JANGAN LUPA VOTE DAN COMENT YA, MAAF SEKARANG ALANA UDAH JARANG UP. POKOKNYA KALO MAU AKU UP NYA SEMINGGU 3 KALIAN HARUS VOTE DAN COMENT.
---
Dua minggu berlalu, setelah pertengkaran Alana dan Adam pada waktu itu dan kedatangan Razkel membuat Alana tak sendiri lagi.
Sekarang Alana dan Razkel berada dimobil, Razkel menjemput Alana dari sekolah. Karena besok Laras sudah pulang dari singapur dan Adam beserta istri dan anak nya belum juga pulang.
Mereka merencakan sesuatu untuk besok, rencana nya akan membawa Laras kesuatu Apartement dijakarta milik Razkel untuk membuat suprise kecil-kecilan.
"Sumpah kangen banget sama mama, Kak!" pekik Alana dengan heboh didalam mobil. Razkel menutup telinga nya dengan sebelah tangan.
"Untung didalam mobil, kalo diluar bisa - bisa orang yang denger suara lo. Langsung budek, kali." nyinyir Razkel.
Alana hanya bisa mendengus kesal pada kakak nya, beberapa menit kemudian. Mobil Razkel tiba didepan pintu gerbang rumah Alana. Namun? Sebentar!
Alana mengenali mobil hitam itu, Alana menutup mulut nya dan menepuk-nepuk bahu Razkel dengan heboh. "Kak,"
"Paan," Razkel sedang mencari dibawah.
"Itu bukan nya mobil, Om Abi." seketika Razkel bangkit dari mendunduk.
Mereka saling bertatapan. "Mama!" ucap mereka bersamaan. Kedua adik kaka itu segera turun. Tergesa-gesa naik kedalam rumah. Mereka berhenti mendapati Om Abi, dan mama nya sedang duduk bersebelahan dan papanya dan Dena duduk bersampingan. Menatap Alana dan Razkel.
"Alana, sayang!" pekik gembira mama nya, Laras menghampiri Alana. Alana tersenyum kaku.
"Mama." gumam Alana seraya memeluk Laras, "Alana kangen banget."
"Sama nak, mama juga kangen."
Om Abi berdiri, tidak lupa dia melirik Adam dan Dena dengan tatapan tajam. "Alana, om pulang dulu ya."
Alana melepaskan pelukan Mama nya, lalu bersalaman dengan Om Abi. "Lho kok cepet banget, nggak mau nginep?"
"Nggak deh, soal nya kamar nya udah penuh disini. Jadi nginep di hotel aja, besok pulang." tutur om Abi, Alana menangkap pernyataan om Abi yang sedang menyindir Adam.
"Yaudah, om hati - hati ya." Alana kembali bersalaman, diikuti Razkel dibelakang.
Setelah mengantarkan Om Abi keluar, Alana, Laras, Dan Razkel kembali masuk kedalam rumah. Alana selalu melihat wajah Laras, tidak ada kesedihan diwajah nya.
"Mama, kok cepet pulang nya?"
"Bukan nya besok?" tanya Razkel, Alana ikut mengangguk.
"Surprise." satu kata yang keluar dari mulut Laras.
Adam membuka pembicaraan. "Ras, aku minta maaf soal aku tinggal disini. Aku cuma mau jagain Alana."
Laras berbalik menghadap kearah Adam, dengan senyum. "Nggak papa, Mas. Ini rumah kamu juga, nanti biar aku sama anak - anak yang pindah!"
"Maksud mama apa?" tanya Alana dengan kebinggungan.
"Kenapa kita harus pindah?"
"Mama udah mutusin buat cerai dari papa kamu," Alana menggeleng. Laras segera memegangi bahu Alana. "Nggak ada yang bisa mama perjuangin, mungkin papa kamu udah bahagia sama yang sekarang."
"Kita mulai dari awal ya, Nak. Hidup tanpa papa-"
"Mama inget kan, sebelum mama pergi kesingapur? Alana udah janji bakalan perjuangin keluarga kita, dan janji Alana akan selamanya mah. Sampai Alana bisa muat keluarga kita utuh lagi."
