32.

1.4K 148 10
                                    

Aku cuma takut kamu pergi itu saja.

***

{Ada part yang sedih, awas baper :v}

(Namakamu) Point of view

Megan datang ke kamar ku membawa buah-buahan, aku sudah pulang dari rumah sakit kemarin. Keadaan ku sudah mendingan daripada kemarin, sahabat ku kini duduk ditepi kasur menatap ku yang menatapnya juga.

"Apa gue boleh bilang ini ke lo?" Sahut Megan mulai bicara.

Aku menautkan alis, apa maksudnya? Bahkan aku tidak tahu ada apa, kenapa dia tiba-tiba jadi serius seperti ini? Anggukan kepala dari ku akhirnya membuat Megan siap untuk bicara lagi.

"Pas pulang dari kampus, gue lihat Iqbaal bareng Zara lagi. Gue nggak tahu kapan mereka ketemu, kalau di lihat dari ekspresi Zara kayaknya dia lagi butuh bantuan Iqbaal"

Aku tersentak kaget, apalagi ini? Baru kemarin kita berdua baikan dan sekarang dia bersama Zara lagi? Apa masih ada harapan untuk percaya Iqbaal?
Megan menggenggam tangan ku, aku yakin dia ingin aku berpikir positif untuk ini.

"Lo jangan curiga dulu. Mungkin ada sesuatu yang emergency makanya Iqbaal bantuin Zara, gue yakin Iqbaal cuma bermaksud buat tolongin dia bukan ada hal yang lain. Karena gue udah bilang hal ini ke lo, gue cuma harap lo jangan kebanyakan mikir maksud gue, lo harus percaya pacar lo sendiri. Jangan pernah buat kepercayaan lo ke dia itu hancur"

"Seharusnya lo bilang itu ke dia bukan ke gue" Balas ku diakhiri helaan napas berat.

"Lo pilih mana, gue nggak kasih tahu lo atau lo yang bakal tahu dan sakit hati lagi? Gue berusaha buat tahan supaya lo nggak banyak pikiran, tapi gue mikir kalau gue nggak kasih tahu apa yang gue lihat tadi ke lo dan lo tahu dari oranglain ataupun sesuatu yang terjadi gitu aja yang lo lihat, gue tahu lo pasti kecewa sama gue dan anggap gue sebagai sahabat yang mulai main rahasia"

Aku menatap Megan, dia begitu tulus berbicara tentang itu. Megan ingin persahabatannya tidak hancur begitu saja, aku juga begitu. Ini juga salah ku, aku yang selalu mencoba menghindar dari Iqbaal. Walaupun laki-laki itu sudah mendekati ku tapi selalu saja aku yang sok jual mahal ke dia, sekarang aku bisa apa? Bahkan komunikasi dengan dia sudah jarang sekali.

"Cepat sembuh, kalau lo udah sembuh total jangan lupa masuk kampus. Gue nggak ada temen tahu"

"Iya, besok gue masuk kampus"

***
~Author point of view~

Iqbaal menikmati minumannya yang sudah tersedia, ia diam daritadi tak melirik gadis yang ada dihadapannya. Zara, perempuan itu sedang bersamanya sekarang. Saat Iqbaal ingin segera kembali ke apartemen perempuan ini datang tiba-tiba dan meminta tolong. Memikirkan alasan itu, Iqbaal terawa kecil sampai Zara menatap Iqbaal.

"Kenapa ketawa?" Sahut Zara menatap.

Awalnya yang tidak menatap Zara kini menatap gadis itu, Iqbaal merasa sangat kasihan dengan gadis ini. Kenapa dia terlihat begitu kasihan sekali?
Iqbaal menyadari alasan Zara hanya belaka saja, tidak ada yang ia bantu sampai saat ini. Hanya menikmati minuman di caffe ini bersama Zara.

"Gue udah bodoh percaya sama lo terus. Lo selalu minta tolong ke gue tapi ujungnya cuma kayak gini aja! Tujuan lo cuma mau ketemu gue tapi alasannya minta tolong" Balas Iqbaal menatap tak percaya.

LUCKY FANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang