35.

1.4K 137 10
                                    

Siapkan hati kalian semua zeyeng zeyeng ku, kalian mungkin akan nangis, nyesek, atau apapun, percayalah gue aja udh nyesek ngetiknya. Tissue jangan lupa:v play lagu terserah kalian yg jelas lagu yang melow.

***
"Kalian jalan-jalan ternyata"

Iqbaal menatap Vano dan mulai geram dengan laki-laki ini, bagaimana bisa dia bisa tahu tempat ini?
(Namakamu) bahkan tidak memberitahu alamatnya pada siapapun terkecuali ibunya, teman-temannya dan dirinya sendiri.

"Ngapain lo kesini?" Sahut Iqbaal menatap tak suka.

"Mau ketemu (Namakamu), bukan lo" Jawab Vano cepat dan tersenyum tanpa dosa.

"Pergi, nggak usah ganggu cewek gue. Nggak ada kapok-kapoknya lo dari dulu" Balas Iqbaal yang mulai mendekati Vano.

"Dari dulu? Oh yah? Kita baru ketemu lagi skarang" Vano menatap.

(Namakamu) kini melangkah mendekat pada mereka berdua dan langsung berdiri ditengah-tengah mereka.

"Sayang awas. Ini bukan urusan kamu" Iqbaal menatap (Namakamu).

"Biar aku yang bicara sama dia, kamu masuk aja dulu" Sahut (Namakamu).

Vano tersenyum sekilas, Iqbaal menatap Vano penuh kebencian. Ternyata laki-laki ini bukan orang yang cupu seperti saat Iqbaal bertemu dengannya di rumah (Namakamu) waktu itu.

"Tapi--"

"Percaya sama aku" Potong (Namakamu) cepat memberi keyakinan pada Iqbaal.

Setelah membujuk Iqbaal, kini giliran (Namakamu) yang harus berurusan dengan laki-laki ini. Kini mereka sedang berada di rooftop apartement gedung ini.

"Ngapain kesini?" (Namakamu) mencoba untuk berbicara halus pada Vano.

"Mau ketemu" Jawab Vano tersenyum merekah.

"Gue serius" (Namakamu) menatap Vano dengan tatapan tajamnya, sama sekali tidak ada hal yang lucu baginya.

"Cuma liburan aja. Sepintas aja ke Melbourne dan ketemu lo, gimana sama studi lo baik-baik aja-kan?"

"Apa rencana lo sekarang Van?" (Namakamu) tak mengindahkan kata-kata Vano barusan.

Vano menghela napas pelan, gadis ini sedang serius bicara dan tidak ada waktunya untuk bercanda.

"Gue beneran mau ketemu lo aja, memang apa salahnya? Kita berdua juga teman dari kecil" Vano.

"Sekarang beda" (Namakamu) kini beralih memandangi objek yang lain.

"Lo tahu, gue iri" Ucap Vano membuat (Namakamu) kembali menatapnya.

"Iri sama Iqbaal. Entah cara apa yang dia lakuin supaya lo jatuh cinta sama dia, gue mikir keras gimana caranya supaya bisa lo luluh. Tapi kayaknya nggak mempan lagi menurut gue, nggak ada yang bisa tandingin Iqbaal. Gue cuma mau lo tahu kalau gue sayang sama lo hanya itu" Lanjut Vano.

"Capek gue ngomong sama lo Van, gue udah bilang kalau gue sama sekali nggak pernah ada rasa apapun sama lo dan sampai sekarang lo masih harapin hal itu?" (Namakamu) menggeleng tak percaya.

"Karna harapan yang buat bertahan (Namakamu). Cuma itu"

(Namakamu) bisa melihat tatapan sendu dari Vano. Dia masih berharap dengan perasaan (Namakamu) padanya. (Namakamu) adalah orang  paling tidak bisa melihat orang yang sangat sedih dan putus asa, ia menatap tak tega Vano. Walaupun (Namakamu) sudah berusaha menunjukkan sikap yang jutek dan dingin tapi tetap saja selalu gagal.

"Kenapa harus gue?" Ucap (Namakamu) sendu.

Vano mencoba mendekati (Namakamu) dan juga mencoba untuk menggenggam tangan (Namakamu). Vano yang awalnya berpikir gadis ini akan menepis tangannya ternyata tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan, (Namakamu) membiarkan ia menggenggam tangannya.

LUCKY FANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang