Dua pintu unit apartemen Iqbaal dan (Namakamu) bersamaan terbuka secara kebetulan, keduanya sempat menatap satu sama lain. Tapi (Namakamu) memutuskan kontak matanya dengan laki-laki itu, memilih untuk pergi lebih dulu. Bahkan saat Iqbaal ingin masuk ke dalam lift, pintu lift sudah tertutup rapat.
Sementara (Namakamu) hanya diam saja sampai pintu lift terbuka kembali, ia melangkah keluar dan segera pergi sebelum Iqbaal akan menyusulnya (Namakamu) sudah yakin Iqbaal pasti akan menyusulnya.Sudah sampai di kampus, (Namakamu) disapa oleh Megan yang kini menahannya. (Namakamu) tidak menatap Megan sama sekali, seakan menghindar dari sahabatnya ini.
"Lo kenapa? Mata lo bengkak banget tahu nggak!" Megan menatap khawatir.
"Gue mau masuk" Balas (Namakamu) hendak masuk ke kelas tapi tetap ditahan Megan.
"Lo nangis karena apa dan karena siapa? Siapa yang buat baby gue nangis kayak gini. Mata lo bengkak banget (Namakamu)"
"Meg plis" (Namakamu) kini menatap Megan.
Melihat tatapan Megan yang menuntut itu sempat membuat (Namakamu) langsung diam.
Sekarang mereka sudah ada di cafetaria. Sebelum menceritakan semuanya pada megan, (Namakamu) menghela napas pelan.
"Kemarin Iqbaal ke minimarket, nggak jauh dari apartement. Gue memang nggak mau ikut awalnya tapi nggak lama gue langsung nyusul dia. Gue nggak tahu apa yang terjadi kemarin gue cuma lihat Zara udah cium Iqbaal, gue shock dong Meg. Sekarang Iqbaal pacar gue dan gue juga berhak marah-kan ?" (Namakamu) menatap Megan dengan mata yang berkaca-kaca.
Megan sangat mengerti dengan sahabatnya ini, ia bahkan menggenggam tangan (Namakamu).
"Gue capek ngedenger dia minta maaf terus ke gue. Gue coba buat sabar dan pikir positif tentang dia, tapi dia sama sekali nggak pernah tahu perasaan gue gimana" Lanjut (Namakamu).
"Lo nggak denger penjelasannya dulu?"
"Gue berusaha Megan, tapi tetap aja bayangan Zara yang lakuin itu ke Iqbaal buat gue down. Masa lo bela Iqbaal?"
"Gue nggak bela siapapun sayang"
"Coba lo bayangin ada di posisi kayak gitu. Coba lo bayangin kalau pacar lo ci cium sama cewek lain apalagi di cium sama mantannya, sakit Meg"
"Iyaiya, lo tenang dulu. Gue tahu perasaan lo, itu sakit banget. Gue juga nggak bakal rela cowok gue di cium sama cewek lain, gue bisa marah tapi gue nggak bisa. Itu-kan yang lo rasain?"
(Namakamu) mengangguk pelan, ia tidak bisa menahannya lagi. Airmatanya sudah tak bisa menampung lebih banyak lagi dipelupuk matanya.
"Tapi... Setidaknya lo juga harus denger penjelasannya dia. Mungkin ada yang lain sampai bisa kayak gitu, kalau lo mau hubungan kalian awet dan tetap sosweet, coba selesain baik-baik. Kita udah dewasa sekarang, kalau lo menjauh dari dia lo nggak bakal tahu apa masalahnya. Malah lo cuma dapat kesimpulannya doang, gue cuma mau kalian perbaiki pelan-pelan"
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY FANS [COMPLETED]
FanfictionAku hanya orang biasa Bagaimanapun aku tetap orang biasa pada umumnya, aku tidak pantas menjadi seorang yang special dihidupmu. Seakan aku hanya salah satu bintang yang beruntung diantara jutaan bintang dilangit. Tahukah kamu, kalau kamu punya banya...