9. Makan Malam

2K 210 1
                                    

Iqbaal menikmati malamnya dikamar seperti biasanya membuka jendela kamar agar angin malam masuk kedalam kamarnya. Ditemani teh hangat membuat Iqbaal semakin tenang rasanya, ia tanpa sadar tersenyum mengingat gadis bernama (Namakamu) itu. Kira-kira dia sedang melakukan apa disana?

Mengingat kejadian tadi disaat dirinya tampak sekali mendekati wajah (Namakamu) semakin membuat Iqbaal senyum sendiri bahkan perutnya merasa geli sendiri. (Namakamu) sangat cantik dan imut menurutnya, bukan hanya pintar dalam studinya tetapi tingkahnya yang sangat lucu berhasil membuat dirinya ingin sekali cepat bertemu lagi dengan gadis itu.

Tapi tak lama senyuman Iqbaal memudar perlahan-lahan, dirinya sekilas teringat Zara yang menelfonnya tadi. Hubungannya dengan Zara semakin hari semakin jauh, bukan cuma karena Ldr tapi tidak saling memberi kabar. Bukan Iqbaal yang tidak memberi kabar melainkan Zara yang tidak pernah memberinya kabar sedikitpun, Iqbaal bahkan selalu memberinya kabar walaupun hanya hal kecil.

Iqbaal meraih ponselnya mencari kontak Zara dan menelfonnya lagi untuk melanjutkan pembicaraan mereka yang sempat terhenti tadi siang.

"Hallo" jawab Zara ketika panggilan itu sudah tersambung.

"Kamu lagi ngapain?"

"Ee.. aku lagi jalan sama temen aku. Kamu ngapain disana?"

"Ooh, aku minta maaf karna tadi langsung matiin telfonnya. Soalnya tadi ada temen aku, nggak enak juga kalau dia denger"

"Hm... Kamu belum jawab pertanyaan aku tadi"

"Aku lagi duduk santai aja. Mikirin kamu"

"Gombal lagi"

"Kenapa bosen yah? Nggak biasanya kamu kayak gini, biasanya kalau aku telfon langsung semangat empat lima"

Iqbaal tersenyum samar mendengar suara Zara yang berubah sedikit dingin.

"Udah dulu yah, aku nggak enak sama temen aku."

Baru ingin menjawab panggilan itu sudah terputus tentunya Zara yang mengakhirinya duluan.
Iqbaal bangkit berdiri dan keluar dari kamarnya, ia menghibur dirinya lewat tontonan televisi diapartementnya.

"Kenapa jadi mikirin dia?" Gumam Iqbaal yang terus memikirkan gadis manis itu.

***
Kedua mata (Namakamu) perlahan terbuka dengan raut wajah yang sedikit jengkel karena ia mendengar suara ketukan pintu apartemen. Siapa malam-malam begini bertamu?
(Namakamu) yang sempat tertidur disofa langsung melangkah kearah pintu dengan langkah yang lemas karena rasa kantuk yang sangat berat itu.

"Meg kalau dateng yaudah langsung buka aja pintu...nya" (Namakamu) sempat mengomel namun berhenti saat mengetahui itu bukan Megan.

"Muka bantal"

"Iqbaal? Ngapain?" (Namakamu) masih dengan mata yang berat.

"Ganggu yah? Sorry deh kalau gitu" Iqbaal kemudian melangkah untuk kembali lagi tapi segera ditahan oleh (Namakamu).

Iqbaal sadar dengan situasi saat ini dimana (Namakamu) masih menyentuh tangannya agar tidak pergi. Sadar akan hal itu, (Namakamu) langsung melepaskan tangannya yang menyentuh tangan Iqbaal.

"Sorry." (Namakamu) menatap Iqbaal.

"Lo nggak salah malah minta maaf terus ke gue."

"Tapi lo ngapain bertamu tengah malam begini?" (Namakamu) mengganti topik.

"Gue mau ajak lo makan diluar soalnya gue lagi males masak, btw ini belum tengah malam loh" Jawab Iqbaal dengan santai.

"Belum tengah malam gimana orang gue lihat jam udah--"

LUCKY FANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang