Kisah Alana (SELESAI)

Epilog

Bruuumm..brumm..

"Kak..!!?"

Nathan cengengesan kecil, dia melihat cewek cantik yang belakangnya tengah kesal.

"Iyaa, sori." Alana mencibir kecil. "Jangan ngikutin Kak Langit, jangan main motor yang balap-balap gitu."

"Ntar lo kenapa-kenapa gimana?"

Nathan yang tengah memanaskan motor kesayangan nya didepan rumah ditemani oleh Alana yang duduk kursi didekatnya.

"Ya gimana ya, gue orang nya bukan sombong atau pamer Al. Cuman Langit bisa naik motor terus suka balapan itu belajar nya sama gue!"

Alana kesal lalu melempar sendalnya pada Nathan, cowo itu menghindar sambil tertawa.

"Lo yaa!!?"

"Gue nggak suka, Kak. Nanti kalo kenapa-napa gimana?"

Nathan menghampiri Alana yang duduk dengan wajah sedih. "Kata siapa?" dia berjongkok.

"Apanya?" tanya balik Alana.

Nathan gemas menyentil hidung Alana. "Kata siapa gue bakalan ninggalin lo?"

Alana diam, tatapan lurus menatap mata Nathan.

"Gue disini, Al!" Nathan meletakan tangan nya pada dada Alana. "Gue enggak pernah pergi, mau gue pergi sejauh apapun aku tetap bersama kamu."

"Jadi jangan sedih lagi ya,"

Alana mengangguk.

"Minta tolong boleh?"

Alana kembali mengangguk. "Boleh, apa?"

"Ambilin tisu dong, wajah aku kotor."

"Iya bentar."

Alana berjalan masuk kedalam rumah memgambil tisu diatas meja makan dan berjalan kembali keluar.

"Didalam nggak ada makanan ya, Kak, aku gofood-"

Kepala Alana menoleh semua arah, bahkan kembali masuk kedalam rumah.

"Kak..!"

"Kak ini tisu nya,"

"Kak Nathan.."

"KAKKK...!!?"

"NATHANNN.."

Ibu dewi datang masuk menerobos kekamar, dia melihat Alana yang berteriak nama Nathan dengan histeris.

"Sayang.."

"Alana cantik, bangun sayang,"

Perlahan Alana membuka matanya dia melihat keatas, dia terkekeh kecil ketika menyadari tadi adalah mimpi. Dia mencoba duduk sambil melihat ibu dengan wajahnya yang habis menangis.