28

1.5K 153 4
                                    

Hari libur sudah selesai sekarang (Namakamu) kembali ke prioritasnya seperti biasa lagi. Tugas yang sudah dikerjakan beberapa hari yang lalu juga telah diterima oleh dosennya. Sekarang (Namakamu) tengah mengisi perutnya ini dengan roti yang ia beli karena tidak sempat sarapan di apartemennya, Megan datang membawa dua minuman yang tentu saja miliknya dan milik sahabatnya.

"Gimana lo waktu di Jakarta?" Megan bersuara sembari membuka pembungkus roti.

"Banyak cobaan" Jawab (Namakamu) lalu melahap roti.

"Lo tahu, gue dibikin cemburu sama Iqbaal. Masa dia deket sama Mawar habis sama cewek itu, dia deket lagi sama Zara. Gue sampe marahin dia karna soal itu" Lanjut (Namakamu) sembari mengambil minumannya.

"Dua kepribadian" Megan menggeleng heran.

"Maksudnya?" (Namakamu) dengan alis bertaut.

"Ya, gue rasa. Perbedaan tingkah lakunya, kalau dia bareng Mawar ataupun dengan Zara dia bakal lebih manis dibanding sama lo. Kalau dia sama lo gimana rasanya?"

"Biasa aja, nggak ada yang istimewa juga. Dia juga nggak kasih hadiah gue pas ultah"

"Ish! ini bukan soal ultah yah yang lain selain ultah. Misalnya perhatian yang sama sekali nggak lo rasain pas sama dia, tapi memang nggak usah heran Iqbaal memang friendly sama cewek-cewek. Mawar sama Zara sama-sama artis kalau dibandingin sama lo yang biasa aja, nggak usah ditanya lagi"

"Maksud lo mentang-mentang dua cewek itu artis terus seenaknya deket-deket sama pacar gue gitu? Lo gila kali yak!"

"Ya habis itu apa dong? Nggak mungkin gue bilang kalau dua cewek itu suka sama pacar lo yang bener aja, berarti itu hal yang perlu lo pertanyakan sama Iqbaal. Siapa tahu aja, Iqbaal punya perasaan diantara dua cewek itu"

(Namakamu) menghela napas kasar, menatap Megan dengan lesunya. Ia harus bagaimana? membiarkannya saja sampai akhirnya dirinya sakit hati ? Tidak mungkin.

"Kalian ngomongin gue yah?" Ucap Iqbaal yang tiba-tiba datang dengan minuman yang ia pegang sembari duduk disamping (Namakamu).

"Nggak ada yang ngebahas lo" Jawab Megan tanpa melirik.

"Sayang, gimana sama tugas yang kamu buat waktu itu?" Iqbaal kini fokus menatap (Namakamu).

"Diterima" Singkat (Namakamu) tersenyum.

"Ah baguslah, aku jadi kasian sama kamu pasti kamu begadang lagi karna tugas itu"

(Namakamu) tak mengindahkan ucapan Iqbaal memilih untuk menikmati minumannya saja, Megan juga begitu. Iqbaal bingung dengan kedua manusia ini, obrolan yang singkat dan tingkah yang tampak mengabaikan dirinya.

"kalian berdua kenapa jadi kacangin gue?" Lanjut Iqbaal.

"Siapa ? kita? (Namakamu) gue duluan yah" Ucap Megan tersenyum pada (namakmau) namun melirik sinis Iqbaal.

"Serem banget bu mukanya" Ucap Iqbaal melihat Megan yang sudah bangkit berdiri.

Setelah Megan pergi, (Namakamu) juga bangkit berdiri. Iqbaal berlari kecil saat langkah gadis itu sedikit lebih jauh darinya. Ia berhasil menghentikan langkah (Namakamu) dengan menarik tangan gadis itu cepat hingga (Namakamu) kini berhadapan dengannya menatap bingung Iqbaal.

"Jujur aja, kamu kenapa? akhir-akhir ini kamu buat aku bingung tahu nggak" Sahut Iqbaal yang tak lama direspon tawa kecil dari gadis itu. "Malah ketawa lagi" Lanjut Iqbaal.

"Enggak ada apa-apa sayang, aku ngerasa lucu aja lihat muka kamu yang kasihan itu. Kamu nggak ada salah apa-apa, aku lagi nggak mood aja tadi" Balas (Namakamu) tersenyum.

LUCKY FANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang