Seperti biasa, bagian ini tidak ada hubungannya dengan bagian sebelah. Terima kasih...
***
Semenjak kehamilan (Namakamu), Iqbaal menjadi suami yang siap sedia menemani. Apapun kemauan (Namakamu) harus ia turuti demi menjaga mood istrinya ini, terkadang Iqbaal sering membuat mood (Namakamu) menjadi turun dan membuatnya menjadi badmood padanya, kata bunda selalu sabar dan memang begitu. Usia kehamilan (Namakamu) sudah memasuki tiga bulan.Iqbaal kini berada di mall bersama (Namakamu), sebenarnya hanya Iqbaal yang akan pergi ke mall tapi istrinya ini memaksa untuk ikut. Ada benarnya karena tidak ada yang menjaga (Namakamu) jika ia tinggalkan sendirian dirumah. Tapi disisi lain Iqbaal juga merasa khawatir dengan kondisi (Namakamu) yang bisa kapan saja akan berubah mood.
"Aku jadi pengen nanas deh sayang" Ucap (Namakamu) menoleh Iqbaal dengan tangannya yang ia rangkul.
"Yaudah kita ke tempat buah" Balas Iqbaal tersenyum.
"Tapi aku jadi pengen makan mangga"
Iqbaal menatap (Namakamu) dengan helaan napas pelan. "Beli dua-duanya, satu nanas sama mangga"
"Ah nggak usah deh, beli jeruk aja deh yang"
Ya seperti biasa harus sabar jika istri sedang mengidam, banyak yang diinginkan tapi memilih satu namun berbeda dari pilihan pertama. (Namakamu) selalu begitu, saat sudah sampai di area buah-buahan (Namakamu) tersenyum merekah menatap banyaknya buah.
"Ah semangka..." Gumam (Namakamu) menatap semangka yang terpajang.
"Jadi kamu mau yang mana? Pilihan pertama, kedua, ketiga atau keempat?" Tutur Iqbaal merasa lelah namun tidak diperlihatkan didepan (Namakamu).
"Hm... Mangga aja deh mangga" Balas (Namakamu) menatap Iqbaal.
Iqbaal mengangguk dan mengambil beberapa buah mangga sesuai keinginan (Namakamu).
"Sayang ambil semangka juga, aku lagi pengen makan yang manis juga" Ujar (Namakamu).
"Iya. Abis itu aku yang makan kamu"
"Idih, ngomongnya bagus banget yah. Cepet ambil!" Balas (Namakamu) bercanda.
Iqbaal terkekeh melihatnya dan mengambil satu buah semangka.
"Aw!" (Namakamu) merasakan perutnya sedikit terbentur karena laki-laki asing menyenggolnya.
Iqbaal yang mengetahui itu langsung menghampiri (Namakamu) dan memeriksa keadaannya dengan khawatir.
"Sayang kamu kenapa hm? Kenapa tadi?" Iqbaal.
"Udah-udah nggakpapa. Tadi ada yang nggak sengaja nyenggol" Balas (Namakamu) menatap Iqbaal sembari tangannya yang mengelus lembut perutnya.
"Aku minta maaf sayang karna nggak sigap. Maaf sayang" Ucap Iqbaal merasa bersalah.
"Iya nggakpapa sayang. Baby didalam juga udah maafin"
(Namakamu) beralih memandangi pria asing itu yang menatapnya dari kejauhan dengan pakaian aneh lagi semuanya serba hitam dengan masker yang menutupi setengah wajahnya dan tak lupa topi hitam juga ikut serta. Tak lama pria itu pergi begitu saja.
Siapa pria itu? Ini sudah kedua kali ia mengalami kejadian yang sama dan mungkin dengan orang yang sama pula."Sayang, kamu lihat siapa?" Tutur Iqbaal mengikuti arah pandang (Namakamu).
Iqbaal tidak mendapat apa-apa, ia beralih pada (Namakamu) yang diam.
"Kamu nggakpapa?" Tanya Iqbaal.
"Kita beli buah aja, nggak usah yang lain. Aku mau cepet pulang" Jawab (Namakamu).
Iqbaal mengangguk cepat lalu segera membayar buah yang diambilnya. Setelah itu mereka berdua berjalan menuju parkiran. Namun langkah mereka terhenti saat gadis remaja menghampiri mereka.
"Maaf menganggu" Ucap gadis itu menatap Iqbaal dan (Namakamu) secara bergantian.
"Iya ada apa?" Balas Iqbaal.
Gadis itu langsung memberikan amplop entah apa itu, Iqbaal juga dibuat bingung dengan amplop tersebut. Ia segera menerimanya dan menatap amplop tersebut.
"Siapa yang kasih?" Tanya (Namakamu) pada gadis remaja itu.
