10. Penasaran

2K 219 3
                                    

Hari ini tidak biasanya (Namakamu) bangun lebih awal dari jam biasanya ia bangun. Rasa senangnya belum hilang semenjak semalam, ia menatap dirinya didepan kaca menatap wajahnya yang begitu cerah hari ini. Andaikan Megan ada disini, mungkin sahabatnya itu akan melontarkan pertanyaan kepadanya.

(Namakamu) juga tidak sabar karena Megan juga akan pulang besok, terkhusus hari ini (Namakamu) tidak sabar bertemu Iqbaal lagi. Setelah semuanya siap, tentu saja ia langsung pergi menuju kampus.
Didepan apartemen, (Namakamu) menunggu taksi yang akan lewat untuk membawanya ke kampus tapi sudah sekitar dua menit tidak ada taksi yang melintas didepannya.

"Tumben banget nggak ada taksi." Ucap (Namakamu) mendengus sebal.

Apa harus ia menunggu bus ? Ya seperti harus karena ia tidak mau terlambat sedikitpun, untung saja (Namakamu) masih punya banyak waktu untuk pergi ke kampusnya hari ini. (Namakamu) memutuskan untuk berjalan ke arah halte yang tidak jauh dari apartemennya, jujur saja dirinya tidak pernah mengandalkan bus untuk pergi ke kampusnya. (Namakamu) lebih mengandalkan taksi agar sampai lebih cepat dan tidak berlama-lama untuk menunggu.

Tepat dihalte (Namakamu) sesekali melihat jam tangannya, waktu terus berjalan dan dirinya masih menunggu bus datang. Tidak lama kemudian harapan (Namakamu) soal bus yang ia tunggu ini telah tiba, ia langsung naik kedalam bus dan tentu saja duduk dikursi yang sudah disediakan.
Sepanjang jalan (Namakamu) menatap gedung besar yang berada di daerahnya, beberapa orang yang berjalan dengan tujuan masing-masing.

(Namakamu) melihat kembali jam tangan yang ia pakai, tinggal beberapa menit lagi mata kuliahnya akan dimulai dan dirinya masih dalam perjalanan.

"Sabar, bakal tepat waktu kok" Gumam (Namakamu) menenangkan hatinya yang mulai timbul rasa cemas takut terlambat.

***
"(Namakamu) dateng" Ujar Brandon melihat (Namakamu) yang melangkah ditiap anak tangga.

Iqbaal menatap (Namakamu) yang tampak begitu gelisah. Bahkan sampai dimana gadis itu sudah berada dihadapan Iqbaal dan Brandon, (Namakamu) tidak menggubrisnya hanya memilih melangkah melewati mereka saja.

(Namakamu) sadar akan hal itu ia berbalik menatap Brandon dan Iqbaal yang juga menatap dirinya yang masih melangkah tetapi (Namakamu) segera pergi ke kelasnya.

"Positif thinking aja, mungkin dia takut telat" Sahut Brandon kemudian melirik Iqbaal.

"Ternyata lo tahu banyak tentang (Namakamu)" Iqbaal menatap Brandon.

"Jelas gue tahu tentang dia. Gue juga pernah suka sama dia, tapi gue diemin aja. Nggak kasih tahu, skarang rasa suka gue udah hilang" Brandon.

"Boleh ceritain tentang dia nggak? Gue penasaran" pinta Iqbaal.

"Hah?! No! Gue bukannya nggak mau kasih info tentang dia ke lo, tapi jujur gue nggak terlalu tahu. Tadi gue cuma becanda, kalau lo cari yang lebih lengkap lagi coba tanya sama Megan pasti dia mau" Ucap Brandon dengan kekehan pelan.

Iqbaal menghela napas berat menatap Brandon serta menggelengkan kepalanya heran, kenapa harus dia yang jadi kawannya disini?

"Becanda baal, gue suka becanda jadi jangan terlalu dianggap serius"

"Ya terserah, mata kuliah gue bakal mulai. Duluan bro!" Iqbaalpun pergi menuju kelasnya.

***
Disinilah (Namakamu) dikelasnya dengan tatapan fokus kearah dosen yang sedang menerangkan sesuai mata kuliahnya hari ini. Semuanya fokus kearah dosen tanpa suara hanya terdengar suara dosen yang terus menjelaskan materinya.

Tatapan (Namakamu) yang tadi fokus kearah dosen kini beralih kearah jendela yang dimana ada Iqbaal disana tengah menatapnya. Karena tidak mau ditegur dosen (Namakamu) memilih kembali fokus pada dosen yang masih menjelaskan.

LUCKY FANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang