5. Teman

2K 216 3
                                    

"kalau boleh tahu, lo mulai idolain gue sejak kapan?" Iqbaal menyandarkan tubuhnya di sofa dengan tatapan yang masih terarah pada (Namakamu).

(Namakamu) menghela napas pelan diam sejenak sebelum ia berbicara.

"Nonton film Dilan, mulai dari situ gue fans sama lo. Ya masih bilang baru sih gue juga kurang tahu gimana lo lebih dalam, fans yang lain lebih tahu dibanding gue. Mereka lebih tahu lo kayak gimana, beda dengan gue" (Namakamu) tersenyum ia merasa senang.

"Mungkin lo bakal jadi orang yang lebih tahu gue lebih dalam dibanding mereka. Fans gue cuma tahu gue dari luar aja tapi dibelakang mereka, mereka nggak tahu itu"

(Namakamu) sedikit terkejut mendengarnya, disisi lain ia juga tidak bisa menyangkal bahwa ia salah satu orang yang beruntung tapi disisi lainpun ia memikirkan hal yang akan terjadi kedepannya entahlah seperti sesuatu yang sulit untuk ia tebak.

"Kalau gitu, gue balik dulu." (Namakamu) pamit pada Iqbaal lalu bangkit berdiri berjalan dengan santai kearah pintu keluar.

***
Keesokannya tepat dikampus, Megan menatap Iqbaal yang datang menghampiri mereka di cafetaria, duduk berhadapan dan senyum manis itu.

"Boleh duduk disinikan? Brandon lagi di toilet dia suruh gue langsung kesini aja, mumpung ada kalian gue duduk disini. Nggak keberatan kan?" Iqbaal memberi penjelasan sebelum keduanya bertanya.

(Namakamu) menyeruput minumannya sambil menatap Iqbaal yang tersenyum kearah Megan namun beralih menatap dirinya yang membuat (Namakamu) beralih ke ponselnya.

"Lo temenan sama brandon?" Megan dengan shocknya.

"Memangnya kenapa dengan dia? Ada yang salah?" Iqbaal menautkan alisnya menanggapi ucapan Megan.

"Brandon itu penganggu tahu" Balas Megan sambil memainkan sedotan minumannya itu.

"Mungkin dia suka sama lo makanya dia gangguin" Iqbaal diakhiri kekehan.

"Ngarang banget kalau ngomong." Megan sedikit kesal.

"Fans gue sibuk banget nih pantengin hp terus" Iqbaal tanpa melirik kearah (Namakamu).

"Lo udah tahu kalau dia--"

"Udah" Potong Iqbaal cepat.

"Tapi skarang kalian temen gue jadi nggak ada namanya artis disini, kita sama-sama belajar disini." Lanjut Iqbaal.

Sementara (Namakamu) ia sedang membaca komentar di postingam terakhirnya waktu itu, komentar yang sangat banyak dan beragam.

"Dia nggak cocok kalau pacaran sama Iqbaal"

"Kayak gini dibilang cantik? Yaelah, kayak nggak ada cewek lain aja didunia"

"Kenapa harus cewek ini? Gue penasaran ini pacarnya Iqbaal atau enggak"

"(Namakamu) gue rasa, gue mulai fans sama lo. Lo cantik banget, stalk terus lihat foto-foto lo malah buat gue puji lo ratusan kali"

"Haters selalu ada"

"Iqbaal jangan pacaran sama dia, dia nggak cocok. Mending sama aktris yang lebih cantik dari dia😏"

"Cari yang sederajat aja baal"

(Namakamu) sedikit sakit hati membaca komentar itu, padahal ia sama sekali tidak tahu apa salahnya bahkan untuk berpacaran dengan idolanya ini pun tidak. Kenapa mereka berpikir terlalu jauh? Apa sebegitu takutnya mereka jika idolanya berpacaran?

"Baca apa sih?" Iqbaal malah fokus pada (Namakamu), ia melihat wajah gadis itu yang serius membaca sesuatu.

(Namakamu) mendongakkan kepalanya menatap Iqbaal yang juga menatapnya.

LUCKY FANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang