"mereka putus!?" Ucap Mawar menatap Vano.
"Ya, salah paham tapi jadi putus" Jawab Vano.
"Padahal gue udah ada rencana sendiri, tapi malah lo yang duluan" Kesal Mawar.
"Ya bagus dong, supaya lo nggak ribet lagi sayang!" Sahut Zara menoleh Mawar.
"Padahal rencana gue itu udah perfect Zara"
"Yaudah sih udah terlanjur. Yang penting mereka itu udah putus!" Balas Zara.
"(Namakamu) teman kecil lo?" Mawar mengganti topik.
Vano mengangguk cepat.
"Dia itu fans banget sama Iqbaal, gue kaget aja tiba-tiba laki-laki itu udah jadi pacarnya dia. Cerita mereka itu udah kayak cerita di novel-novel"
"Gila yah, dia pake apaan sampai Iqbaal jatuh cinta sama dia? Cuma orang biasa" Zara menggeleng heran.
"Heh! Lo berdua juga manusia biasa kali, kebetulan aja kalian itu jadi artis. Jangan rendahin orang" Sahut Vano.
***
Iqbaal pergi ke salah satu bar yang sering didatangi Brandon temannya itu. Melepas semua penatnya disana, berhura-hura dan minum banyak alkohol. Mendengar alunan musik disko yang membuat semakin dihibur.
Brandon juga ada disana, menemani Iqbaal agar tidak terjadi hal yang lain keributan lebih tepatnya.Hampir tiga jam mereka berada disana, Brandon mengajak Iqbaal pulang tapi laki-laki itu tidak menggubrisnya.
"Bro, ayo! Lo udah mabuk banget. Gue anter pulang"
Iqbaal tertawa entah kenapa. Brandon menatap aneh temannya ini, baru kali ini ia melihat tingkah Iqbaal saat mabuk. Ya seharusnya Brandon tidak usah heran karena Iqbaal sudah mabuk berat.
"Gue nggak mau pulang" Ucap Iqbaal dengan sayup matanya itu, suaranya yang serak, dan tampak berantakan.
"Lo harus istirahat, gue juga mau pulang Baal" Balas Brandon.
"Yaudah, pulang aja sana! Biarin gue disini"
"Bar ini bakal tutup! Ayo buruan!"
Brandon kini menopang langkah Iqbaal untuk keluar dari bar, Iqbaal berjalan gontai menuju mobil Brandon. Ia memandangi Brandon dengan kedua matanya yang sangat sayup itu. Bukannya masuk kedalam Iqbaal kini duduk ditepi jalan tepat disamping mobil Brandon.
Brandon juga ikut duduk disampingnya menoleh pada Iqbaal yang kini menunduk dengan helaan napas berat. Tak lama Brandon melihat Iqbaal yang menepis airmatanya dan kembali mendongakkan kepalanya.
"Bro, ada apa? Kenapa lo nangis gini?" Brandon.
"Gue sama (Namakamu) putus" Jawab Iqbaal.
"Apa!? Lo becanda-kan!?" Brandon kaget.
Iqbaal menghela napas panjang, walaupun dalam keadaan mabuk seperti ini Iqbaal tak mungkin lupa dengan gadis itu. Ia mabuk hanya untuk melampiaskan semua amarahnya.
"Nyesel gue, seharusnya gue denger dia. Disaat dia marah sama gue, gue bujuk dia supaya denger penjelasan gue, tapi disaat gue marah sama dia gue sama sekali nggak mau denger penjelasan dia, gue malah putusin dia. Stupid!" Ucap Iqbaal diakhiri teriakan pada kata 'Stupid'
"Seharusnya lo dengerin dia dulu. Itu nggak adil buat dia. (Namakamu) juga punya hak buat jelasin ke lo dan lo juga harus dengerin dia, masa lo susah payah bujuk dia supaya denger penjelasan lo tapi giliran dia yang mau jelasin malah lo yang nggak mau dan bilang putus. Sakit bro!" Ucap Brandon menepuk pelan pundak Iqbaal.
"Ya gue emang bodoh!" Balas Iqbaal lalu memukul kepalanya sendiri.
"Bro udah-udah, jangan salahin diri lo sendiri terus kayak gini" Ucap Brandon menghentikan aktivitas Iqbaal.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY FANS [COMPLETED]
FanfictionAku hanya orang biasa Bagaimanapun aku tetap orang biasa pada umumnya, aku tidak pantas menjadi seorang yang special dihidupmu. Seakan aku hanya salah satu bintang yang beruntung diantara jutaan bintang dilangit. Tahukah kamu, kalau kamu punya banya...