Lebih baik, bacanya tengah malem :v jangan besok nanti puasanya batal lagi aduh... Maapkan daku karna ada part ini, ini nih ini 😶🙃.
***
"Megan!!"(Namakamu) dengan senangnya langsung memeluk Megan yang sudah kembali dari Indonesia, bagaimanapun juga (Namakamu) sangat merindukan sahabatnya ini begitupula Megan. Masing-masing telah menganggap persahabatan mereka seperti saudara kandung.
"Kangen kan sama gue, iyalah gue gitu loh!" Ucap Megan dengan percaya dirinya.
"Gue kangen lo jadi budak gue lagi disini" Balas (Namakamu).
"Wah kurang ajar!"
Megan mendekat kearah sofa dan duduk disana kemudian disusul (Namakamu) yang ikut duduk tambah dengan cemilan.
"Jadi gimana udah jadian belum?" Megan berucap sambil mengambil cemilan yang dipegang (Namakamu).
"Lo memang gila pada dasarnya."
"Lah kok gila sih?!"
"Yaiyalah, berharap banget gue pacaran sama Iqbaal. Gue pernah bilangkan sama lo kalau derajat antara gue sama dia beda jauh, gue cuma cewek biasa lah dia? Artis papan atas kayak gitu, dikenal banyak orang. Nggak mungkin pacaran sama cewek yang biasa aja kayak gue gini, biar gimanapun gue juga tahu batasnya dimana"
Megan hanya mengangguk saja sambil mengambil lagi cemilan. Ada benarnya juga yang dibilang (Namakamu) tapi menurut Megan itu tidak masalah, apa salahnya mencoba?
"Tapi (Namakamu), itukan hak seseorang mau nentuin siapa pacarnya dan gue rasa Iqbaal juga gitu."
"Mulai deh"
"Ya maksudnya gue nggak maksa juga kalau memang kenyataannya nggak sesuai dengan yang gue harapin. Tapi, nggak salahkan kalau gue punya sedikit peluang untuk berharap kalau kalian pacaran? Gue dukung loh!" Ujar Megan menatap (Namakamu) yang menatapnya sebal.
"Itu namanya pemaksaan"
***
Dua minggu berjalan, selama dua minggu ini Iqbaal tidak pernah keluar dari apartemennya terkecuali disaat ia pergi ke kampus itupun hanya dikelasnya saja kalau soal keluar jalan-jalan untuk saat ini dirinya sudah tidak pernah melakukan hal itu.
Dan dua minggu pula ia tidak bertemu dengan (Namakamu) semenjak ia bertemu dengan Zara.Hubungannya dengan Zara sudah berakhir begitu saja bisa dikatakan hubungan yang sangat percuma menurut Iqbaal sendiri. Iqbaal kembali menghela napas berat menatap langit-langit kamarnya yang putih polos itu, rasanya seperti mimpi.
Suara ketukan pintu samar-samar didengar Iqbaal dari kamarnya untuk memastikan dirinya langsung menghampiri pintu utama unit apartment untuk segera menyambut tamu entah siapa itu. Saat pintu terbuka Iqbaal kini menatap penuh pada (Namakamu) yang tersenyum tipis kearahnya.
"Kenapa?" Ucap Iqbaal bermaksud untuk mengetahui apa tujuan (Namakamu) bertamu ke unitnya.
"Ee... Ini oleh-oleh dari Megan dia lupa kasih ke lo makanya dia suruh gue buat jadi wakilnya." (Namakamu) mencoba menjelaskan dengan suara yang lembut.
Iqbaal menerima oleh-oleh pemberian Megan yang diwakilkan (Namakamu) tak lupa dengan senyuman sebagai tanda ramah pada gadis ini.
"Bilang sama Megan makasih."
"Iiya" Balas (Namakamu) dengan rasa groginya.
"Kenapa grogi?" Iqbaal dengan alis bertaut.
"Ah enggakpapa." Balas (Namakamu) cepat.
"Tunggu!"
Iqbaal menghentikan langkah gadis itu disaat ia hendak pergi. Akhirnya (Namakamu) kembali berhadapan dengan Iqbaal lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY FANS [COMPLETED]
FanfictionAku hanya orang biasa Bagaimanapun aku tetap orang biasa pada umumnya, aku tidak pantas menjadi seorang yang special dihidupmu. Seakan aku hanya salah satu bintang yang beruntung diantara jutaan bintang dilangit. Tahukah kamu, kalau kamu punya banya...