khawatir dengan kamu, (Namakamu) juga begitu" Tutur ibunda dengan mata berbinar.
(Namakamu) hanya bisa berdiri didepan bed pasien, seolah menjaga jarak dengan Iqbaal. Ia takut sekarang, Iqbaal sepertinya sudah membenci dirinya. Kata 'pergi' memang sudah (Namakamu) dengar tadi, itu sangat menyakitkan.
Bunda segera membawa (Namakamu) untuk lebih dekat dengan Iqbaal dan sekarang disinilah mereka. Iqbaal menatap (Namakamu) yang juga menatapnya dengan mata berbinar.
"(Namakamu) yang akan jaga kamu dulu. Bunda mau beli makanan kasihan (Namakamu), ah sekalian juga supaya kamu juga ikut makan. Tunggu yah sayang" Tutur ibunda pada Iqbaal lalu meninggalkan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY FANS [COMPLETED]
FanfictionAku hanya orang biasa Bagaimanapun aku tetap orang biasa pada umumnya, aku tidak pantas menjadi seorang yang special dihidupmu. Seakan aku hanya salah satu bintang yang beruntung diantara jutaan bintang dilangit. Tahukah kamu, kalau kamu punya banya...