41.

1.2K 124 5
                                    

(Namakamu) duduk ditepi kasurnya dengan kedua tangan yang kini sudah memegang hadiah dari Darren.

"Dia tahu rumah gue darimana?" Tanya (Namakamu) pada dirinya sendiri.

Tak perlu menunggu lama, kado tersebut dibuka. (Namakamu) memandangi tas cantik serta gantungan kunci sebagai hiasannya, dalam benaknya untuk apa Darren memberikannya hadiah?

"Tasnya bagus"

(Namakamu) menoleh kebelakang dimana ibunya berdiri disana tersenyum menatapnya. Ibunya kini berjalan pelan mendekati (Namakamu) lalu duduk tepat disampingnya.

"Darren baik sekali. Mama seneng kalau kamu udah punya teman disini"  Ucap ibunya yang mengusap rambut (Namakamu) lembut.

"Aku baru kenal dengan dia, tapi dia kasih aku hadiah. Bukannya terlalu lebay?" Balas (Namakamu) menatap ibunya.

"Mungkin Darren anak yang suka kasih hadiah tiap ketemu teman baru, mama lihat kamu masih merenung terus tiap hari. Walaupun berat, kamu harus mulai menyesuaikan diri sayang, mama juga memutuskan buat cari rumah biarpun kecil"

"Cari rumah? Mama ngapain cari lagi? Mama tinggal disini aja"

"Papa kamu belum cerita yah sama kamu?" Balas ibunya yang kini menyelipkan rambut (Namakamu) di daun telinga gadis itu.

(Namakamu) menatap bingung. "Maksud mama? Memangnya papa ngobrolin apa sama mama?"

"Ternyata papa kamu masih takut sama kamu. Jadi, papa suruh kita berdua tinggal di Hawaii karena dia bakal menikah, maka dari itu dia mau kamu datang. Kamu anak satu-satunya yang paling papa sayang. Dan mama juga ikut hadir disana" Jelas Ibunya.

"Bisanya? Papa kayak nggak ngerti dengan perasaan mama?" Balas (Namakamu) kaget.

"Mama baik-baik aja sayang, lagian papa sama mama juga sekarang baik-baik aja walaupun udah pisah"

"Kalau mama nggak sayang sama papa buat apa mama ikut? Mama ikut bareng sama aku karena mau lihat papa, walaupun kalian udah cerai setidaknya aku juga mau kalian luangin waktu buat aku. Aku tadinya berharap papa sama mama bakal punya banyak waktu buat aku, perhatiin aku tapi nyatanya mama selalu aja di kamar dan papa selalu sibuk kerja. Itu sekaligus alasan aku kenapa aku ada di pantai terus" Ucap (Namakamu) jengkel.

"Kalau kalian masih sama-sama sayang dan cinta buat apa kalian cerai. Aku udah terima kalau orangtua aku cerai tapi aku nggak mau hubungan orangtua aku jadi jauh, walaupun dilihat baik-baik aja dan akrab tapi sama aja saling jauhan terus." Lanjut (Namakamu).

"Sayang, maaf kalau sekarang waktunya udah beda. Maaf kalau harapan kamu berbeda, mama nggak bisa ngomong lagi. Kemarin mama udah dapat tempat untuk mama tinggal dan cukup sederhana juga nggak jauh dari rumah ini, jadi kita bisa ketemu" Balas ibu (Namakamu).

"Maa--"

"Kamu dengan papa, ini waktunya kamu sama papa kamu. Walaupun hak anak jatuh di tangan mama, tapi mama mau kamu dekat dengan papa kamu lagi kayak dulu" Potong ibunya.

"Aku bisa deket sama papa, tapi aku nggak bisa tinggal sama papa. Walaupun aku sayang sama papa tapi kalau nggak ada mama, aku nggak tahu lagi. Aku cuma mau mama ada disini"

"Pikirkan ini baik-baik, mama kasihan sama papa karena dia kangen sama kamu. Bisa-kan kalau kamu luangin waktu buat papa?" Lanjut ibunya.

"Entahlah" Singkat (Namakamu) yang kini sudah mengabaikan ibunya.

Tak lama ibunya pergi dari kamar (Namakamu). Saat mengetahui ia akan tinggal di Hawaii, (Namakamu) punya ekspektasi yang sangat tinggi pada orangtuanya yang sudah berpisah ini, ia berharap hubungan mereka akan akrab lagi tapi nyatanya saling menjauh dan canggung. Percuma ada kata pisah tapi akhirnya masih punya rasa.

LUCKY FANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang