Iqbaal menatap (Namakamu) penuh tanda tanya, sudah berapa menit berlalu gadis itu diam sibuk dengan pikirannya. Entah apa yang dia pikirkan Iqbaal merasa ada sesuatu yang ia sembunyikan darinya yang entah apa itu, tangannya perlahan menggenggam tangan gadis itu menatap lembut.
"Cerita kalau ada masalah, kamu kalau diem gini aku nggak tahu apa masalah kamu" Ucap Iqbaal.
Bukannya menjawab (Namakamu) hanya menatap Iqbaal yang tak lama menyembunyikan perasaan khawatirnya dengan senyum manis.
"Nggak ada apa-apa, aku sedih aja kita bakal pisah" Balas (Namakamu).
"Memangnya kamu pergi duluan?"
"Iya, Megan udah telfon aku dari kemarin. Ada yang mau diurus"
"Kapan berangkatnya?"
"Besok"
"Cepet banget yang, aku masih mau kamu disini gimana dong?"
"Kamu kayak anak kecil aja, kita juga bakal ketemu di kampus lagi o'on. Bukannya kamu juga masih sibuk? Katanya jadi bintang tamu di salah satu acara Tv"
"Iya juga sih, tapi kamu bisa temenin aku juga"
"Ya nggak bisa dong. Megan udah desak aku supaya cepet kesana"
"Dasar bule"
"Dia emang bule, sayang" (Namakamu) terkekeh pelan menatap Iqbaal.
"Aku anter ke bandara yah? Jangan nolak!"
"Tapi harus ada mama" Balas (Namakamu).
"Iya nggakpapa, calon suami harus baik juga dong sama mama" Goda Iqbaal.
"Ih apaan sih! Jangan gombal"
"Beneran tahu, kalau sampai aku nikahin kamu gimana hayo? Kamu mau lari kemana?"
"Ke hati kamu" Balas (Namakamu) tertawa pelan.
"Hai Baal"
(Namakamu) berhenti tertawa menatap gadis yang baru ia lihat sekarang. Gadis yang pernah singgah di hati Iqbaal dan kini dirinya yang mengisi hati laki-laki itu.
"Eh Zara, lo sendirian?"
(Namakamu) sedikit terkejut dengan tanggapan Iqbaal pada Zara yang begitu ramah sekali seakan melupakan dirinya.
"Iya, gue sendirian. Gue mampir disini sebentar mau refreshing pikiran" Balas Zara tersenyum.
Zara sadar dengan kehadiran (Namakamu), ia menatap gadis itu yang sepertinya merasa risih. Risih akan kehadirannya yang menganggu waktunya dengan Iqbaal, Zara tahu persis ekspresi itu.
"Hai (Namakamu)" Sapa Zara yang kini ditatap (Namakamu).
"Hai" (Namakamu) membalasnya lembut.
"Eh duduk aja, daripada lo duduk sendiri mending gabung sama kita aja. Kan sayang?" Iqbaal bersuara menatap (Namakamu).
(Namakamu) sebenarnya tidak mau jika Zara ada ditengah-tengah mereka, namun ia terpaksa mengiyakan permintaan Iqbaal. Kini Zara duduk disampingnya berhadapan juga dengan Iqbaal.
"Gue beneran nggakpapa nih duduk disini? Gue jadi nggak enak sama kalian, gue kayak ganggu waktu kalian" Ujar Zara tersenyum kikuk.
"Emang ganggu" Gumam (Namakamu) didalam hatinya.
"Ah nggakpapa kok, (Namakamu) juga nggak keberatan iya-kan?" Balas Iqbaal.
"Iya nggakpapa, daripada lo duduk sendiri lebih baik gabung aja" (Namakamu) bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY FANS [COMPLETED]
FanfictionAku hanya orang biasa Bagaimanapun aku tetap orang biasa pada umumnya, aku tidak pantas menjadi seorang yang special dihidupmu. Seakan aku hanya salah satu bintang yang beruntung diantara jutaan bintang dilangit. Tahukah kamu, kalau kamu punya banya...