"Mama melepaskan papa demi tante Dena, sama aja mama membuat Aku sama kak Razkel jadi broken home, mah."
"Didunia ini aku paling benci sama kata 'Berpisah' 'pergi' dan 'Melepaskan"
"Alana benci dengan kata - kata itu mah," Alana berlari dengan cepat menuju kamar nya.
---
Malam ini, Malam terburuk dari banyak nya malam yang mengesalkan. Alana hanya bisa memandangi langit yang penuh bintang.
Terlalu banyak beban hidup, namun inilah kenyataan nya. Mau tidak mau, Alana harus menerima. Tapi, bagaimana pun Alana juga tidak mau terus - menerus terjebak dalam situasi ini.
"Alana! Al."
Alana menoleh, berjalan kearah pintu kamar nya dan membuka. Ternyata itu adalah Razkel.
"Makan, semua udah ngumpul dimeja makan."
Alana menghela napas dan berbalik. "Males, ah"
Razkel langsung menarik tangan Alana, membuat gadis itu tidak bisa apa-apa. Untuk memberontak pun mana bisa, Razkel menarik tangan nya dengan paksa. Dasar kakak durhaka. Eh.
Alana duduk bersebelahan dengan Razkel, wajah nya masih kesal dengan kakak nya satu ini. Sumpah demi apapun, Rasanya Alana ingin menabok Razkel yang sedang cengar - cengir seraya menuangkan air kedalam gelas.
"Alana mau ayam?" tanya Dena lembut.
"Nggak!" jawab ketus Alana, Laras langsung melemparkan tatapan tajam.
"Alana, kamu nggak boleh gitu."
"Ya," jawab Alana seraya mengambil nasi dari tangan Razkel.
Sekian lama nya mereka diam dimeja makan, akhirnya Adam membuka bicara. "Hm-- Ras, hari ini aku sama Dena dan Tasya mau kembali kerumah yang lama."
"Kenapa, Mas?"
"Ya, aku cuma nggak mau nambah masalah disini."
"Bagus deh." gumam Alana.
"Nggak lah mas, kamu disini aja biar aku, Razkel dan Alana yang pindah-"
"Nggak, nggak ada diantara aku, ka Razkel sama mama yang pindah dari rumah ini."
"Alana-" Razkel menahan amarah Alana agar tidak tumpah dimeja makan.
"Al, kita bisa cari rumah yang lebih gede atau lebih baik dari ini."
"Mah ini bukan masalah gede atau baik, ini tentang banyak nya kenangan dirumah ini. Alana lahir disini, besar disini, dan banyak lagi."
"Apa mama mau pergi ninggalin rumah ini?"
"Maaf, mah. Alana nggak bermaksud buat lancang sama mama, tapi Alana Jadi mama. Alana nggak bakalan pergi dan merelakan orang yang Alana sayang pergi bersama orang lain.".
"Jika mama mundur bukan mama kalah, dan jika mama maju bukan juga menang. Ini bukan masalah kalah atau menang, ini tentang kalian."
"Mama mau cerai sama papa, bukan hanya ngecewain aku, Ka Razkel aja. Tapi Luna, papa sama mama tau kan kalo Aluna paling nggak suka kalo kalian berantem. Apalagi pisah, oke kalo Alana setuju kalo mama sama papa cerai. Apa hati ikhlas? Nggak mah, pah. Apalagi Luna,"
Alana berdiri, Adam dan Laras masih diam. "Maaf, menggangu makan malam kalian. Permisi,"
Alana naik keatas, tiba-tiba air matanya jatuh. Alana tidak tau apa kata - kata nya itu membuat mama nya atau papa nya yang sakit. Namun Alana hanya bicara apa yang ada didalam benak nya selama ini.
Nyata nya luka adalah yang membuat kita menjadi manusia paling pembohong didunia. hanya Untuk menutupi kesedihan.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Alana (SELESAI)
Genç Kurgu"Kisah yang diawali dengan bahagia harus diakhiri dengan dukacita." Bertemu dengan Nathan adalah awal kebahagiaan Alana, satu-satunya cowok yang menemani nya dimasa-masa terpuruk. Cowok yang bisa menjadi hangat dan dingin dalam satu waktu ini mamp...