52. Kenyataan

238 14 0
                                    

Kalo di tanya:
mengulang atau orang baru?
Kalo aku: orang baru, kenapa? Ya.. kalo mengulang, awalnya dan akhirnya akan tetap sama. Manis lalu pahit.

---

Hari Senin tiba, Alana sudah kembali pulih. Sekarang, Alana sudah siap didalam mobil bersama Tasya menuju sekolah SMA Kebangsaan.

Alana melihat Tasya dengan bingung, kenapa Tasya saat akan pergi kesekolah Aluna dia menjadi diam dan murung.

"Lo nggak papa, Sya?"

Tasya tersadar langsung tersenyum pada Alana, "Hah? Oh enggak gue nggak papa,"

Alana masih melihat Tasya yang tersenyum padanya, "Oke..,"

Alana kembali melihat handphone nya fotonya bersama Aluna saat berusia 9 tahun.

"Bantu gue ya, Luna. Bantu gue buat cari tahu semua," kata Alana dengan nada lirih.

"Mbak Ana ini sudah sampai!" ucap pak Tarso supir pribadi milik keluarga.

Alana melihat sebentar sekolah itu, sebelum dia turun dari mobil. Sekolah ini benar-benar mirip seperti sekolah yang dimimpinya, bahkan pos satpam yang berada didepan sekolah.

"Ayo, Sya."

Brak..

"Al!" Tasya mencekal lengan Alana, "Lo udah yakin?" tanya Tasya. Alana terkekeh kecil sambil melihat Tasya, "Tentang mimpi dan Alana kenapa gue nggak yakin?"

Tasya mengangguk dengan senyum lebar, "Ayo!!"

Mereka keluar dari mobil berjalan menuju pos satpam.

"Permisi pak,"

Pak satpam yang berjaga itu terlihat kaget dan langsung bediri melihat Alana.

"Mbak Luna?" ucap saptam tersebut dengan senang, satpam yang bernama Janu itu mengerjapkan matanya berkali-kali.

Alana merapatkan bibirnya, sesekali dia melihat satpam tersebut.

"Tapi saya bukan, Luna, pak!" jawab Alana dengan nada kecil. Bapak tersebut nampak tidak percaya, "Lho, bener kok ini mbak Luna."

Pak Janu tertawa kecil, "Mbak Luna bercanda ah, masa lupa sama pa Janu. Setiap pagi yang ngasih bekal buat, pak Janu? Inget nggak?"

Alana melihat ditangannya yang dia bawa, awalnya dia membawa kue ini untuk dimakan nanti kalo lapar saat menunggu nanti. Cuman, melihat pak Janu yang sangat yakin jika Alana adalah Aluna membuat dia memberikan nya pada pa Janu.

"Buat bapak!" Alana memberikan kue itu pada pak Janu, pak Janu menerima nya dengan senang hati.

"Wahh," pak Janu mencium kue yang diberikan oleh Alana.

Alana memperlihatkan foto nya berdua dengan Aluna pada pak Janu. "Tapi saya Alana pak, bukan Aluna. Saya saudara kembarnya, maaf sebelumnya saya tau bapa kaget dan sekarang saya belum bisa cerita sekarang."

Pak Janu melihat nanar foto itu, wajahnya nampak sedih. "Bukan mbak Luna ya, maaf ya tadi saya--"

Alana menggeleng cepat, "Nggak papa, saya paham."

"Jadi, kesini mau apa mbak?"

"Mau ketemu kepala sekolahnya, bisa pak?"

"Duh bapak nggak tau ya, cuman coba saja masuk dulu." kata pak Janu. "Dari sini mbak masuk aja kedalam, disisi kanan mbak itu nanti ada tulisan ruang kepala sekolah," jawab Pak Janu.

Kisah Alana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang