53.

1.3K 136 4
                                    

"ini satu, ini dua, ini dua, ini--"

"Banyak banget yang" Ucap Iqbaal melihat (Namakamu) yang mengambil cemilan.

(Namakamu) menoleh kebelakang menatap Iqbaal namun beralih lagi mengambil cemilan yang ia sukai kemudian meletakkan dikeranjang.

"Siapa tahu bisa nemenin nonton" Jawab (Namakamu) tersenyum menatap semua snack yang ada.

"Masih ada yang lain, jangan terlalu banyak" Iqbaal kini mengambil beberapa snack yang (Namakamu) ambil sebelumnya, meletakkan snack sesuai tempatnya.

"Sayang!" Kesal (Namakamu) menatap Iqbaal.

"Kita baru sampai kamu udah nyari snack duluan, memangnya kamu mau makan itu tiap hari? Nggak baik juga buat kesehatan kamu" Balas Iqbaal lalu melangkah lebih dulu dengan keranjang.

"Yaudah" (Namakamu) memilih mengalah lalu mengikuti jejak Iqbaal.

(Namakamu) hanya mengikuti langkah Iqbaal, melihat Iqbaal yang mengambil kebutuhan mereka.
Dari arah berlawanan, seseorang dengan sengaja menyenggol (Namakamu) menyadari itu, (Namakamu) langsung menoleh pada orang tersebut yang memakai pakaian serba hitam dan masker serta topi jadi pelengkap pakaiannya.

"Siapa?" Tanya Iqbaal yang mendapati (Namakamu) sedang menatap kearah belakang.

(Namakamu) kembali menoleh ke arah Iqbaal serta gelengan pelan. "Nggak tahu, nggak sengaja nyenggol. Nggak minta maaf pula" Jawab (Namakamu) menatap Iqbaal.

"Yaudah biarin aja, nggak usah ambil pusing" Balas Iqbaal kemudian melanjutkan langkahnya.

(Namakamu) menjadi penasaran dengan laki-laki tadi, ia rasa pada saat menyenggol laki-laki tampak sengaja melakukannya dan pergi begitu saja.

Setelah berbelanja beberapa keperluan, mereka beralih ditempat makan karena perut sudah meminta untuk diisi.

"Besok aku mau ketemu sama papa" Ucap (Namakamu) memberitahu.

"Boleh, aku anter" Balas Iqbaal namun segera ditolak halus (Namakamu).

"Nggak usah, bukannya besok kamu ngumpul bareng temen-temen kamu?" (Namakamu).

"Ya nggakpapa, supaya aku langsung ke rumah temen aku pas udah anter kamu"

"Rumah papa aku jauh sayang, aku nggakpapa kok sendiri" (Namakamu) tetap kekeh menolak tawaran Iqbaal.

"Yaudah aku batalin buat ngumpul bareng, aku mau anter kamu. Jangan ngebantah" Iqbaal.

(Namakamu) langsung diam memilih menatap Iqbaal yang serius dengan ucapannya. Yang Iqbaal takuti adalah gadisnya akan di ganggu lagi oleh laki-laki brengsek yang sudah muncul dihadapannya waktu itu, ia tak mau kejadian itu terulang lagi dan membuat dirinya gagal menjaga (Namakamu).

"Demi keselamatan kamu sayang. Aku nggak mau Angga tiba-tiba datang dan ganggu kamu lagi, sekarang aku juga punya hak ngejagain istri aku" Lanjut Iqbaal mengusap lembut rambut (Namakamu).

Menanggapi hal itu (Namakamu) tersenyum kearah Iqbaal, laki-laki itu penuh tanggung jawab dan dewasa.

Iqbaal.e

e

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LUCKY FANS [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang