Beberapa bulan kemudian.
Suasana di kampus hari ini begitu ramai dan semuanya tampak senang karena para mahasiswa/siswi akhirnya telah selesai dalam pendidikannya (Wisuda). (Namakamu) juga tampak begitu senang begitupula dengan Megan, tapi berbeda dengan Iqbaal.
Iqbaal menoleh memandangi (Namakamu) yang tertawa bersama Megan, ah ini pertemuan terakhirnya. Hubungan mereka berdua benar-benar putus, semenjak kejadian waktu itu mereka sudah tak pernah saling bicara bahkan saat Iqbaal yang sempat mabuk itu terakhir kalinya ia berbicara dengan (Namakamu) walaupun singkat. Jika tak sengaja bertemu, keduanya hanya menatap lalu pergi dengan keegoisan mereka masing-masing, tak lupa Iqbaal yang berusaha untuk mengabaikan (Namakamu) sejak lama.
"Baal foto yuk!" Megan datang bersama (Namakamu).
Keduanya sempat menatap satu sama lain tapi (Namakamu) segera memutuskan kontak mata dengannya. Iqbaal hanya mengangguk
"(Namakamu) lo ditengah" Ucap Megan lalu menarik tangan (Namakamu) hingga akhirnya ia berada di samping Iqbaal.
Namun (Namakamu) kembali ke posisi dimana ia berada disamping Megan, sahabatnya itu menatap (Namakamu).
"Lo aja" Ucap (Namakamu) tersenyum simpul.
Megan terpaksa menurut walaupun sebenarnya ia mau (Namakamu) dan Iqbaal kembali lagi seperti dulu.
Setelah mengambil gambar Iqbaal langsung pergi tanpa sepatah kata, Megan menoleh kemana arah Iqbaal pergi dan tak lama beralih pada (Namakamu)."Bicara sama dia, lo harus berani. Ini terakhir kalinya kalian ketemu, gue paham dengan keputusan lo sekarang." Ujar Megan menyentuh pundak (Namakamu).
"Tapi Meg, gue nggak bakal balik lagi. Apa gue bisa?" Balas (Namakamu) dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.
Megan tersenyum lembut kemudian memeluk (Namakamu), Megan sangat sedih hari ini. Ia ingin sekali menangis tapi dirinya tak mau (Namakamu) khawatir dan membatalkan keputusan yang sudah (Namakamu) siapkan dua bulan terakhir.
"Walaupun berat, gue pasti dukung. Ini juga perpisahan kita berdua (Namakamu), banyak kenangan dan banyak banget masalah yang terjadi tapi kita bisa laluin semuanya. Karna kita berdua saling memberi kekuatan untuk bertahan. It's gonna be okay, lo udah pikirin ini mateng-mateng dan gue nggak mau lo dengan bodohnya batalin apa yang lo rencanain." Sahut Megan saat pelukan itu sudah berakhir.
"Malam nanti gue bakal bicara dengan dia" (Namakamu) menatap.
"Yah, lo harus lakuin itu"
***
Iqbaal memandangi foto (Namakamu) yang tengah tersenyum itu. Ia rindu dengan senyuman itu, kapan Iqbaal melihatnya lagi?"Sorry yah gue telat" Ucap Mawar yang datang dan duduk berhadapan dengan Iqbaal.
Iqbaal beralih pada Mawar yang sudah datang tersenyum padanya. Ia tak percaya Mawar bisa melakukan hal ini padanya, menggunakan Zara sebagai penghancur hubungannya bahkan Vano sekaligus. Mawar tak tahu jika Iqbaal sudah mengetahui semuanya, kini gilirannya.
"Ada apa? Oh yah lo udah pesan makan belum gue pesanin yah?"
"Stop!" Balas Iqbaal menatap dingin Mawar.
"Kenapa?" Mawar sedikit gugup.
"Kenapa lo bisa sejahat ini sama gue?" Iqbaal.
"Maksudnya? Gue nggak ngerti" Mawar kini menghela napas pelan dan gugup.
"Gunain Zara dan Vano supaya hubungan gue hancur gitu aja? Lucu Mawar"
"Gue nggak kenal siapa Vano. Apa maksud lo?" Mawar.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY FANS [COMPLETED]
Fiksi PenggemarAku hanya orang biasa Bagaimanapun aku tetap orang biasa pada umumnya, aku tidak pantas menjadi seorang yang special dihidupmu. Seakan aku hanya salah satu bintang yang beruntung diantara jutaan bintang dilangit. Tahukah kamu, kalau kamu punya banya...