Darren datang membawa kado untuk (Namakamu) lagi, padahal temannya itu sedang tidak berulangtahun. Tapi memang sudah seperti itu kebiasaan Darren, sejak di Hawaii.
Sampai di apartemen (Namakamu) Darren mencoba untuk mengetuk pintu menunggu gadis itu akan segera membukanya, tak lama pintu tersebut terbuka seperti yang Darren perkiraan (Namakamu) akan selalu menyambutnya."Kado lagi?" Ucap (Namakamu) yang melihat bungkusan kado untuknya.
"Nih!" Darren segera memberikannya pada (Namakamu) lalu masuk kedalam tanpa titah gadis itu.
(Namakamu) kembali menutup pintu apartemen lalu duduk disofa saat sudah diruang tamu, ia segera membuka kado yang Darren berikan untuknya. Entahlah hadiah apalagi yang akan ia terima.
"Darren, kerjaan lo memang kayak gini yah kasih-kasih kado? Anak sultan banget" Sahut (Namakamu) sembari membuka bungkusan kado.
"Itu hadiah paling spesial buat lo" Darren menoleh (Namakamu).
"Pasti tas lagi" tebak (Namakamu).
"Buka aja sendiri"
Setelah membukanya, (Namakamu) memandangi gelang yang indah didalam kotak kecil. Tak hanya itu ada juga beberapa coklat yang menemani, (Namakamu) tersenyum lebar memandangnya.
"Ya ampun, lo kasih kado ke gue semuanya spesial banget. Lo habisin duit berapa? Sini biar gue ganti" Ucap (Namakamu) menoleh pada Darren.
Darren hanya tertawa kecil lalu menghampiri (Namakamu), ia mengambil coklat lalu menikmatinya sendiri.
"Loh itu punya gue skarang" protes (Namakamu).
"Cuma satu doang yaelah. Nggak usah pake acara ganti duit, gue kasihnya ikhlas tanpa pamrih"
Baik bet, lu anaknya siapa sih? Kaya bener :') -Author.
"Tapi makasih loh, semua hadiah lo ini spesial. Skarang jawab gue kenapa lo terus-terusan kasih gue kado? Padahal gue nggak ulangtahun" Lanjut (Namakamu) yang kini mengambil coklat untuk ia makan.
"Hm... Nggak ada sih, cuma pengen kasih aja. Nggak boleh? Jangan dianggap baper kali, bukan cuman lo doang tapi yang lain juga sama kayak lo"
"Siapa yang baper. Lagian gue udah punya pacar skarang"
"Clbk bu?" Goda Darren tersenyum jahil.
"Menurut lo?" Balas (Namakamu) tersenyum manis.
"Yah syukur, gue bisa lihat lo bahagia kayak gini. Beda waktu kita berdua ketemu pertama kali, muka lo murung terus, kusut terus kayak baju yang nggak di setrika." Ujar Darren melanjutkan memakan coklatnya.
"Makasih yah, mungkin kalau kita nggak ketemu pasti gue masih di Hawaii dan murung terus disana. Apalagi sekarang mama udah nggak ada, tinggal gue disini sendiri." Ucap (Namakamu) yang mulai serius.
Darren mengangguk pelan dan tersenyum tulus, (Namakamu) gadis yang istimewa akan sangat beruntung jika seorang laki-laki yang akan menikahinya nanti. Dimata Darren (Namakamu) seperti saudara perempuannya, bohong jika Darren tidak menyukainya. Terus terang Darren jatuh hati pada (Namakamu) semenjak bertemu di pantai.
Tapi ia menepis rasa itu karena ia tahu ada yang sedang menunggu entah dimana tengah menunggu (Namakamu) datang. Hanya sebuah feeling saja Darren yakin akan hal itu, benar saja Iqbaal yang menunggu kedatangan gadis itu selama dua tahun lamanya, alasan Darren yang selalu memberi gadis itu hadiah adalah tanda bahwa ia menaruh hati pada (Namakamu) tanpa gadis itu sadari.
"Gue jatuh cinta, tapi gue diam dan menyimpannya sendiri. Selagi lo ada didekat gue, gue tetap senang. Seharusnya gue nggak jatuh cinta sama cewek kayak lo, karena gue tahu dibalik tingkah lo dan ekspresi wajah lo yang selalu murung gue tahu lo pikirin orang yang masih lo sayang. Tapi nggak masalah buat gue, karena gue cuma mau lo nyaman dengan pertemanan kita"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY FANS [COMPLETED]
FanfictionAku hanya orang biasa Bagaimanapun aku tetap orang biasa pada umumnya, aku tidak pantas menjadi seorang yang special dihidupmu. Seakan aku hanya salah satu bintang yang beruntung diantara jutaan bintang dilangit. Tahukah kamu, kalau kamu punya banya...