"Aku nggak tahu cuma tadi aku disuruh kasih amplop ini ke om sama tante, pas aku mau tanya, orang itu udah nggak ada" Jawabnya menatap polos.
Ya ampun dek, yang kamu temuin itu artis dek. Nggak minta foto gitu? _-
"Makasih" Ucap Iqbaal menatap gadis itu lagi.
"Iya sama-sama" Balasnya lalu pamit.
Iqbaal menyimpan amplop itu disaku celananya dan membantu (Namakamu) untuk masuk kedalam mobil. Saat sudah berada didalam mobil, (Namakamu) meminta amplop yang disimpan Iqbaal tadi.
"Aku minta amplopnya, aku penasaran" Pinta (Namakamu) dengan tangannya yang sudah meminta.
"Nanti sampai rumah aja kita buka sama-sama" Balas Iqbaal tersenyum tipis.
"Tapi aku penasaran"
"Kamu penasaran aku juga begitu, nanti aja dirumah yah?"
(Namakamu) menghela napas berat lalu mengangguk saja. Iqbaal lega dengan respon (Namakamu), ia ingin fokus menyetir tanpa ada pikiran tentang amplop itu.
Berbeda dengan (Namakamu) yang terus dihantui rasa penasaran dengan pria yang menghantuinya tiap ia pergi bersama Iqbaal.
Jika bersama Iqbaal diluar rumah (Namakamu) selalu mendapat hal aneh dan menurutnya seakan di sengaja."Kalau ibu hamil jangan banyak pikiran, awas loh jangan sampai stres. Apapun itu jangan sampai stres yah yang" Tutur Iqbaal.
"Iya. Aku cuma penasaran aja sama yang nyenggol aku, ini udah dua kali aku ngalamin hal yang sama dan itu juga ada kamu." Balas (Namakamu) tanpa menoleh Iqbaal.
Tangan kiri Iqbaal langsung menggenggam tangan (Namakamu) lalu mengecupnya beberapa kali, (Namakamu) tersenyum dengan perlakuan manis suaminya ini.
"It's okay baby. Ada aku, maaf soal tadi aku parno" Iqbaal sekilas menoleh (Namakamu) lalu beralih memandangi kearah depan.
"Nggakpapa, nanti kita periksa ke dokter lagi, kalau emang ada apa-apa pasti dokter kasih tahu ke kita" Balas (Namakamu).
Sampai dirumah, (Namakamu) langsung duduk menunggu Iqbaal yang masih kedapur untuk menyimpan buah yang dibeli tadi. Setelah itu Iqbaal kembali duduk disamping (Namakamu) dengan amplop yang sudah ditangannya.
Perlahan Iqbaal membuka amplop tersebut dan mendapati sebuah kertas."Surat?" Tebak (Namakamu) menoleh Iqbaal.
"Aku juga nggak tahu" Jawab Iqbaal membalas tatapan (Namakamu).
Kertas tersebut dibuka dan isi kertas itu hanya bertuliskan 'Surprise' lagi. Namun kali ini berbeda ada beberapa gambar seperti jalanan, mobil, zebra cross, dan toko.
"Aku nggak ngerti deh. Lama-lama aku muak juga kalau tiap kali di kasih ginian, ini orang kurang kerjaan banget!" Kesal Iqbaal yang langsung merobek kertas itu.
"Kamu nggak sempat mikir gitu kalau ini semacam terror?" Ucap (Namakamu).
Iqbaal kembali menoleh (Namakamu). Alisnya bertaut bingung, ia sungguh tak mengerti. Apa ini terror atau hanya sebuah kejahilan seseorang yang menganggu keluarganya.
"Nggak mungkin sayang. Pasti ada yang jahil. Jangan pikiran negatif" Balas Iqbaal.
"Ya aku cuma takutnya ini bakal terjadi terus menerus"
"Kalau ada yang ngirim lagi aku bakal paksa buat kasih tahu siapa yang suruh" Ucap Iqbaal dengan mantap.
***
Hohohohoho.....
Jangan lupa buat vote sama komen yah kawan-kawannnn, ku merasa melow kalau komen kalian cuma sedikit😭😔 padahal udah ngetik panjang....16k omg terimakasihhhhhh, aku senang sekali Doraemon eh :v
Sorry pendek itu aja:v hehe. Selamat malam minggu.
Cerita DSG jangan lupa di baca smaa vote sama komennnn... Karna Lucky fans udah mau TAMATTTT ehh... :vSekian.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY FANS [COMPLETED]
FanfictionAku hanya orang biasa Bagaimanapun aku tetap orang biasa pada umumnya, aku tidak pantas menjadi seorang yang special dihidupmu. Seakan aku hanya salah satu bintang yang beruntung diantara jutaan bintang dilangit. Tahukah kamu, kalau kamu punya banya...