Megan tak pernah selama ini menatap (Namakamu) karena tingkahnya hari ini sangat tidak biasanya. Ia menatap (Namakamu) yang sepertinya masih sibuk tenggelam dalam pikirannya itu, Megan tidak tahu sahabatnya itu sedang memikirkan apa tapi yang jelas (Namakamu) sangat aneh.
"Lo kenapa sih?! Daritadi gue perhatiin kayak orang nggak tahu jalan" Megan akhirnya membuka suaranya setelah beberapa menit diam melihar tiap gerak gerik (Namakamu) bahkan raut wajah sahabatnya itu.
(Namakamu) menghela napas berat kemudian beralih menatap Megan dengan bibir yang ia manyunkan.
"Kenapa?" Tanya Megan lagi sangat penasaran.
"Gue mimpi buruk semalam."
"Astaga gue daritadi pantengin lo terus ternyata cuma itu alasan lo kayak orang nggak tahu alamat rumah!" Megan menatap sebal.
"Ini bukan mimpi buruk biasa! Masa gue mimpi kalau gue udah pacaran sama Iqbaal, gila nggak tuh?!"
"Ya bagus dong! Terus gimana kelanjutannya?" Megan.
(Namakamu) menelan ludahnya dengan tatapan yang masih terarah ada Megan.
"Ee... Gue.."
"Apa? Cepet dong bilang"
"Argh! Susah bilangnya" (Namakamu) juga ikut kesal.
"Let me guess, if you kissed her?"
(Namakamu) merasa tebakan Megan benar adanya. Tapi ia bingung untuk menjawab apa.
"Aih... Udahlah gue udah tahu! Lo mimpi ketinggian banget deh, mana mau dia cium lo" Ucap Megan diakhiri tawa.
"Kok lo tebaknya bener sih? Salahin aja" (Namakamu) sempat terkekeh.
"Serius lo mimpinya gitu? Gue mencium bau-bau orang yang lagi jatuh cinta"
(Namakamu) terdiam sejenak mengingat kembali kejadian itu, terus terang ia masih bingung apakah itu mimpi atau tidak? Jika itu mimpi kenapa disaat bagian itu ia tidak bangun ? Apa benar kejadian itu bukan mimpi?
"Tunggu deh" Ucap (Namakamu) dengan ekspresi wajah yang sedang menganalisa.
"Why?" Megan mencoba untuk menebak ekspresi (Namakamu) itu.
"Gini yah, kalau itu mimpi kenapa disaat bagian intinya itu, gue nggak kebangun? Ya misalnya kaget gitu mimpinya tiba-tiba langsung kayak gitu."
"Memangnya lo nggak kebangun pas bagian intinya? Kalau memang enggak, berarti..."
(Namakamu) dan Megan sama-sama menatap satu sama lain. Pikiran mereka seakan memikirkan hal yang sama.
"It's not a dream but a reality!" Megan.
(Namakamu) mengusap wajahnya perlahan, apa itu benar? (Namakamu) bahkan tidak tahu.
"Gue rasa lo harus tanya sama Iqbaal. Supaya jelas itu mimpi atau bukan"
"Lo gila yah? Mana ada gue bahas kayak gitu didepan dia, kurang topik banget"
"Ya daripada lo basa-basi nggak jelas, mending langsung to the point!"
***
Iqbaal merapikan sedikit rambutnya didepan pantulan kaca toilet, ia tersenyum saat pikirannya melintas tentang kejadian semalam. Iqbaal menghela napas pelan dan melangkahkan kakinya keluar dari toilet.Ia berjalan menuju cafetaria namun saat dibelokan, langkahnya terhenti ketika mendapati (Namakamu) yang sudah ada dihadapannya. Tentu saja keduanya saling menatap, tapi berbeda dengan (Namakamu) yang tampak gugup saat berhadapan dengannya.
"Kenapa?" Tanya Iqbaal menyadarkan lamunan (Namakamu).
"Ee..."
Iqbaal menautkan alisnya mendengar (Namakamu) yang sangat grogi itu. Melihatnya Iqbaal langsung mengacak pelan rambut (Namakamu) menahan rasa gemasnya pada gadis ini.
Saat itu juga (Namakamu) langsung terdiam dengan tatapan penuh kearah Iqbaal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY FANS [COMPLETED]
FanficAku hanya orang biasa Bagaimanapun aku tetap orang biasa pada umumnya, aku tidak pantas menjadi seorang yang special dihidupmu. Seakan aku hanya salah satu bintang yang beruntung diantara jutaan bintang dilangit. Tahukah kamu, kalau kamu punya banya...