02. Nathaniel Pradipa

3.3K 135 3
                                    

Dengan wajah serius mendengarkan penjelasan dari Bu Ira, sesekali tangan Alana menulis yang Bu ira tuliskan dipapan tulis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan wajah serius mendengarkan penjelasan dari Bu Ira, sesekali tangan Alana menulis yang Bu ira tuliskan dipapan tulis. Alana mencoba memahami penjelasan.

Alana juga termasuk dalam organisasi disekolah, karena kepintaran Alana. Alana bisa menjabat menjadi wakil ketua osis.

Tok tok tok

Yang tadinya murid-murid didalam kelas memperhatikan Bu Ira yang tengah menjelaskan tentang ekonomi dimasa perperangan, beralih menatap sesosok gadis dengan kaca mata bulat yang tadi mengetuk pintu kelas yang terbuka.

“Cari siapa?” tanya Bu Ira langsung. Gadis tersebut membenarkan letak kacamatanya.

“Kak Alana Bu, disuruh keruang osis.” ucap Melani, gadis berkacamata itu. Alana berdiri dari tempat duduknya lalu menuju meja Bu Ira meminta izin.

“Saya keruang osis dulu Bu,” izin Alana, Bu Ira hanya mengangguk.

Sesampai diruang osis semua nya tersenyum senang ada juga yang menyapa Alana dengan riang, senang rasanya Alana kembali lagi. Apalagi, Alana sangat berpengaruh dalam keanggotan osis ini.

Alana menghampiri Fina--si ketua osis-- Fina yang sibuk dengan laptopnya tidak menyadari jika Alana berada disampingnya tengah melihat apa yang Fina lakukan.

“Sibuk banget, kak!” Fina menoleh kesebelahnya, dia memutar mata malasnya melihat Alana. “Dah balik lo? btw jangan panggil gue kak, umur sama juga.”

Alana tertawa kecil. Memang umur Alana dan Fina setara, hanya saja Fina berada dikelas 12 lalu Alana berada di kelas 11. Pasti kalian tahu alasan nya kenapa Fina yang umurnya sama dengan Alana bisa dikelas 12.

“Iya, iya Fin. Galak banget sih,” gerutu Alana sambil memasang wajah pura-pura kesal.

“Yaudaa, apanih yang harus gue kerjain?” tanya Alana, Fina melihat kearah belakang tepatnya kearah setumpuk kertas putih diatas meja. Mata Fina kembali fokus pada laptopnya.

“Lo anterin kertas yang ada diatas meja ke ruang bk ya, gue lagi ribet nih.” kata Fina, Alana mengangguk. Lalu berjalan kearah meja.

Alana mengangkat tumpukan kertas itu, dia agak sedikit kesusahan karena tumpukan kertas itu lumayan berat.

“Duluan Fin!” kata Alana seraya membawa tumpukan kertas itu.

---

Alana mengetuk ruang bk dengan hati-hati, siapa tau yang keluar pak Syerif, bisa berdiri sampai pulang sekolah cuma dengerin ceramahan pak Syerif.

Kisah Alana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang